Motivasi

Mereka yang beralasan tidak punya waktu adalah mereka yang membiarkan waktu mengatur hidupnya, bukan malah sebaliknya.

Motivasi

Masalah itu adil, ia datang kepada semua orang, tapi tidak dengan jalan keluar. Jalan Keluar hanya datang kepada mereka yang mencarinya.

Motivasi

Nasib baik tidak pernah salah memilih orang. ia memilih orang yang proaktif menjemputnya.

Motivasi

Hal yang perlu ditakuti saat mengkritik orang lain adalah ketika kita sendiripun tidak lebih baik dari mereka.

Motivasi

Jangan hanya tertarik dengan apa yang dicapai orang sukses, tertariklah dengan airmata yang mereka keluarkan untuk mencapainya.

Minggu, 27 Februari 2011

Muhasabah : MAKSIAT, PENYEBAB KEKALAHAN

SERI TAUJIHAT RI’AYAH MA’NAWIYAH KADER PK-SEJAHTERA 1424 H
TAUJIHAT DUA PEKANAN
Seri 27/67
MAKSIAT, PENYEBAB KEKALAHAN



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله، الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه ووالاه، أما بعد:

Secara harfiyah, maksiat artinya durhaka atau tidak patuh. Maksudnya adalah suatu perbuatan yang tidak mengikuti apa yang telah digariskan Allah Swt. Lawan dari maksiat adalah taat. Salah satu konsekuensi penting dari keimanan kepada Allah Swt adalah taat kepada segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya, baik dalam keadaan sendiri maupun bersama orang lain, dalam situasi senang maupun susah, begitulah seterusnya.

Dalam perjuangan menegakkan ajaran Islam, setiap pejuang harus selalu berada dalam ketaatan dan tidak boleh melakukan hal-hal yang bernilai maksiat. Hal ini karena kemaksiatan akan mengakibatkan penilaian dosa dari Allah Swt dan dosa akan menimbulkan akibat yang sangat fatal, baik bagi individu maupun jamaah.

AKIBAT MAKSIAT.
Dosa yang merupakan kemaksiatan setidak-tidaknya akan membawa empat akibat, tidak hanya di dunia ini tapi juga di akhirat nanti. Empat akibat itu sangat penting kita pahami dan kita renungi agar dosa dan kemaksiatan tidak kita anggap sepele, sekecil apapun kemaksiatan itu.

1. Menggelisahkan Hati.

Ketenangan hati merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, apalagi bagi para pejuang di jalan Allah. Sebagai manusia, kehidupan ini bisa dijalani dengan baik manakala ada ketenangan batin, namun bila ketenangan jiwa tidak dimiliki, tentu saja kehidupan ini tidak bisa dijalani dengan baik. Karena itu, sangat berbahaya bila pemimpin dan rakyatnya tidak memiliki ketenangan jiwa disebabkan dosa yang dilakukannya. Hal ini karena dosa memang dapat menggelisahkan hati pelakunya dan bisa berakibat pada tindakan-tindakan yang mendatangkan perbuatan dosa berikutnya, Rasulullah bersabda:
Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan dalam hati seseorang, sedangkan ia tidak setuju kalau hal itu diketahui oleh orang lain. (HR. Ahmad)

2. Terjadi Bencana Alam
Di dunia ini seringkali terjadi bencana alam mulai dari kemarau yang terlalu panjang hingga masyarakat kesulitan air, gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, banjir, kebakaran, angin kencang dan sebagainya. Hal itu jangan kita anggap sebagai peristiwa alam biasa. Karena pada hakikatnya bencana ada kaitannya dengan dosa yang dilakukan oleh manusia sehingga Allah Swt menunjukkan kemurkaan-Nya. Allah Swt berfirman,

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Q.S. 29:40)

Terjadinya berbagai bencana alam pada hakikatnya adalah untuk mengingatkan manusia agar menyadari kesalahannya sehingga mereka mau kembali ke jalan Allah yang benar. Allah Swt berfirman,

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS 30:41)

3. Pertentangan Antar Manusia.

Dosa yang dilakukan oleh manusia ternyata bisa menimbulkan konflik di antara sesama mereka. Bahkan hingga terjadi tindakan-tindakan yang ganas, antar satu dengan lainnya, sesuatu yang semula tidak kita duga sama sekali. Hal ini karena orang yang berbuat dosa tidak mau mengakui kesalahannya, meskipun tahu bahwa ia telah berbuat salah. Maka orang yang dianggap telah berbuat salah dan dosa akan dipermasalahkan sehingga terjadilah konflik yang tidak sedikit melahirkan tindakan-tindakan yang sadis. Karena itu, bila di suatu negeri sering terjadi konflik, baik antar masyarakat maupun para pemimpinnya, salah satu yang harus kita teliti adalah dosa apa yang mereka lakukan sehingga mereka saling berselisih. Hal ini terdapat di dalam firman-Nya,

Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah, betapa kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (QS 6:65)

Dalam kehidupan berjamaah, bila di antara anggota-anggotanya ada yang melakukan kemaksiatan, ini akan menimbulkan pertentangan di antara mereka. Pertentangan yang bisa menimbulkan hilangnya kekuatan jamaah itu karena ada perpecahan, Rasulullah Saw bersabda:
Demi yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tiada dua orang saling mengasihi lalu bertengkar dan berpisah kecuali karena akibat dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari keduanya (HR. Ad Dailami)

4. Terhambat Untuk Bisa Masuk Surga.

Dalam rangkaian peristiwa pada hari kiamat, ada saat di mana manusia akan menunggu keputusan Allah Swt, apakah ia akan dimasukkan ke dalam surga atau ke neraka. Orang yang banyak beramal shaleh dengan membawa pahala yang banyak, akan tenang-tenang saja menghadapi situasi itu. Bahkan dari raut wajahnya nampak kegembiraan karena ia yakin akan keputusan Allah yang menggembirakan dirinya, yakni dimasukkan ke dalam surga. Tapi bagi orang yang berbuat dosa dalam hidupnya di dunia, apalagi dosa-dosa besar yang dibawanya, maka ia sangat murung dan takut dalam menghadapi keputusan Allah terhadap dirinya. Apalagi memang tidak mungkin rasanya bila ia masuk ke dalam surga karena dalam kehidupan yang dijalaninya, ia selalu berpaling dari nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman,

Barang siapa berpaling dari Al-Qur’an, maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat, (yaitu) di hari (yang waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram (QS 20:100-102).

