Motivasi

Mereka yang beralasan tidak punya waktu adalah mereka yang membiarkan waktu mengatur hidupnya, bukan malah sebaliknya.

Motivasi

Masalah itu adil, ia datang kepada semua orang, tapi tidak dengan jalan keluar. Jalan Keluar hanya datang kepada mereka yang mencarinya.

Motivasi

Nasib baik tidak pernah salah memilih orang. ia memilih orang yang proaktif menjemputnya.

Motivasi

Hal yang perlu ditakuti saat mengkritik orang lain adalah ketika kita sendiripun tidak lebih baik dari mereka.

Motivasi

Jangan hanya tertarik dengan apa yang dicapai orang sukses, tertariklah dengan airmata yang mereka keluarkan untuk mencapainya.

Rabu, 29 Desember 2021

KOLABORASI MENUJU TERNATE ANDALAN (Refleksi Hari Jadi Kota Ternate Ke 771)


29 Desember menjadi hari spesial bagi Kota Ternate, karena pada tanggal ini setiap tahun masyarakat Ternate memperingati hari jadi kota Ternate. Kota yang pernah dijuluki sebagai The Spice Island karena merupakan penghasil rempah-rempah terbesar saat itu. Pada tahun 2021 ini kini memasuki usia 771 tahun,

Perjalanan hampir 8 abad lamanya tentu telah menorehkan cerita dan sejarah panjang kota ini. Berbagai kisah dan dinamika kehidupan masyarakat dan pemimpinnya jadi bagian dari sejarah yang akan dikenang oleh generasi Kota Ternate yang akan datang. Situasi tak menentu sebagai dampak dari pandemi Covid-19 di dua tahun terakhir ini cukup menyisakan banyak tantangan buat kita semua untuk bangkit. Menurut beberapa data BPS,  pertumbuhan ekonomi Kota Ternate tahun 2020 melambat sebesar minus 0,85 persen dibanding tahun sebelumnya, terutama sektor perdagangan dan transportasi dimana sektor ini memiliki kontribusi dua tertinggi di Kota Ternate. Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kota Ternate selama dua tahun tertakhir terus meningkat. Pada 2021 sebanyak 8,45 ribu orang (3,55 persen) dan  2020 sebanyak 8,18 ribu orang (3,46 persen) meningkat dibandingkan dengan penduduk miskin pada 2019 yang sebesar 7,25 ribu orang (3,14 persen).  Dimana garis kemiskinan (GK) Kota Ternate pada 2021 sebesar 629.463 rupiah/kapita perbulan, naik dibanding 2020 yaitu 595.553 rupiah/kapita perbulan dan 2019 yaitu 578.185 rupiah/kapita perbulan . Sedangkan kondisi ketenagakerjaan ternate juga di 2021 ini semakin terpuruk dengan tingkat pengangguran terbuka yang naik menjadi 5,70 dari 4,95 (2020) dan 4,65(2019). Disisi lain nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Ternate sempat turun di 2020 yaitu 79,82 yang sebelumnya 2019 sebesar 80,03, namun bisa bangkit di 2021 menjadi 80,14. Dengan ini Kota Ternate memiliki status pembangunan manusia kategori “sangat tinggi” bisa menjadi modal untuk bangkit memulihkan kondisi Kota Ternate. Dan tentunya HAJAT ke-771 ini membawa harapan besar bagi masyarakat Kota Ternate. Dengan demikian, mengharuskan kita masyarakat Kota Ternate untuk mengupayakan beberapa hal secara simultan :

Pertama : Menjaga, Mengelola, dan Memanfaatkan potensi kekayaan alam dan budaya Ternate

