Sabtu, 18 Desember 2010

PENGARUH PEMUDA DALAM AKTIVITAS (KERJA) DAKWAH

Makalah DM II KAMMI

“Sesungguhnya Allah Menyukai orang-orang yang berperang
dijalan-Nya dalam barisan yang teratur,
seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh
(QS : As-Shaft : 4)



“Keyakinan atau aqidah adalah perkara yang hati
membenarkannya, jiwa menjadi tentram karenanya, dan menjadikan rasa
yakin pada diri tanpa tercampur oleh keraguan dan kebimbangan.
Keyakinan memerlukan pembenaran dari akal
dan dikukuhkan dengan analisa yang benar.
(Hasan Albana)



Rahasia kesuksesan adalah ia harus diorganisir
dan harus konsisten dengan standar-standar zaman.
(Maulana Wahiduddin Khan)


PENDAHULUAN
Sejarah telah mencatat bahwa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari perjuangan para pemuda. Sebut saja pada tahun 1928 para pemuda berani menyatakan sumpahnya untuk menyatukan bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan agama, suku, dan budaya. Dan kemudian mereka terus mengawal perjuangan kemerdekaan yang melahirkan para-para pejuang yang tidak diragukan kemilitansinya.

Rangkaian perjuangan pemuda ini semakin teruji pada tahun 1998 sebagai bagian dari tekanan rezim otoriter orde baru yang sudah berjalan selama 32 tahun, itu kemudian melahirkan gelombang aksi dari para pemuda yang dipelopori oleh mahasiswa, sebagai bentuk ketidakpuasan atas rezim orde baru tersebut.mereka tidak lain adalah mahasiswa yang tergabung dalam kesatuan aksi mahasiswa muslim Indonesia (KAMMI) dengan basis utamanya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang sudah marak diperguruan tinggi seluruh Indonesia.

Itulah pemuda,ia memiliki perasaan yang menggelora dan nurani yang menyala untuk melawan setiap kezaliman, ini terjadi jika ia berada dalam garis-garis kebenaran yang selalu menuntun nuraninya. Bagaimana jika para pemuda itu berada pada garis yang salah ? dan bagaimana jika pemuda yang berada pada garis yang salah tersebut bergabung dalam dakwah ? Apakah ia akan membantu dakwah ini atau ia malah menjadi duri dalam daging yang bisa memperlambat aktivitas dakwah ? sejauh mana pengaruh pemuda dalam dakwah berikut penjelasannya.




ISLAM MEMANDANG PEMUDA
Menurut Hasan Albana Islam adalah suatu system universal yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Negara dan kebangsaan, pemerintahan dan kemasyarakatan, moral dan kekuatan hokum, kasih sayang dan keadilan serta material dan spiritual.

Inilah islam , ajaran yang dibawah oleh Rasul Allah Muhammad saw benar-benar menyentuh kesegala aspek kehidupan termasuk masyarakat yang didalamnya terdapat pemuda . didalam Al- Qur’an Allah swt mengingatkan kita akan kisah Ashhabul kahfi yang di lindungi Allah dengan ditidurkan-Nya mereka selama 309 Tahun Qomariah Didalam Gua dan Ashhabul ukhdud yang menentang penguasa Otoriter yang zalim. Parit api ternyata bukan hanya membawa mereka semata kedalamnya menuju surga Allah tetapi juga berhasil menyeret rakyat yang dibelahnya untuk mati bersama para pahlawan muda. Sebagaimana Firman Allah :

“Ingatlah tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung kedalam gua lalu mereka berdoa : Wahai Tuhan kami berikanlahrahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami” (QS Al kahfi : 10)

“Binasalah dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit (Ashhabul Ukhdud) yang berapi (dinyalakan dengan kayu bakar) ketika mereka disekitarnya sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman dan mereka tidak menyiksa orang –orang itu melainkan karena mereka beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, yang mempunyai kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (QS Al Buruj : 4-9)

Islam sangat memandang pemuda sebagai tonggak kebangkitan islam. Ruh pembaharu didalam masyarakat, agama, dan Bangsa. Bahkan Allah swt menjamin pemuda yang bertaqwa untuk masuk kedalam surga Allah swt, sebagaimana hadis Rasulullah saw, tentang tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan dihari dimana tiada perlindungan selain perlindungan Allah swt. Diantara tujuh golongan tersebut terdapat pemuda yang hidupnya tumbuh dari aktifitas beribadah kepada Allah.