Hal itu dapat itu terjadi, pada sebuah negeri yang dapat dikatakan sebagai negeri yang penuh dosa Sehingga tidak mungkin bisa dicapai kebahagiaan dan ketenangan hidup di dalamnya. Bahkan di dalam hadits, Rasulullah Saw memastikan orang yang bermaksiat kepada Allah Swt dan mati dalam kemaksiatan tidak akan bisa masuk ke dalam surga, Rasulullah Saw bersabda:
Semua umatku akan masuk surga, kecuali yang tidak mau. Sahabat bertanya, “Siapa yang tidak mau Ya Rasulullah?”. Rasul menjawab, “Barang siapa yang taat kepadaku ia masuk surga dan siapa yang durhaka kepadaku ia termasuk orang yang tidak mau”.

AKIBAT DALAM PERJUANGAN.

Objektifitas sejarah dalam Islam telah menunjukkan kepada kita betapa kemaksiatan bisa menjadi penyebab suatu kekalahan dalam perjuangan. Dari sekian banyak peristiwa, ada dua peristiwa penting yang bisa kita jadikan rujukan untuk mengambil pelajaran.

Pertama, kekalahan dalam perang Uhud yang terjadi karena ketidakdisiplinan para sahabat. Ketika itu, Rasulullah Saw belum menyatakan bahwa perang sudah selesai meskipun musuh-musuh sudah meninggalkan arena perang karena mendapatkan serangan yang dahsyat dari pasukan muslim. Tapi sebagian sahabat justru telah melakukan pengumpulan harta rampasan perang (ghanimah), maka sahabat-sahabat yang lainpun turut serta mengumpulkan harta itu, termasuk pasukan yang di atas bukit. Melihat hal itu, sisa-sisa tentara kafir melakukan konsolidasi dan mereka naik ke atas bukit lalu melakukan serangan yang bertubi-tubi hingga para sahabat kocar-kacir, bahkan 70 orang sahabat menjadi syahid dan Rasulullah Saw sendiri terperosok ke dalam lubang, mengalami luka dan giginya sampai patah.

Kedua, kekalahan dalam perang Hunain meskipun kaum muslimin berjumlah sangat banyak, yakni 12.000 pasukan, sedangkan pasukan kafir hanya 4000 orang. Hal ini terjadi karena adanya perasaan sombong dan menganggap enteng lawan karena jumlah pasukan yang banyak. Hal ini menyebabkan jumlah pasukan Islam menjadi sedikit dan yang sedikit itulah yang kemudian menunjukkan kesungguhan sehingga berhasil mengalahkan musuh.
Dari dua contoh ini, menjadi jelas bagi kita betapa para dai dan mujahid harus betul-betul memiliki akhlaq yang mulia untuk suksesnya dalam perjuangan, sedangkan kemaksiatan hanya akan membuat Allah menjadi murka, bahkan sangat besar kemurkaan-Nya sehingga sulit memberikan kemenangan kepada kaum muslimin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ - والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Belajar dari Kisah "MANGKOK TANPA ALAS"

Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari
istananya untuk menikmati udara pagi. Di keramaian,
ia berpapasan dengan seorang pengemis.
Sang raja menyapa pengemis ini, “Apa yang engkau inginkan
dariku?”

Si pengemis itu tersenyum dan berkata, “Tuanku bertanya,
seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba.”
Sang raja terkejut, ia merasa tertantang, “Tentu saja aku dapat
memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta, katakanlah!”
Maka menjawablah sang pengemis, “Berpikirlah dua kali, wahai
tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa.”

Rupanya sang pengemis bukanlah sembarang pengemis.
Namun raja tidak merasakan hal itu. Timbul rasa angkuh dan tak
senang pada diri raja, karena mendapat nasihat dari seorang
pengemis. “Sudah aku katakan, aku dapat memenuhi
permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling
berkuasa dan kaya-raya.”

Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis itu
mengangsurkan mangkuk penadah sedekah, “Tuanku dapat
mengisi penuh mangkuk ini dengan apa yang tuanku inginkan.”
Bukan main! Raja menjadi geram mendengar ‘tantangan’
pengemis di hadapannya.

Segera ia memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut
dengannya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis kurang
ajar ini dengan emas! Kemudian bendahara menuangkan emas
dari pundi-pundi besar yang dibawanya ke dalam mangkuk
sedekah sang pengemis. Anehnya, emas dalam pundi-pundi
besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah.
Tak mau kehilangan muka di hadapan rakyatnya, sang raja terus
memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Tetapi
mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh perbendaharaan
kerajaan: emas, intan berlian, ratna mutumanikam telah habis
dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar,
berlubang.

Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di
kaki si pengemis, ternyata dia bukan pengemis biasa, terbatabata
ia bertanya, “Sebelum berlalu dari tempat ini, dapatkah
tuan menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?”
Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, “Mangkuk itu
terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang
mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya. Ada
kegembiraan, gairah memuncak di hati, pengalaman yang
mengasyikkan kala engkau menginginkan sesuatu. Ketika
akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang
telah kau dapatkan itu, seolah tidak ada lagi artinya bagimu”.
Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang masuk dalam
mangkuk yang tak beralas itu. Kegembiraan, gairah, dan
pengalaman yang mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses
untuk mendapatkan keinginan..

Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru.
Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan.
Anak cucumu kelak mengatakan: power tends to corrupt;
kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak.
Raja itu bertanya lagi, “Adakah cara untuk dapat menutup alas
mangkuk itu?”

“Tentu ada, yaitu rasa syukur kepada Tuhan. Jika engkau pandai
bersyukur, Tuhan akan menambah nikmat padamu,” ucap sang
pengemis itu, sambil ia berjalan kemudian menghilang.

============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal. 368-370. ISBN 978-6028-686-938.

Taqdir Politik

Oleh: Anis Matta

Ayat-ayat tentang takdir ini paling banyak diturunkan pada konteks politik dan kekuasaan, karena dalam pergulatan itulah iman kita pada takdir paling banyak diuji.

Dalam pertempuran dan pertarungan politik iman kita pada takdir paling banyak diuji, karena dalam kondisi itu kita gampang labil dan tergoncang secara batin. Itu sebabnya panyak tentara yang pergi cari jimat sebelum bertempur. Atau penguasa cari dukun untuk memastikan kesinambungan kekuasaannya.

Tentara dan penguasa terlibat dalam banyak pertempuran dan konflik, hidup dalam ketidakpastian dan goncangan tanpa henti. Mereka mudah jadi rapuh. Tentara dan penguasa butuh sandaran spiritual lebih besar dan kokoh. Sayangnya mereka sering mencarinya di luar Allah.

Bekerja dalam dunia politik tanpa iman yang kokoh pada takdir membuat kita labil dan rapuh, mudah mengalami disorientasi dan tersesat di tengah jalan.

Musa berkata kepada kaumnya: "Mintalah pertolongan dari Allah dan bersabarlah, sungguh Dia akan wariskan bumi ini kepada hamba yang dikehendakiNya".

Diantara Fir'aun dan Musa, Allah memberlakukan takdirNya: shifting of power (pergiliran kekuasaan-ed). Itulah pengaturannya. Terlalu halus memang, dan tak terbaca.

Iman pada takdir membuahkan keyakinan yang kokoh dan kesabaran yang panjang. Itulah kunci dari karakter para pemenang: keyakinan dan kesabaran.

Selasa, 22 Februari 2011

Renungan untuk Para Wanita dan Lelaki

oleh : Muhammad Fatih Husen pada 21 Februari 2011 jam 7:50


Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa mereka, hati, pikiran, dan perasaan lelaki pun akan resah. Masih mencari, walaupun sudah ada segala-galanya. Apalagi yang tidak ada di syurga, namun Nabi Adam a.s. tetap merindukan Siti Hawa.

Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, istri ataupun puteri. Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki, tetapi kalau lelaki sendiri yang tidak lurus (baca; bengkok), tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka.

Tak logis memang, kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus. Luruskanlah wanita dengan cara petunjuk Allah SWT, karena mereka diciptakan begitu rupa oleh Allah. Didiklah mereka dengan panduan dari-Nya.

Jangan coba menjinakkan mereka dengan harta, nanti mereka semakin liar. Jangan hibur mereka dengan kecantikan, nanti mereka semakin menderita. Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah, maka kenalkanlah mereka kepada Allah, Dzat yang kekal. Disitulah kunci utamanya.

Akal mereka setipis rambutnya, maka tebalkan dengan ilmu. Hati serapuh kaca, maka kuatkanlah dengan iman. Perasaan mereka selembut sutera, maka hiasilah dengan akhlak mulia. Suburkanlah karena dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan keadilan Allah. Akan terhibur dan berbahagialah mereka, walaupun tidak jadi ratu cantik dunia, presiden ataupun perdana mentri negara ataupun women gladiator.

Bisikkanlah ke telinga mereka, bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan diri. Hal itu bukanlah diskriminasi Allah SWT. Sebaliknya, disitulah kasih sayang Allah padanya, karena dari rahim wanita yang lembut itulah yang mengandungkan laki-laki berwajah negarawan, karyawan, jutawan dan wan-wan lainnya.

Tidak akan lahir “Superman” tanpa “Superwoman”. Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan. Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan, bahkan mereka sendiri pula yang membengkokkan.

Lebih banyak lelaki yang dirusakkan oleh perempuan, daripada perempuan yang dirusakkan oleh lelaki. Sebodoh-bodohnya seorang perempuan, bisa menundukkan sepandai-pandainya seorang lelaki. Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Tuhannya.
Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki. Kini, bukan saja banyak boss telah kehilangan sekretarisnya, bahkan anakpun akan kehilangan ibu, suami kehilangan istri dan bapak akan kehilangan putrinya.

Bila seorang wanita durhaka, dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa. Dan, wahai para lelaki, jangan hanya mengharapkan ketaatan dari seorang wanita, namun binalah kepemimpinan dalam dirinya terlebih dahulu. Pastikan, sebelum memimpin wanita menuju Allah, pimpinlah diri sendiri terlebih dahulu kepadaNya. Jinakkanlah diri menuju Allah, niscaya jinaklah segala-galanya dibawah pimpinan kita. Jangan mengharap istri seperti Siti Fatimah, jika pribadi belum lagi seperti Ali bin Abi Thalib. Wallahualam Bishawwab

Senin, 21 Februari 2011

Tips Sukses & Bahagia : Hari Ini Milik Anda

Oleh : DR ‘Aidh al-Qarni


Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari
inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan
segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum
tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya
menyapa Anda inilah hari Anda.

Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup
Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dllahirkan hari ini dan akan
mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik
diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan
bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.
Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian,
kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad
mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an
yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala
hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan,
perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan
raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.

Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi
waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan
setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyakbanyaknya
pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah
untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada-
Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan
nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah
rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda
hari dengan penuh keridhaan.