Hal pertama, kita mesti menjaga, merawat, dan memanfaatkan anugerah yang telah Allah swt berikan berupa kekayaan alam kota tercinta ini sebaik-baiknya. Sebagai pusat perekonomian Provinsi Maluku Utara, Kota Ternate memiliki segala potensi untuk maju dan bersinar, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional atau bahkan internasional. Potensi utama yang langsung terlihat di permukaan adalah potensi sektor pariwisata baik wisata alam maupun budaya. Kota ini juga membawa narasi sejarah, sejumlah benteng bangsa Eropa di Ternate menjadi saksi bisu persaingan dan perebutan pengaruh pada abad kolonialisme itu, Selain itu keberadaan Kesultanan Ternate juga menjanjikan kekayaan budaya dan tradisi yang juga bisa diolah untuk menarik minat wisatawan, di samping tentu saja untuk dilanjutkan nilai-nilai kearifan lokalnya.

Namun, berbagai potensi itu terkesan belum diatata, dikelola dan dipromosikan secara maksimal. Adapun manifestasi atas pemecahan masalah ini adalah peningkatan atas Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Sebab, dengan itu sumber daya manusia  akan menjadi benar-benar cakap serta bijak dalam mengelola sumber daya alamnya. Tak hanya itu, kini saatnya pemerintah Kota Ternate mulai serius dan fokus pada perbaikan dan penataan berbagai sektor pemerintahan untuk optimalisasi peran dan fungsi pemerintah sebagai pelayan masyarakat mulai dari mendesain program yang menfasilitasi masyarakat Ternate agar mampu mengukir banyak prestasi. Maka menjadi good government and clean government akan menjadi kekuatan pemerintah dalam menghadirkan pelayanan prima kepeda masyarakat. Pemerintah juga seharusnya memberi perhatian serius terhadap sektor pendidikan kesehatan dan perlindungan sosial terutama di masa pandemic covid-19 yang masih belum berakhir. Ini menjadi tolak ukur kualitas masyarakat dalam pembangunan. 

Kedua : Bingkai Madani, Berkesan dan Menjadi Andalan

Kota ini telah dimulai Pembangunanya dengan Visi Kota Madani dengan di dasari norma-norma agama sehingga menjadikan kota Ternate sebagai kota peradaban yang melahirkan generasi muda rabbani. Disisi lain persoalan ekonomi keluarga telah merambat ke masalah sosial seperti pengangguran, kriminalitas dan penghujung tahun 2021 ini kita diperhadapkan banyaknya pemberitaan Kasus penyalagunaan Narkoba dan kekerasan dikalangan remaja yang terjadi di Kota Ternate, Memprihatinkan karena Generasi muda yang akan menggantikan kepemimpinan hari ini diperhadapkan dengan situasi lingkungan yang membutuhkan pembinaan ekstra dari semua pihak terutama pemerintah Kota Ternate.

Adalah tugas pemerintah untuk melaksanakan fungsinya yang mendasar yaitu stabilisasi, alokasi, dan distribusi secara ekonomi, sosial dan politik kepada seluruh Masyarakat. Hari ini kita berada dikepemimpinan baru dengan visi mewujudkan kota ternate yang mandiri dan berkeadilan (Ternate Andalan). Visi Ternate Andalan ini menjadi harapan besar masyarakat Kota Ternate karena kemandirian dan keadilan masyarakat adalah modal utama untuk membangun Daerah dan Bangsa. Dengan visi besar ini kita berharap ketimpangan – ketimpangan sosial dapat segera diatasi bersama.

Ketiga : Saatnya Kolaborasi

Di era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi saat ini, kolaborasi adalah keniscayaan, termasuk dalam membangun daerah. Goresan “luka” dalam setiap kontestasi politik tentu saja ada, tapi mengutamakan kepentingan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Untuk menata kota yang berusia hampir 8 abad ini tentu saja membutuhkan sumber daya yang besar. Pemerintah daerah dapat berkolaborasi dengan para aktor inovasi, di antaranya, akademisi atau perguruan tinggi, swasta atau sektor privat, tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, partai politik maupin media untuk bersama membangun Kota Ternate. Selain itu, keterlibatan Masyarakat dan lembaga think tank pemerintah maupun swasta juga penting dalam kolaborasi ini untuk mendorong dan mendukung keadilan diberbagai bidang kehidupan dapat terwujud.