Berdasarkan hal diatas seharusnya menjadi sebuah motivasi bagi pemuda untuk tetap berjuang menentang setiap kezaliman dan menjadi ruh – ruh baru dalam masyarakat yang ia tempati. Karena sesungguhnya Allah akan menjanjikan surga bagi mereka yang berjuang dijalan Allah

PEMUDA DAN PERGERAKAN DAKWAH
Gerakan menurut Syaikh Mushthafa Masyhur adalah kegiatan yang merupakan produk suatu keputusan jamaah yang selaras dengan Manhaj (system) yang telah ditentukan bersama.
Sedangkan Dakwa diartikan sebagai mengajak manusia dengan hikmat dan nasehat yang baik agar keluar dari Thaghut menuju ke cahaya islam.

Antara pemuda dan pergerakan dakwah adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Didalam dakwah dibutuhkan tenaga-tenaga muda yang mampu menggerakkan dakwah untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini disebabkan karena didalam diri pemuda terdapat beberapa potensi seperti yang digambarkan oleh Hasan Albana :

“Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang dijalannya, semangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal serta berkorban dalam mewujudkannya. Keempat rukun ini yakni Iman, Ikhlas, Semangat, dan Amal merupakan karakter yang melekat pada pemuda. Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan itu adalah hati yang bertakwa,dasar semangat itu adalah perasaan yang menggelora dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Hal itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda”.

Dengan demikian ada empat potensi pemuda yang jika potensi ini berada dalam pergerakan dakwa akan sangat baik dan dapat membantu Aktifitas dakwah. Keempat potensi ini yaitu ;

1. Iman dengan dasar keimanan adalah Nurani yang menyala.
2. Ikhlas dengan dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa.
3. Semangat dengan dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa.
4. Amal dengan dasarnya adalah kemauan yang kuat.

Dengan empat potensi pemuda diatas jika pemuda tersebut berada pada garis kebenaran maka ia dapat menjadi tentara-tentara dakwa yang dapat bermanfaat bagi kemasylahatan umat. Itulah sebabnya mengapa dalam kharakteristik dakwa harus berkhidmat pada pemuda, karena pemuda jika telah dibina dan fikriahnya terbentuk maka ia akan menjadi asset dakwa yang dapat membantu pergerakan dakwa tersebut, mengapa tidak ? pemuda memiliki umur dan kekuatan yang masih prima untuk tetap berjuang menuntaskan perubahan, hal ini tidak berarti bahwa kaum tua diperlukan dalam perjuangan kebenaran, orang tua tetap menjadi panutan/Pembina bagi para pemuda tersebut.

PENGARUH PEMUDA DALAM PERGERAKAN DAKWA
Sejauh mana pengaruh pemuda bagi aktivitas (pergerakan dakwa) ? seperti yang kita ketahui pengaruh seseorang dapt berupa pengaruh yang positif dan pengaruh yang negative. Adapun pengaruh pemuda dapat diuraikan sebagai berikut :

1.Pengaruh yang positif
Pengaruh positif terjadi jika pemuda yang bergabung dalam Aktifitas dakwa dapat memberikan manfaat bagi dakwa tersebut. Artinya ia tidak menjadi sumber masalah tetap menjadi sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah. Pemuda seperti ini bekerja pada kondisi apapun , keikhlasan dalam berjuang untuk Allah menjadi watak perjuangannya, tidak pernah surut semangatnya walaupun ia tidak mempunyai jabatan dalam aktifitas dakwa tersebut, tidak mudah mengelu dan tetap bersikap optimisme.

Seperti para sahabat Rasulullah Mush’ab bin umair misalnya, merupakan salah satu pemuda yang merupakan duta islam pertama yang dapat menyebarkan dakwa di Madinah dan berhasil membangun masyarakt disana, Mush’ab sebagai guru pertama di madinah dapat memperluas jaringan dakwa dan kadernya. Berkat perjuangan Mush’ab madinah menjadi basis islam dikemudian hari.