{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah
kamu termasuk orang yang bersyukur.}
(QS. Al-A'raf: 144)

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian
dan kebencian.
Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu
kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda): Harimu adalah
hari ini. Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum
baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi
hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda?
Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa
Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau
mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi?
Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang
kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada
prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan
diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan
semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.

Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini
aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap
kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik
dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku
berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan
berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan
memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur
kata dan tindak tandukku."

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat
tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin,
membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada
al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam
hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan
berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan
buruk sangka.

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka
aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada
siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah,

menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang
kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang
dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka
yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil,
dan berbakti kepada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai
masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu.
Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah
melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah
meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."

"Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak
akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah
dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena
esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum
diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan."

"Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam
"kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan
yang paling indah dan menyenangkan.

Minggu, 20 Februari 2011

Tips : SMS TAUSYIAH


Berdakwa bisa lewat media apa saja, termasuk lewat sms, dari pada kita menghabiskan pulsa untuk mengirimkan pesan yang tidak penting mendingan kita gunakan Pulsa kita untuk menebar kebaikan lewat sms Tausyiah. berikut kumpulan sms Tausyiah Islam, semoga bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.


Kumpulan SMS Tausyiah :

1. Pekerjaan tersulit dalam kehidupan adalah membersihkan nafsu dari kotorannya
2. Bekerja keras adalah bagian dari fisik,bekerja cerdas merupakan bagian otak, sedangkan bekerja ikhlas merupakan bagian dari hati.
3. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan kecerdasan, tapi cerdas tanpa hati nurani lebih berbahaya karena bisa membuat kejahatan yang lebih dahsayt.
4. Jagalah hati dari semainya bibit kesombongan dan kedengkian, sebab jika bibit-bibit seperti itu tumbuh maka lambat laun hati kita akan mati.
5. Jual beli itu bukan hanya masalah transaksi uang dan barang tapi harus jadi amal soleh.
6. Hilangnya nikmat adalah saat kita tak pandai bersyukur. Bersyukur kepada Allah itu ada tiga cara : bersyukur dalam hati, dengan lisan dan dalam sikap/perbuatan.
7. Bintang ilmu, bulan makrifat, dan matahari tauhid semuanya bersarang dan terbit hanya pada hati kita.
8. Orang yang cerdas menurut Rosulullah adalah orang yang mampu menahan hawa nafsu dan beramal untuk hari sesudah maut.
9. Kesuksesan adalah milik orang yang sangat gigih mengubah dirinya dan tidak akan terjadi perubahan kecuali pada orang yang berani melihat kekurangan dirinya.
10. Kegaalan biasanya disebabkan oleh satu kelemahan manusia, yaitu tidak adanya keseimbangan antara keinginan dan kesungguhan dalam menyempurnakan ikhtiar.
11. Mencari seribu satu alasan untuk memaklumi orang lain adalah cara melatih diri agar berprasangka baik kepada orang beriman dan waspada terhadap orang zhalim.
12. Keluh kesah dan amarah tidak akan banyak mengubah keadaan, selain akan lebih mempersulit posisi kita sendiri.
13. Ketidaksabaran kadang muncul karena kita kurang mampu memahami hikmah dibalik musibah yang menimpa.
14. Jadikan hari yang tersisa menjadi hari yang selalu merindukan rida Allah.
15. Harta manusia sesungguhnya terbagi tiga yaitu : apa yang dimakan lalu habis, apa yang dipakai lalu lusuh, dan apa yang disedekahkan akan tersimpan untuk akhirat.
16. Tidak ada sesuatu yang lebih baik daripada akal yang diperindah dengan ilmu, ilmu dengan kebenaran, kebenaran dengan kebaikan, kebaikan dengan taqwa.
17. Awalilah kesuksesan dengan berani melihat kekurangan diri sendiri.
18. Waktu adalah modal utama dalam hidup kita, maka berbahagialah bagi siapapun yang pandai mengatur dan memanfaakan waktu sehingga tidak berlalu sia-sia.
19. Tidak akan pernah tentram rumah tangga yang tidak mengarahkan anggota keluarganya untuk bersungguh-sungguh taat kepada Allah.
20. Ciri Entreprener muslim : Saat encarinya sangat menjaga keadilan dan kejujuran, lalu setelah mendapatkannya didistribusikan untuk kepentingan umat.
21. Jika kita memelihara kebencian dan dendam, maka seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki akan habis dan kita tidak akan pernah menjadi orang produktif.