Akhirnya membangun Ternate membutuhkan Kolaborasi Cinta. Cinta dari Pemimpin kepada Masyarakatnya dan Cinta Masyarakat kepada pemimpinnya, seperti kata Iwan Fals “Kalau Cinta sudah dibuang jangan harap keadilan akan datang”. Selamat Hari Jadi Kota Ternate ke-771

Oleh : Hariadi Hardy, ST (Ketua DPD PKS Kota Ternate)

 

Kamis, 02 Desember 2021

PEMBANGUNAN MANUSIA ADAPTIF MENGHADAPI POLA KEHIDUPAN BARU (Living with Pandemic)

             

Dinamika pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang cukup tinggi berdampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Tak terkecuali terhadap pembangunan manusia. Pasalnya, Program Pembangunan PBB pada 20 Mei 2020 telah mengingatkan akibat dampak covid-19 pembangunan manusia secara global berpotensi mengalami kemunduran. Manusia adalah muara dari seluruh proses pembangunan karena pembangunan d
ilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Menurut United Nations Development Programme (UNDP), tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan produktif. Dalam laporan Global Human Development Report pada 1990, UNDP memperkenalkan konsep pembangunan manusia sebagai paradigma baru model pembangunan. Pembangunan manusia dirumuskan sebagai perluasan pilihan bagi penduduk yang dapat dilihat sebagai proses upaya ke arah perluasan pilihan dan sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut yang diukur menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam membangun kualitas hidup manusia. Indeks ini menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, dan pendidikan. IPM dihitung dari tiga dimensi pembangunan manusia yang paling mendasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Dimensi umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Usia Harapan Hidup pada saat lahir (UHH). Dimensi pengetahuan diukur menggunakan indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS). Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita riil disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.

Pembangunan Manusia di Maluku Utara

Dalam Visi “Maluku Utara Sejahtera”, dijabarkan salah satu misi yang pertama yaitu  membangun sumberdaya manusia yang sehat, cerdas dan berbudaya. Misi ini merupakan komitmen Pemerintah Provinsi Maluku Utara yang sejalan dengan pembangunan manusia berdasarkan dimensi umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak untuk masyarakat sejahtera.

Pada 2020 IPM Maluku Utara mengalami penurunan sebesar 0,31 persen dibanding tahun sebelumnya sebagai dampak pukulan dari pandemic Covid-19 yang muncul di awal tahun 2020. Namun di tahun 2021 capaian IPM Maluku Utara meningkat, tercatat sebesar 68,76 yaitu naik 0,39 persen. Dengan demikian status pembangunan manusia Maluku Utara masih bertaraf sedang (60≤IPM<70) dan masih di bawah nasional dimana secara nasional IPM Indonesia tercatat sebesar 72,29 yang sudah bersatus tinggi. Namun jika kita lihat berdasarkan kabupaten/ kota di Maluku Utara, ada dua daerah yang memiliki nilai IPM di atas provinsi yaitu Kota Tidore Kepulauan dan Kota Ternate. Bahkan Kota Ternate memiliki IPM tertinggi yaitu 80,14 dimana status pembangunan manusia itu sudah berada pada level sangat tinggi (IPM>80).

Meningkatnya nilai IPM di Maluku Utara di tahun 2021 ini tidak terlepas dari komponen pendukungnya yaitu Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH) sebesar 68,45 tahun atau meningkat 0,18 persen, Harapan Lama Sekolah (HLS) 13,68 tahun atau meningkat 0,07 persen, Rata-rata Lama Sekolah (MYS) 9,09 tahun atau meningkat 0,55 persen dan Pengeluaran per Kapita /tahun yaitu 8.140 (ribu rupiah) meningkat 1,34 persen.

