Jumat, 17 Desember 2010

Memutihkan Gerakan KAMMI

(Dari Perbaikan Internal Organisasi Menuju Ekspansi Gerakan KAMMI)
Oleh : Hariadi Hardy
KAMMI Daerah Kota Ternate-Maluku Utara
)

Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya (QS Al-Imran : 107)

Seorang Penganut aliran al-Bathaihiyah – sebuah gerakan sufi sesat berkata kepada Ibnu Taimiyyah “Apa yang ada padamu sebenarnya Ibnu Taimiyyah? Bila kami datang kepada kalian wibawa kami luntur, tapi bila kami pergi ke Tartar (Mongolia yang kafir) wibawa kami justru muncul?”
Ibnu Taimiyyah menjawab, Tahukah kalian perumpamaan antara kami, kalian dan orang Tartar itu? Kami ibarat kuda-kuda putih, kalian ibarat kuda yang belang, sedangkan orang-orang Tartar itu ibarat kuda hitam. Jika yang belang masuk kedalam kelompok yang hitam maka dia seakan-akan berwarna putih, dan jika berkumpul dengan yang putih maka dia seakan-akan berwarna hitam. Kalian masih memiliki sedikit cahaya. Jika kalian masuk ke tengah-tengah orang kafir maka tampaklah cahaya itu dan jika kalian datang kepada kami maka tampaklah kegelapan dan warna hitam pada kalian. Demikianlah perbandingan antara kalian, kami dan orang-orang Tartar itu”..

Menarik jika kita menyimak peristiwa yang ditulis oleh Ibnu Taimiyyah diatas. Mari kita analogikan kisah diatas dengan KAMMI. Jika saja “Seorang Penganut aliran al-Bathaihiyah” datang ke KAMMI dan berkata hal yang sama apakah KAMMI bisa menjawab seperti jawaban Ibnu Taimiyyah? Ibnu Taimiyyah berani mengeluarkan jawaban diatas karena beliau yakin akan kebenaran dakwanya, bagaimana dengan KAMMI?..

Semenjak didirikan hingga hari ini harus di akui gerakan KAMMI kini kian bertambah besar. Seiring dengan itu pasti ada ancaman yang menantinya, baik ancaman Internal maupun ancaman eksternal. Disinilah penataan kembali organisasi ini perlu dilakukan mulai dari perbaikan Internal Organisasi sampai ekspansi gerakan maupun pembumian dakwa KAMMI.

Terkait perbaikan ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan KAMMI :

1. Menyatukan seluruh potensi kader KAMMI.

“Pada tahun 1966 Isaac Newton memperhatikan spectrum cahaya dari sebuah prisma kaca yang ia tempatkan di pintu masuk rumahnya, dimana sinar tersebut mengenai prisma dan membentuk sebuah pelangi indah. Dia lalu menemukan bahwa cahaya putih tersebut sebenarnya adalah campuran berbagai warna dalam spectrum yang kasat mata dan bahwa satu-satunya cara untuk menciptakan cahaya putih adalah dengan mengumpulkan semua warna yang berbeda itu menjadi sebuah sorot cahaya’.

Potensi kader KAMMI sangat luar biasa dan beragam, tidak bisa dipungkiri kecerdasan kader KAMMI tersebar diseluruh level komisariat, Daerah, maupun Wilayah. Mereka yang pernah memimpin Komisariat, Kamda, Kamwil, atau KAMMI Pusat pasti merasakan hal yang sama bahwa mereka sebenarnya memimpin para Manager. Tapi besarnya potensi kader KAMMI ini sering menimbulkan konflik internal ketika tidak tersatukan dengan baik. Maka KAMMI perlu menyatukan potensi ini agar menjadi kekuatan organisasi.

Belajar dari penemuan Isaac Newton bahwa : “satu-satunya cara untuk menciptakan cahaya putih adalah dengan mengumpulkan semua warna yang berbeda itu menjadi sebuah sorot cahaya’ Artinya jika saja kita dapat menyatukan semua potensi kader KAMMI tersebut kedalam satu tempat maka kita akan menciptakan tradisi organisasi yang mampu menarik, memfokuskan, dan mempertahankan kader berbakat bahkan menciptakan pelangi organisasi yang indah. Disinilah kita membutuhkan pemimpin KAMMI yang memiliki pola dan cara berpikir yang matang. Karena lewat pemimpin (General Manager) yang kuatlah kita bisa melakukan hal ini.