22. Orang serakah tidak akan pernah merasakan lezatnya dan manisnya kenikmatan, dia bagaikan orang makan yang tidak pernah merasakan kenyang dan nikmatnya makanan.
23. Ada dua macam perjuangan : perjuangan untuk tetap hidup di dunia dan perjuangan untuk meraih kehidupan kekal di akhirat dengan sebaik-baiknya.
24. Barang siapa ingin dunia harus dengan ilmu, ingin akhirat harus dengan ilmu, ingin dunia dan akhirat harus dengan ilmu.
25. Tidak ada penghinaan yang akan membuat kita sengsara jika kita jadikan itu sebagai ladang amal untuk meningkatkan kemuliaan dengan memaafkan dan sabar.
26. Orang tawadu’ tidak pernah melihat orang lain lebih rendah dari dirinya.
27. Kehidupan adalah medan perang tanpa gencatan senjata, titik lemah manusia adalah ketika akalnya tertutup oleh hawa nafsu sehingga salah memilih jalan dan keputusan.
28. Jalan terbaik bagi kita membalas dendam terhadap musuh adalah dengan cara meningkatkan derajat dan kehormatan diri sendiri.
29. Salah satu cirri akhlak mulia adalah bersikap ramah dan lemah lembut terutama kepada orang yang seharusnya dipimpin dan dibina.
30. Banyak orang menginginkan kebahagiaan, namun seringkali justru sebaliknya yang didapatkan, sebab dia salah memahami arti kebahagiaan itu sendiri.
31. Kita harus bersabar tidak hanya dalam kesempitan tapi juga dalam kelapangan.
32. Seni yang paling baik dalam bersilaturahmi adalah banyak-banyak untuk mengingat dan mengakui kekurangan diri sendiri.
33. Banyak orang berusaha untuk merubah dunia , tapi sedikt sekali orang yang terlebih dahulu berusaha merubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan shaleh.
34. Bukti ketakwaan adalah bertawakal dengan baik terhadap apa yang belum dicapai, merasa rida terhadap apa yang belum diperoleh, bersikap sabar terhadap apa yang luput diperoleh.
35. Orang sukses sejati adalah orang yang terus berusaha membersihkan hati.
36. Kekuatan rohani terbentuk dengan adanya kesadaran dan perasaan akan adanya hubungan dengan Allah kita wajib menjadikannya sebagai harta yang tidak akan pernah habis dan sirna.
37. Amatlah akan sangat beruntung sukses dan bahagia bagi orang yang beriman dan khusuk dalam shalatnya.
38. Jika hati seseorang telah diberi makanan berupa dzikir dan diberi minuman berupa tafakur serta bersih dari penyakit duniawi, maka akan tampak berbagai hikmah dan keajaiban.
39. Kebohongan pertama akan melahirkan kebohongan-kebohongan lain yang akan menyebabkan seseorang kehilangan jati diri dan kemuliaannya.
40. Allah lebih mencintai orang yang diberi sedikit rizki dan dia tidak pernah berkeluhkesah sedikitpun dari pada orang kaya yang selalu merasa kekurangan.
41. Rizki yang bermanfaat adalah rizki yang disedekahkan.
42. Kalau kita sudah dekat dengan Allah, maka kita akan mendapat ketenangan dalam persaingan hidup ini. Sehingga tidak akan merasakan kekecewaan dalam setiap kegagalan.
43. Allah memerintahkan ibadah kepada kita bukan semata-mata untuk diriNya tapi justru untuk keabikan diri kita sendiri.
44. Rahasia mengatasi kesombongan diri kita adalah jangan pernah melihat atau memandang orang lain lebih rendah dari dirinya.
45. Kalau kita tahu bahwa kecerdasan itu , ia bisa menempatkan sesuatu dengan sangat tepat dijalan yang disukai Allah swt.
46. Islam mengajarkan kita untuk berfikir tentang saat kematian tentang keadaan alam kubur dan befikir suatu masa yang belum dating.
47. Seorang pemimpin sejati dia tidak berfikir untuk hari saja, tapi mampu membuat perencanaan 5 sampai 10 tahun kedepan, juga strategi jangka panjang dan jangka pendek.
48. Jangan ada pertengkaran karena buat apa ? tak menghasilkan sesuatu yang berguna.
49. Berfikirlah mau dijadikan apa rumah tangga kita, apa akan berkaya-kaya di dunia, tapi disiksa diakhirat, atau berlimpah didunia dan diakhirat ahli surga.
50. Kita butuh pemimpin yang akur, orang – irang pintar yang bisa akur dan kita butuh juga rakyat yang mau akur mulailah dengan diri sendiri untuk akur dengan siapapun.
51. Tak sedikit orang yang cita-citanya hanya sanpai dunia saja. Berfikirlah jauh kedepan karena berfikir jauh itu menentukan apa yang bisa kita lakukan.
52. Seseorang yang mampu kendalikan perasaannya adalah orang yang bisa memahami siapa dirinya.
53. Seorang pemimpin yang baik ia selalu berusaha memimpin lisan nya , karena setiap kata yang buruk itu bagaikan pisau yang mengiris atau palu yang menghantam.
54. Kejujuran akan melahirkan komitmen-komitmen dari orang lain untuk membenarkan dan mempercayai kita serta munculnya rasa aman bagi orang lain.
55. Tabiat nafsu selalu tidak sebanding antara kesenangan yang didapat dan akibat atau resiko yang diterimanya.
56. Pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak untuk dipuji sambil dikaitkan dengan kebesaran Allah , agar kita tetap ingat pada asal muasal nikmat yang diraihnya.
57. Tidak pernah ada orang yang menjadi miskin karena rajin bersedekah .Tingkatkanlah sedekah kita selama di bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini.
58. Jadikanlah setiap detik berharga dimata Allah swt. Detik-detik yang telah kita lewati tidak akan pernah kembali maka gunakan setiap kesempatan dengan perbuatan yang mulia.
59. Bersedekahlah dimanapun kita berada tanpa harus memilih atau memilah apa yang hendak kita sedekahkan .
60. Saudaraku berlomba-lombalah dalam beramal karena tabungan yang hakiki adalah amal perbuatan kita yang dilakukan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan.
61. Bila kita mencela orang maka kita cacat hati karena tidak mampu melihat hikmah Allah, cacat adab karena merendahkan makhluk Allah dan cacat akhlak karena tak berbuat apa-apa.
62. Jangan pernah ragu atas milik Allah , hanya Allah pemberi hidayah.
63. Kita harus terus meningkatkan mutu keyakinan kepada Allah , agar Allah juga selalu yakin untuk memberikan apapun yang kita minta dan yang tidak kita minta.
64. Orang yang hatinya diberi cahaya oleh Allah keika melihat sesuatu hatinya pun ikut melihat keagungan Allah.
65. Berjuang memuliakan orang tua kita , bukan berarti kita sanggup memberikan petunjuk . Kita berjuang lewat doa dan perbuatan, dengan harapan Allah yang memberikan petunjuk.