Strategi Pembangunan Manusia menghadapi Pola Kehidupan Baru

Beberapa hari yang lalu telah dilakukan penyerahan DIPA APBN 2022 dengan total anggaran belanja APBN 2022 mencapai Rp2.714,2T. APBN 2022 tetap berfokus penanganan Pandemi Covid-19 yang belum berakhir dengan munculnya varian Omicron. Pemerintah fokus untuk terus melindungi keselamatan masyarakat dalam menghadapi resiko Covid-19 yang masih penuh ketidakpastian. Strategi penanganan Covid-19 yang adaptif diperlukan dalam menghadapi pola kehidupan baru. Termasuk disini adalah bagian untuk kesejahteraan manusia itu sendiri, pembangunan manusia yang adaptif dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Dari sisi Kesehatan anggaran kesehatan untuk lanjutan penanganan Covid-19, penguatan kualitas kesehatan, dan reformasi sistem Kesehatan. Anggaran Kesehatan mengikuti dinamika perkembangan pandemi Covid-19 dan respon kebijakan yang diambil. Dari sisi Perlindungan Sosial  anggaran digunakan untuk mempercepat penurunan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan pembangunan SDM jangka panjang. Sepanjang hayat dan adaptif yaitu melaksanakan program yang menjangkau setiap kelompok usia. Dari sisi Pendidikan dimana kita tau kualitas pendidikan adalah penentu kemajuan suatu bangsa. Indonesia bahkan menyatakan dalam konstitusi bahwa anggaran pendidikan harus minimal 20% dari total APBN (Belanja Negara). Anggaran pendidikan adalah Investasi penting bagi kualitas SDM Indonesia.

Karenanya mari jaga dan kelola dengan seksama strategi pembangunan manusia yang adaptif dalam menghadapi pola baru (living with pandemi) agar berhasil guna. Kualitas SDM tetap terjaga melalui penyediaan layanan di bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial yang memadai meskipun di masa pandemic. Sehingga pada akhirnya dampak pandemi kepada kesejahteraan masyarakat dapat diredam dan mulai berangsur pulih. Maka dengan melandainya kasus Covid-19 dan mulai bangkitnya ekonomi perlu dijaga agar bisa jadi pendongkrak lompatan kesejahteraan manusia di Indonesia dan di Maluku Utara khususnya.

  • Oleh : Ati’ah Dyah Lestari, SST. (Statistisi Ahli Muda BPS Kota Ternate)

 

 

Kamis, 25 November 2021

PERJUANGAN GURU Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan





Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani


Itulah salah satu semboyan dunia Pendidikan dari Bapak Pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara dalam Bahasa Jawa yang disematkan bagi seorang guru. Ing ngarsa sung tulada bisa diartikan bahwa seorang guru atau pendidik harus menjadi panutan atau memberikan contoh. Ing madya mangun karsa berarti di tengah membangun atau memberikan semangat, kemauan, atau niat. Tut wuri handayani berarti di belakang atau dari belakang memberikan semangat atau dorongan. Jika disatukan, maka semboyan itu bisa diartikan guru di depan memberikan contoh atau sebagai panutan, di tengah membangun kemauan atau niat, dan di belakang memberikan dorongan atau semangat. Begitulah betapa pentingnya peran seorang guru dalam dunia Pendidikan.

Dalam sejarah Indonesia yaitu pada 24-25 November 1945 Persatuan Guru Indonesia (PGI) menggelar Kongres Guru Indonesia di Surakarta,Solo. Karena Indonesia sudah merdeka dan menjadi negara, PGI berubah menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Lalu Pemerintah Indonesia menetapkan 25 November sebagai Hari Guru Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994. Maka ini salah satu bentuk pemerintah dalam menghargai perjuangan seorang guru yang diperingati setiap tahunnya. Dan di tahun ini adalah tahun ke-27 kita memperingati Hari Guru dengan tema “Bergerak dengan hati, Pulihkan Pendidikan”.