2. Pola dan cara berpikir pemimpin
Peter Senge dengan tajam menyatakan bahwa “Most of the outstanding leaders I have worked with are neither tall nor especially handsome; they are often mediocre public speakers; they do not stand out in a crowd; they do not mesmerize an attending audience with their brilliance or eloquence. Rather, what distinguishes them is their clarity and persuasiveness of their ideas, the depth of their commitment, and their openness to continually learning more.” (Umumnya, pimpinan-pimpinan hebat yang saya sempat tahu tidak luar biasa tampan atau tinggi, mereka sering tidak merupakan pembicara hebat di depan publik, mereka tidak juga menonjol di antara orang banyak, mereka tidak memukau. Yang membedakan mereka adalah kejernihan gagasan-gagasan mereka dan kedalam komitmen mereka serta keterbukaan untuk terus menerus belajar)

Berikutnya yang perlu KAMMI tata kembali adalah pola dan cara berpikir pemimpin KAMMI. Seperti yang dikatakan Peter Senge : yang membedakan pemimpin hebat adalah kejernihan gagasan-gagasan mereka dan kedalam komitmen mereka serta keterbukaan untuk terus menerus belajar. Maka KAMMI membutuhkan Pemimpin dan sensitivitasnya. Kepekaan ini hanya muncul kalau seorang pemimpin senantiasa peka terhadap dinamika yang ada di dalam dirinya sendiri. Tanpa kepekaan ini ia akan mudah jatuh ke dalam bias dalam menangkap hal-hal di sekitarnya.

Kita semua telah belajar banyak dari setiap pergantian pemimpin KAMMI. Apa yang benar hari ini belum tentu benar besok, apa yang efektif hari ini belum tentu efektif besok, satu-satu yang tetap adalah perubahan dan prinsipnya segalanya bergerak. Maka pola dan cara berpikir pemimpin KAMMI pun harus senantiasa “bergerak” dan kreatif karena Jika pemimpin organisasi kurang memberi ruang kebebasan, kurang bisa momotivasi, tidak mampu memberi tantangan, tidak mampu mengelola hasrat kreatif, kurang memberi penghargaan, tidak memberi kepercayaan, tidak mendukung, dan tidak mampu menciptakan lingkungan yang kondusif, maka kreatifitas individu-individu dalam organisasi jelas akan terhambat. Seberapa kreatif individu- individu dalam tim, namun jika tidak didukung oleh kemampuan manajemen kreatif pemimpinnya, hasilnya juga kurang menggembirakan.


3. Ekspansi Gerakan KAMMI
“Hukum pertama ekspansi adalah “keteraturan” dan agar sesuatu bertumbuh ia membutuhkan sistem”. Jika kita menginginkan KAMMI bertumbuh maka kita harus memiliki metode, maka dimanapun performa diperhitungkan perlu ada pengorganisasian”.

Berbicara mengenai Ekspansi maka kita akan diingatkan kembali dengan Firman Allah swt : “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS Ash Shaf : 4).

Kunci ekspansi telah jelas yaitu keteraturan, teratur berorganisasi, berpikir, dan bertindak dengan perhitungan yang matang seperti itulah KAMMI seharusnya. Pantaslah pula Ali r.a pernah berkata “ kebatilan yang terorganisir dengan baik akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir “.

Maka seiring dengan perkembangan waktu ekspansi dakwa KAMMI pun perlu di perhatikan keteraturannya, sehingga perkembangan setiap pelebaran sayap dakwa KAMMI akan mudah untuk dievaluasi, kita tidak hanya butuh banyaknya Komisariat, kamda atau KAMMI wilayah baru tapi lebih daripada itu kita juga butuh keteraturan, Seperti itulah pula sehingga Muhammad Ahmad Ar-rasyid berkata “Tangan bergenggam tangan, Selalu teguh dalam barisan, Saksikanlah perjanjian kami. Untuk maju atau hancur bersama”.

Akhirul kalam : “ bergeraklah KAMMI…berjuanglah dalam barisan yang kokoh dan sambutlah kemenangan yang Allah janjikan. Allahu Akbar…

0 komentar:

Posting Komentar