66. Sempurnakanlah ikhtiar kita , kejarlah pertolongan Allah, semoga Allah menolong kita menjadi orang yang selalu rindu, mengenal Allah dan diberi karuniaNya.
67. Kunci dari kredibilitas adalah kejujuran.
68. Kita harus belajar yakin bahwa tak ada satupun pengundang bencana, kecuali perilaku kita sendiri dan tak ada yang bisa menolong kita kecuali Allah.
69. Cahaya yang menerangi hati manusia adalah nur dari sifat-sifat Allah caha yang tampak adalah berkas caha yang diciptakanNya dan cahaya yang tidak tampak adalah cahaya dari sifat-sifat Allah.
70. Jangan menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri, jangan melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri.
71. Kalau hati tertutup maka dunia ini menakutkan. Melihat uang takut tidak mendapat bagiannya. Ketika sudah dapat justru takut hilang.
72. Hikmah menjaga kesucian qolbu adalah dibukanya pintu hikmah oleh Allah.
73. Bagi orang-orang yang hatinya terbuka, insya Allah tidak ada kerisauan tentang rezeki. Rizki sudah pasti Allah membagikan, tiak akan pernah tertukar.
74. Marilah kita rasakan, apapun yang kita raba dengan indra membuat kita mengenal hikmah dibalik setiap kejadian yang ada.
75. Biasakanlah anak-anak untuk mandiri, bebas dan berani bertanggung jawab. Sehingga mereka akan tumbuh dan berkembang dengan kepercayaan diri yang tinggi.
76. Jika anda merindukan keindahan maka berbuatlah kebajikan karena kebajikan merupakan budi pekerti yang indah, sedangkan dosa adalah perbuatan yang menyesakkan dada.
77. Orang yang hatinya kotor tidak akan peka dengan perilaku maksiat yang dilakukannya.
78. Seorang pemimpin yang bersyukur akan berjuang sekuat tenaga untuk membua orang yang dipimpinnya mengenal Allah dan mengenal kebenaran.
79. Pemimpin yang amanah akan bertanggung jawab terhadap perkara sekecil apapun. Setiap berkata benar-benar tidak ada keraguan tak meremehkan waktu walau sedetikpun.
80. Dengan ilmu seorang suami atau istri akan berbuat apapun dengan penuh keikhlasan dan merasa rida dalam melayani dan berkhitmad terhadap pasangannya masing-masing.
81. Derajat suami ditentukan oleh perjuangannya menjadi pemimpin rumah tangga, sehingga ia akan menuntut dirinya untuk menjadi tauladan bagi keluarga yang dipimpinnya.
82. Istri yang bersikap setia dan jujur kepada suami, meringankan setengah beban kehidupan suami, minimal senyuman yang membahagiakan, surga pahalanya.
83. Janganlah kita merasa kecewa jika tidak mengerti, tetapi hendaklah kecewa karena tidak belajar.
84. Menularnya akhlak yang buruk terhadap lingkungan kita akibat tidak punya keberanian kita dalam menyampaikan kebenaran.
85. Apabila kita tak melatih terhadap kejenuhan menuntut ilmu, maka kita harus siap dalam kerendahan
86. Tidak akan ada penyebar fitanah apabila tidak ada yang mendengarnya.
87. Termasuk dosa besar jika kita mengagumi alam dan segala isinya tetapi lupa kepada yang Maha Menciptakannya.
88. Putus asa adalah kesalahan fatal manusia karena didalam kesusahan ada hikmah yang sangat besar.
89. Orang yang paling jahat dari pada penggunjing dan penyebar fitnah adal;ah orang yang senang mendengarkan mereka.
90. Lapangkanlah selalu hati kita, karena apa yang dibangun oleh akal yang luas dapat dihancurkan oleh hati yang sempit.
91. Jangan kita berbicara tanpa akal dan jangan bekerja tanpa perencanaan karena hasilnya akan kecil dan lebih jauhnya berantakan.
92. Ikhlas adalah kunci kekuatan dalam cobaan, Ditengah kedukaan gempa Aceh, kepedulian dari kita semua merupakan bentuk perhatian yang sangat dibutuhkan mereka.
93. Apabila kita memperoleh pangkal kenikmatan janganlah kita menghilangkan ujungnya karena hal itu merupakan tanda tidak bersyukur.
94. Sungguh indah sekali dimata Allah jika kita mengamalkan kebajikan tetapi kita merahasiakannya.
95. Allah memberikan rejeki kepada burung tetapi tidak dengan meletakkan rezeki itu disarangnya, maka sempurnakanlah sesuatunya dalam berikhtiar.
96. Sirnalah kebahagiaan seorang wanita jika ia tidak mampu menjadikan suaminya kawan yang termulia.
97. Orang yang takut mati tidak akan luput dari kematian dan ketahuilah orang yang mencintai dunia juga tidak akan hidup kekal.
98. Orang tidak pernah merasakan pahit getirnya kemiskinan tidak akan merasakan lezatnya kekayaan.
99. Orang yang rela mengorbankan kemerdekaannya berarti ia mengorbankan sifatnya sebagai manusia.
100. Kalau Allah menghendaki keburukan seseorang maka dia menguasakan atasnya
pendengki yang tidak punya belas kasihan
101. Sungguh aneh orang yang dipuji karena kebaikannya, sedangkan dia tidak
memiliki kebaikan apapun
102. Kedermawanan sejati adalah bila memberikan sesuatu kepada orang lain
sedangkan anda sendiri ikhlas memberikannya.
103. Bahagiakanlah keluarga kita sebelum membahagiakan orang lain.
104. Keluarga akan bahagia jika seluruh anggota keluarga merasa bahagia dan saling
membahagiakan dan rumahnya.
105. Kita jadikan musibah membuat kita makin tunduk, rendah hati, gemar bersujud.
106. Jadikanlah ibadah tawaf di Baitullah menjadi sarana melatih kesabaran, hingga
kembalinya seseorang dari berhaji tumbuh dalam jiwanya sifat penyabar.
107. Puncak haji adalah saat wukuf di arafah yang menjadi puncak penghambaan
seseorang kepada Allah, maka hendaknya sorang yang berhaji senantiasa merasa
rendah diri.
108. Perjuangan penuh peluh bahkan darah saat melempar jumrah menjadi lambing perjuangan seseorang dalam melawan syetan dalam kehidupannya.
109. Orang pertama yang banyak mengambil manfaat dari tindakan membahagiakan orang lain adalah mereka yang menjadikan tindakan itu sebagai prioritas dalam hidup mereka.
110. Masa lalu itu sudah tidak ada, jangan sekali-kali hidup dalam mimpi buruk masa lalu, dan di bawah paying masa silam.
111. Jangan terlalu resah dengan musibah yang menimpa sebab dzat yang menentukan itu semua , punya surga, pahala, pengganti, dan ganjaran yang besar.
112. Allah akan senantiasa dekat jika dipanggil , senatiasa mendengar jika diseru, dan akan mengabulkan jika dimohon.
113. Berbuat baik itu seperti parfum yang memberikan manfaat kepada yang membawa, yang menjual, sekaligus yang membelinya.
114. Orang yang paling baik ialah yang mengetahui kekurangan diri dan memperbaikinya, sehingga bertambah kebaikannya.