Tentu tema ini sangat sesuai dengan kondisi kita saat ini. Kita sama sama merasakan bagaimana di awal tahun 2020 bangsa ini dilanda pandemic virus covid-19. Sejak muncul virus ini di akhir tahun 2019, hingga kini virus korona masih ada di antara kita. Begitu luar biasa di berbagai aspek semuanya terkena dampaknya tak terkecuali dalam dunia Pendidikan. Sempat hampir dua tahun Pendidikan tak bisa dijalankan sebagaimana biasa. Sempat dalam waktu lama pembelajaran tatap muka di sekolah terpaksa dihentikan guna mencegah penularan virus corona. Sebagai gantinya pembelajaran dijalankan dalam jarak jauh/daring. Untuk mendukung pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19, berbagai regulasi dikeluarkan pemerintah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa kali merevisi aturan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) agar pemanfaatannya bisa lebih fleksibel guna mengakomodir kebutuhan sekolah di tengah pandemi. Bantuan pun tidak kurang digelontorkan. Paket data untuk pembelajaran jarak jauh misalnya, diberikan secara gratis kepada siswa, guru, mahasiswa dan dosen dengan besaran kuota yang bervariasi.

Upaya pemerintah tersebut, sejauh ini memang mampu menekan angka penularan Covid-19 di lingkungan sekolah dan mencegah terjadinya penyebaran korona dari kluster pendidikan. Namun hal tersebut tidak banyak membantu dan menyelesaikan soal dalam pembelajaran jarak jauh. Berbagai tantangan dan kendala masih dialami dalam praktek pembelajaran di lapangan. Wilayah Maluku Utara yang sangat luas dengan kondisi geografis kepulaua, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda turut mempengaruhi efektivitas pembelajaran jarak jauh di masa pandemik Covid-19 ini.Kenyataan ini merefleksikan bahwa kita memang tidak siap menjalankan pendidikan dalam jarak jauh. Ketidaksiapan ini tidak hanya terkait infrastruktur pendukung tetapi juga berkaitan dengan mental kita. Persoalan mental yang dimaksud berhubungan dengan tanggung jawab dalam proses pendidikan anak.

Refleksi akan tanggung jawab pendidikan didasarkan pada konsep trisentra pendidikan yang digagas Ki Hajar Dewantara. Menurut Bapak Pendidikan Nasional ini, pendidikan merupakan tanggungjawab tiga komponen yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia pendidikan. Ketika pembelajaran di sekolah dihentikan secara mendadak karena pandemi dan anak harus belajar dari rumah, semua kita menjadi gagap dan gugup. Tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Orang tua bingung bagaimana mendidik anak. Guru begitu cemas memikirkan siswa yang tidak bisa berbuat apa-apa karena terlalu lama dikekang. Masyakat malah bersikap apatis. Secara kultural, kita tidak siap untuk belajar secara mandiri di rumah. Namun dalam kondisi seperti ini, pendidikan harus terus berjalan. Pendidikan jarak jauh sebagai alternatif pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Walau demikian, kita tidak bisa menihilkan urgensitas peran guru. Karena pendidikan tidak bisa berjalan tanpa seorang guru. Untuk itulah guru tetap berkarya meski dalam situasi sulit ini.

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Hingga hari ini alhamdulillah kondisi kasus covid-19 sudah mulai menurun. Ketika itu mulai pertengahan Agustus 2021 di Kota Ternate sudah diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka walaupun masih terbatas. Maka sebagai refleksi hari guru setelah melewati masa sulit pandemi ini menghantar saya pada dua point berikut;

Pertama, kehadiran guru dalam proses pendidikan adalah suatu keniscayaan. Dalam pembelajaran jarak jauh, figure guru tidak bisa digantikan oleh kehadiran teknologi pembelajaran tetapi malah mengokohkan peran guru. Teknologi hanya sebatas alat bila tidak dipandu atau dibantu oleh guru.