2. Pengaruh yang Negatif
Pengaruh negative terjadi jika pemuda yang bergabung dalam aktifitas dakwa menjadi sumber masalah dalam dakwa tersebut. Sebagaimana ungkapan pujangga lama :

“ Al’askarul ladzi tasuduhul bithalah yujidul musyaghabati”
(kader yang tidak punya kemampuan untuk berbuat sesuatu sangat potensial membuat kegaduhan dalam kerja dakwa).

Inilah yang paling kita khawatirkan jika seandainya ada pemuda yang bergabung dalam aktifitas dakwa lalu menjadi duri dalam daging maka ia akan memperlambat jalannya roda dakwa . sebagaimana Syaikh Mushtafa Masyur menguraikan factor Ancaman internal salah satunya disebabkan karena “adanya beberapa anasir yang menyusup dalam tubuh organisasi dengan mempengaruhi anggota yang lemah untuk menghancurkan organisasi mereka mencoba mempengaruhi anggota untuk memihak padanya dengan menggunakan cara apa saja”.

Mungkin saja pemuda seperti ini mempunyai fikriyah (pemikiran) yang cerdas namun kekuatan ruhiyah (spiritual) yang lemah atau ia memiliki penguasaan lapangan yang baik tetapi tidak memehami apa sebenarnya dakwa kharakteristik dakwa seperti apa dan sebagainya. Yang lebih mengherankan lagi kita sering terjebak dengan mereka yang mempunyai kecerdasan berbicara, kemampuan dalam membuat konsep sulit mengaplikasikannya. Akibatnya muncul perasaan mudah tersinggung jika tidak dipuji kinerjanya atau sering futur (hilang semangat) sehingga potensi yang disebutkan oleh imam Hasan albana seperti Iman. Keikhlasan, semangat, dan Amal perlahan-lahan menghilang dari diri pemuda tersebut.

Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah berada diposisi manakah kita ? apakah kita termasuk pemuda yang memberikan pengaruh positif bagi dakwa ini atau malah sebaliknya kita menjadi pemuda yang memberikan pengaruh negative yang menjadi sumber masalah . hanya kitalah yang mampu menjawabnya. Namun yang perlu kita pahami adalah :
“Dakwa tidak pernah membutuhkan kita namun kitalah yang membutuhkan dakwa. Karena tanpa kitapun Perjalanan dakwa akan terus bergerak bersama orang-orang yang lebih ikhlas, yang lebih bertakwa kepada Allah swt”

SEBUAH SOLUSI (At tarbiyah Dzatiyah)
Agar kita tidak memberikan pengaruh yang negative bagi aktifitas dakwa maka yang harus kita lakukan adalah dengan mentarbiyah (melatih) diri kita sendiri yang meliputi beberapa aspek:
 Ar-Ruhiyah, membangun kekuatan Spritual dengan melatih shalat Berjamaah, Shaum sunah, tilawah, dan aktivitas lain yang mendekatkan diri kepada Allah swt
 Al-Fikriyah, membangun kekuatan Pemikiran dengan membaca buku mengikuti seminar dan kajian ilmiah.
 Material, kemampuan mencari penghidupan bagi dirinya sehingga tidak menjadi beban dakwa.
 Penguasaan lapangan untuk penetapan strategi dakwa.
 Al-Harakiyah, memahami gerakan dakwa.

Saudaraku, untuk menyelesaikan tujuan dakwa ini tidak hanya dibutuhkan pemuda yang paham akan masalah dakwa ini tetapi yang paling penting adalah keikhlasan dalam berjuang dan semangat yang tak pernah henti. Perubahan ini tidak dapat dilakukan kecuali dengan melihat, bergerak dan menyelesaikan perubahan. Yang pastinya kita tidak bisa berjuang dengan sendirian, kita membutuhkan teman (Jamaah) yang siap membantu kita sebab :
“orang yang paling lemah diantara kita akan menjadi kuat jika didukung oleh jamaah yang kuat”

Allahuallam bissawab
Salam,
Hariadi Hardy

0 komentar:

Posting Komentar