115. Jadikanlah Allah sebagai tujuan setiap amal surga sebagai tempat kembali dan saudara sebagai ladang amal.
116. Orang yang sempurna ilmu dan dan imannya akan terlihat sempurna amalnya karena sempurna ketaqwaan kepada Allah.
117. Kenali kekurangan diri sendiri agar tidak sombong dan ketahui kelebihan diri sendiri agar tidak rendah diri.
118. Memikirkan kekurangan diri sendiri mendatangkan kemuliaan. sibuk melihat keburukan orang lain mendatangkan kehinaan.
119. Semakin cepat bertaubat kepada Allah atas kemaksiatan yang dilakukan niscaya akan semakin tenang hai kita.
120. Maafkan dan doakanlah orang – orang yang pernah berbuat tidak baik kepada kita, karena diberikan kepada seorang yang memafkan itu kemuliaan.
121. Kebahagiaan itu hanya diberikan kepada orang – orang yang gemar memberi, karenanya jauh lebih baik kita memberi sebelum tangan kita menerima.
122. Ketaatan dan ketawakalan tidak bersikap mubazir dan tidak melampaui batas adalah cirri dari muslim yang tawadlu.
123. Tumbuhkan kasih saying, karena ia akan melahirkan kemampuan mengendalikan diri dan mendzolimi orang lain.
124. Tidak ada yang lebih berbahaya dalam kehidupan berumah tangga kecuali jika membiarkan kemaksiatan didalamnya.
125. Jangan menunda berbuat kebaikan karena akan menutup kebaikan yang lainnya, menunda kebaikan menghilangkan kesempatan untuk beramal.
126. Kesuksesan usaha adalah bertambahnya manfaat bagi sesama.
127. Berjuta manusia merasakan kenikmatan di Baitullah, seharusnya kenikmatan itupun menyertai ibadah – ibadah lainnya swpulang dari Baitullah.
128. Sikap berhati – hati dalam berkata dan berbuat lahir dari kemampuannya mengendalikan diri , itulah buah yang harus dipetik oleh orang – orang yang pulang dari Tanah Suci.
129. Bila kelapangan materi yang Allah berikan untuk berhaji membua bangga diri maka yang didapat hanyalah kehinaan belaka.
130. Haji yang mabrur tiada ganjarannya yang sesuai melainkan surga.
131. Tidak ada jalan bagi kita untuk menjadi sombong dan takabur dengan jamuan Allah di Arofah, kecuali kita harus semakin memperbaiki kualitas diri sendiri.
132. Berkurban adalah jalan untuk melatih diri memupus rasa cinta akan dunia dan melatih jiwa untuk berbagi rizqi dengan yang lain.
133. Berbanggalah dengan predikat haji yang disandang hanya akan menghinakannya,namun jika kesederhanaan yang ditampakkan maka akan menambah kemuliaan.
134. Apa yang kita kurbankan di dunia dari daging dan darahnya tidaklah berarti apa – apa kecuali jika bernilaiketakwaan.
135. Seseorang mulia bukan karena apa yang dimilikinya tapi karena pengorbanannya untuk memberikan manfaat dari orang lain.
136. Beragam keistimewaan dan keutamaan yang berpuncak pada surga yang menanti seseorang yang berhaji, namun hanya diperunukkan bagi orang – orang yang meraih haji mabrur.
137. Kekuatan terbesar dari kaa – kata yang kita ucapkan adalah pada saat kita mampu berbicara jujur.
138. Ungkapan terimakasih kita kepada orang lain adalah bagian rasa syukur kita kepada Allah, karena tidak dikatakan bersyukur orang yang tidak berterimakasih kepada sesama.
139. Bertindaklah yang diridoi Alah, karena sedikit saja tergelincir dalam dosa mampu memporak - porandakan kehidupan keluarga.
140. Rumah yang barokah adalah rumah yang memberikan kesejukan, ketenangan bagi penghuninya dan itu akan diperoleh jika rumah itu banyak dipakai untuk ngungat Allah.
141. Amanah mengemban peran dalam keluarga akan melahirkan keseimbangan yang pada akhirnya akan lahir keharmonisan.
142. Bagi yang ridlo dengan ketentuan Allah, maka ia akan merasakan hikmah dibalik takdir Allah aas dirinya.
143. Ketika kita menerima ujian dan cobaan maka tidak ada jalan yang lebih menentramkan kecuali meyakini bahwa pemberi jalan terangan hanyalah Allah.
144. Saat menjalankan ibadah haji adalah saat menunjukkan ketaatan yang sempurna sebagai manusia kepada Allah.
145. Predikat haji tidak mulia bila menjadikan seseorang sombong dan merasa lebih dari orang lain.
146. Hikmah ibadah haji adalah pengorbanan, kesungguhan dan keyakinan yang kuat kepada Allah.
147. Berbahagialah bila diberi kemampuan menunaikan ibadah haji karena itu merupakan nikmat yang sangat besar bagi kaum muslim.
148. Kesempurnaan seorang muslim ialah mampu menjalankan semua rukun islam yang puncaknya adalah ibadah haji.
149. Bekal ilmu akan memudahkan dalam menjalankan ibadah haji, tanpa ilmu ibadah bisa rusak dan tidak diterima Allah.
150. Sungguh mulia yang hajinya Mabrur karena ia mendapat surga sebagai balasannya.
151. Orang baik bukan yang tanpa kekurangan, tapi yang selalu memperbaiki
kekurangannya.
152. Berkorban jiwa dan hartaserta sungguh – sungguh mencapai kebaikan merupakan semangat haji mabrur.
153. Mabrurnya haji seseorang ialah bertambahnya amal solehnya, mulia akhlak dan kecintaannya kepada Allah dan Rosul-Nya.
154. Predikat haji bukan untuk dibanggakan kepada manusia tapi untuk dipertanggung jawabkan pada Allah.
155. Usaha yang berkah adalah yang menambah kebaikan dan tidak menzalimi orang lain.
156. Siapa yang dengan hajinya mampu menolak kemaksiatan maka mendapat keutamaa pahala haji.
157. Kejujuran adalah ketenangan, kebohongan adalah keresahan, malu adalah benteng pelindung, ilmu adalah hujjah, kefasihan adalah keindahan, diam adalah kebijaksanaan.
158. Dari Abu Qatadah, Rasulullah saw bersabda bahwa puasa hari assyura (10 Muharram) itu menghapuskan dosa 1 tahun yang telah lalu. (H.R.Muslim)
159. Mengapa harus menyerah jika berdiam diri tidak membuat waktu berhenti, rintangan hanyalah sebuah jeda kehidupan, penguji ketulusan perjuangan, jihad menggapai ridho Illahi. 4JJ1Akbar!!
160. “Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada 4JJ1 dan rasul2-Nya.” (Q.S. 57:21)
161. Bahkan dalam letih pun seorang da’i tetap tersenyum, karena apa yang kita tunaikan menjadi jaminan bermakna untuk usia dan bermanfaat untuk kehidupan. Semoga kita bisa menjaga keikhlasan hingga tiap jerih payah kita bisa berbalas pahala-Nya.
162. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat 4JJ1. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Q.S. 63:9)