Kedua, pembelajaran jarak jauh adalah momen untuk merajut kembali hubungan sekolah dan keluarga. Rumah dan sekolah yang “berjarak” selama ini mesti didekatkan dengan komunikasi yang lebih intens baik itu lewat media komunikasi maupun kunjungan rumah.

Pada titik ini saya dan Anda sekalian harus mengakui bahwa eksistensi lembaga pendidikan terletak pada guru dan murid. Tak pernah ada guru tanpa murid. Karenannya, seorang guru dikatakan hebat jikalau mampu membawa sekian banyak murid terbang bersamanya untuk menggapai beragam prestasi tanpa henti. Menjadi guru itu banyak tantangannya. Namun Ketika seorang guru mendidik dengan ketulusan cinta dari bhati yang terdalam maka tantangan yang ada justru menjadi sebuat motivasi untuk membuat karya yang lebih baik dalam dunia Pendidikan. Mari para guru dengan hati, kita pulihkan pendidikan. Karena “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”. Terimakasih Guru!






Oleh : Ati’ah Dyah Lestari, SST. (Coach di Malut Edusmart)

Rabu, 27 Oktober 2021

PEMUDA HARI INI, PEMIMPIN HARI ESOK







Refleksi Hari Sumpah Pemuda Ke-93

Oleh : Hariadi Hardy

Ketua DPD PKS Kota Ternate

"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia." Bung Karno.

Secara implisit, apa yang disampaikan oleh Bapak Proklamator Indonesia Ir. Soekarno ini mengindikasikan betapa besar potensi dan kemampuan dari kaum muda bagi perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia. Dengan Potensi yang besar tersebut bagaimanakah cara pemuda merealisasikan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa? Harusnya ini menjadi kegelisahan atau kegundahan kaum muda saat ini, mengaca pada sumpah pemuda 93 tahun yang silam, dimana kaum muda berjuang meneguhkan spirit untuk meraih kemerdekaan Republik Indonesia dari para penjajah asing. Walaupun pada akhirnya kemerdekaan itu dapat diraih setelah 17 tahun kemudian. Namun berkat dari semangat membara, kaum muda telah meletakkan fondasi komunitas beribu pulau dalam balutan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sumpah Pemuda Sebagai Kesadaran Kebangsaan

Sejarah mencatat bahwa pada 28 Oktober 1928 telah terjadi suatu momentum besar dengan berkumpulnya para pemuda dari sudut-sudut penjuru negeri yang saat itu masih berada dalam cengkeraman kolonialisme Belanda. Momentum ini sejenak mengingatkan segenap masyarakat Indonesia akan semangat dan jejak perjuangan kaum muda di masa lampau. Semangat pemuda dari berbagai daerah ini bersatu untuk kolaborasi ide-ide yang nantinya tertuang dalam "Sumpah Pemuda" yang berisikan tiga sumpah untuk diwujudkan bersama dan membangun semangat patriotisme.

Ketiga sumpah inilah yang kemudian secara runtut dipraktekkan dalam pergerakan kepemudaan yang dicita-citakan. Teks yang tertuang dalam Sumpah Pemuda tersebut harusnya dijadikan sebagai gerakan moral maupun spritual yang tertuang terhadap nilai-nilai kebangsaan yang luhur. Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Menandakan bahwa tempat lahir kita merupakan tempat perjuangan kita juga. Berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Ini menandakan bahwa kita satu bangsa yang tak akan terpecah belah oleh suatu hal apapun. Berbahasa satu Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan untuk menyatukan karakter kedaerahan yang berbeda dalam segi bahasa. Oleh karena itu, perkumpulan pemuda-pemuda masa kini diharapkan sebagai penerus api-api patriotisme pejuang dan pahlawan terdahulu untuk selalu menjaga api tersebut agar tidak pernah padam

Realitas Pemuda Masa Kini

Berdasarkan Sensus Penduduk 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik, Jumlah Penduduk Provinsi Maluku Utara mencapai 1,28 juta jiwa. Dimana berdasarkan struktur umur penduduk Maluku Utara didominasi oleh Generasi Z (Lahir tahun 1997-2012) yaitu 34,12 persen dan Generasi Milenial (Lahir tahun 1981-1996) yaitu 26,95 persen. Dominasi jumlah pemuda disertai besarnya potensi yang seharusnya dapat memberi dampak (faedah) yang besar pula dalam memajukan ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan peradaban bangsa di masa depan.

Dilihat dari kacamata hari ini, semangat sumpah pemuda dan realisasi kesadaran kebangsaan nampaknya semakin hari mulai terkikis. Kecanggihan teknologi, informasi, dan komunikasi mungkin sangat bermanfaat bagi peradaban dunia. Tapi ketika ditilik secara seksama hal ini mengakibatkan pemuda menjadi minim semangat perjuangan karena maraknya kemudahan-kemudahan yang serba instan. Maluku Utara saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain ; kriminalitas, korupsi, kemiskinan, pengangguran, pornografi, narkoba, serta sejumlah masalah yang sangat membutuhkan karakter serta solusi kreatif dari pemuda. Semua itu bukan menjadi alasan bagi para pemuda untuk berdiam diri dan apatis memandang masa depan Maluku Utara. Kita tidak lagi harus bertahan dan menghadapi dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi, tapi kita harus mampu memberikan warna untuk mengubah dunia dengan tekad dan semangat dan tentunya didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.

Walaupun begitu, tidak sedikit juga para pemuda-pemudi di Maluku Utara tetap merawat semangat sumpah pemuda dengan inovasi-inovasi kekinian yang bisa membuka cakrawala baru. Banyaknya pemuda yang berkumpul dalam suatu komunitas seperti kominitas seni budaya, pariwisata, photografi, videografi, literasi pendidikan, komunitas motor, dan wadah sosial lainnya sudah menandakan spirit kepemudaan itu tetap menyala. Pemuda-pemuda produktif lainnya juga banyak memanfaatkan kecanggihan teknologi tersebut untuk kemaslahatan bersama. Mereka mempertahankan dan mengembangkan budaya Maluku Utara.

Saat ini pemerintah terutama pemerintah daerah sudah semestinya mengapresiasi serta memberikan ruang bagi pemuda baik Generasi Z maupun Generasi Millenial untuk membangun sebuah cita-cita Maluku Utara di masa depan. Membangun optimisme bersama bahwa suatu saat para anak muda akan mampu mewujudkan cita-cita Maluku Utara dan menjadi terhormat di antara provinsi lain di Indonesia bahkan di kancah internasional. Karena itu, selain penguatan karakter, kreatif, dan kritis mengawal perjalanan bangsa, para pemuda Maluku Utara harus optimis dalam memandang masa depan. Itulah yang dimaksud dengan gerakan kepemudaan menyeluruh yaitu gerakan moral, gerakan intelektual, sekaligus membangun optimisme bersama.

Maka dari itu agar tidak tergilas oleh zaman, ada tiga hal yang harus dimiliki pemuda untuk menjadi Pemimpin di masa depan sekaligus mewujudkan cita-cita Maluku Utara yaitu ; Karakter, Kapasitas/skill dan Inovasi.

Pertama, diperlukan pemuda yang memiliki karakter yang tangguh, baik karakter moral maupun karakter kinerja. Maluku Utara sangat membutuhkan pemuda yang beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi, jujur, santun, bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan tuntas. Karena itu, pemerintah baik pusat maupun daerah dan institusi pendidikan perlu memfasilitasi terbangunnya karakter yang tangguh di kalangan pelajar, mahasiswa, dan pemuda. Para pemuda selalu diarahkan dan didukung untuk mengikuti kegiatan positif seperti hadir di majelis majelis ilmu. Bahkan seharusnya karakter ini sudah dibentuk sejak dini dimulai dari lingkup kecil yaitu sebuah keluarga.

Kedua, memiliki kapasitas intelektual dan skill kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan yang cukup mumpuni. Pemuda, misalnya, perlu mendalami studinya secara serius agar menjadi spesialis keilmuan tertentu, yaitu memiliki spesialisasi dalam menguasai suatu bidang pengetahuan secara mendalam sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Pemuda harus memiliki skill tertentu untuk bersaing di dunia kerja. Maluku Utara jelas memerlukan pemuda yang profesional dan menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam.

Ketiga, memiliki inovasi-inovasi baru sehingga pemuda Maluku Utara mampu berperan aktif dalam kancah nasional, internasional dan memenangi kompetisi global sekaligus mewujudkan cita-cita Maluku Utara di masa depan. Inovasi sangat dibutuhkan saat ini agar tidak tergilas oleh kemajuan zaman dan itu muncul dari ide ide para pemuda.

Kemajuan tidak akan pernah tercapai dalam arti yang sesungguhnya kalau masa depan itu hanya dipandang sekedar sebagai proses lanjut dari masa kini yang akan tiba dengan sendirinya. Tapi bagaimana generasi muda merespon kemajuan itu dengan kearifan menghargai keluhuran perjuangan dari generasi sebelumnya tanpa terjebak dalam kejayaan dan romantisisme masa lalu, serta kenyataan-kenyataan masa kini sehingga membuat mereka tidak lagi sanggup keluar untuk menatap masa depan.

Akhirnya, semoga kita tidak lagi menjadi budak kemajuan tehnologi namun menjadi penggerak peradaban dan penguat identitas bangsa. Di gengamanmulah pemuda, kepemimpinan masa depan bisa terwujud. Mari pemuda bersegeralah!

Selamat Hari Sumpah Pemuda!

Sabtu, 25 November 2017

Selamat Hari Guru

Selamat Hari Guru Nasional 25 November 2017. Untukmu para Guru yang terus menginspirasi dimanapun kalian berada. Salam Hormat dari kami para murid, karena Guru Hebat Indonesia Bermartabat, Terus Berkhidmat untuk Bangsa.



Jumat, 24 November 2017

Tips Menikah

Ada 1001 manfaat positif dari Menikah. Itulah sebabnya Islam menganjurkan kepada pemuda muslim untuk menyegerakan menikah dan tidak membujang tanpa alasan syar'i.
Diriwiyatkan, suatu ketika Thawus berkata kepada Ibrahim bin Maisarah, "Menikahlah! Jika tidak, maka akan aku katakan kepadamu sebagaimana Umar bin Khaththab berkata kepada Abu Zawaid, "Tidak ada yang menghalangimu menikah, kecuali kelemahan telah menimpamu dan amoral telah merundungmu'."
Muhammad Albani dalam bukunya 'Bila Pernikahan Tak Seindah Impian' mengatakan : "Menikah Ibarat menjadi 'rahim anggun' bagi lahirnya ketenteraman (sakinah) dan rasa kasih sayang (mawaddah wa rahmah) dalam jiwa manusia. Hidup membujang tanpa ada alasan syar'i dapat menyebabkan awal terjadinya petaka kehidupan".
Menikahlah.. Semoga keberkahan untukmu.
semoga kelak akan lahir Generasi Muslim tangguh dari buah pernikahanmu.
#ayolebihbaik #pemudahijrah #pemudajamannow


Kantong kosong, otak kosong dan hati yang kosong.

Kosongnya kantong mungkin berat tapi ia tak bisa menghalangi kita untuk maju.
Otak yang kosong tentu berat karena amal tanpa ilmu menyebabkan penyimpangan yang sangat berbahaya.
Sementara hati yang kosong akan menjadi sumber masalah didunia dan diakhirat. Kosongnya hati menyebabkan hati menjadi keras yang membuat seseorang semakin jauh dari kebenaran.
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Dan adapula yang meluncur jatuh karena takut pada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan". (QS Al-Baqarah : 74)