Kamis, 17 Februari 2011

“Adab wanita yang sedang Menstruasi terhadap Al-Qur’an”

oleh Mutia Mujahidah pada 17 Februari 2011 jam 12:50
Bismillahirrahmannirrahiim…
Assalamu’alaikum warhmatullahi wabarokatuh

Bagi wanita yang khususnya mempunyai masalah pada waktu menstruasi yang lama, Semoga note ini sangat bermanfaat. Dan bagi yang lain, semoga dapat bermanfaat juga.
Disalin dari buku Risalah Fid Dimaa’ Ath-Thabii’iyah Lin Nisaa’. Penulis Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-’Utsaimin, edisi Indonesia Darah Kebiasaan Wanita hal. 26-31. Penerjemah Muhammad Yusuf Harun, MA. Penerbit Darul Haq Jakarta.
Tulisan ini juga hasil editan ane agar mudah dibaca tanpa mengurangi maksud dr tulisan yang asli.

1. Bolehkah wanita haid Membaca dzikir, takbir, tasbih, tahmid dan bismillah ketika hendak beraktifitas, membaca hadits, fiqh, do’a dan aminnya, serta mendengarkan Al-Qur’an?
Adapun membaca dzikir, takbir, tasbih, tahmid dan bismillah ketika hendak makan atau pekerjaan lainnya, membaca hadits, fiqh, do’a dan aminnya, serta mendengarkan Al-Qur’an, maka tidak diharamkan bagi wanita haid. Hal ini berdasarkan hadits dalam Shahih Al-Bukhari-Muslim dan kitab lainnya bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersandar di kamar Aisyah Radhiyallahu ‘anha yang ketika itu sedang haid, lalu beliau membaca Al-Qur’an.


2. Bolehkah Wanita Haid membaca Al-Qur’an ?
Sedangkan membaca Al-Qur’an bagi wanita haid itu sendiri, jika dengan mata atau dalam hati tanpa diucapkan dengan lisan maka tidak apa-apa hukumnya. Misalnya, mushaf atau lembaran Al-Qur’an diletakkan lalu matanya menatap ayat-ayat seraya hatinya membaca. Menurut An-Nawawi dalam kitab Syarh Al-Muhadzdzab, Juz 2, hal. 372 hal ini boleh, tanpa ada perbedaan pendapat.
Adapun jika wanita haid itu membaca Al-Qur’an dengan lisan, maka banyak ulama mengharamkannya dan tidak membolehkannya. Tetapi Al-Bukhari, Ibnu Jarir At-Thabari dan Ibnul Munzdir membolehkannya. Juga boleh membaca ayat Al-Qur’an bagi wanita haid, menurut Malik dan Asy-Syafi’i dalam pendapatnya yang terdahulu, sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Baari , serta menurut Ibrahim An-Nakha’i sebagaimana diriwayatkan Al-Bukhari.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatawa kumpulan Ibnu Qasim mengatakan : “Pada dasarnya, tidak ada hadits yang melarang wanita haid membaca Al-Qur’an. Sedangkan pernyataan “Wanita haid dan orang junub tidak boleh membaca ayat Al-Qur’an” adalah hadist dha’if menurut perkataan para ahli hadits. Seandainya wanita haid dilarang membaca Al-Qur’an, seperti halnya shalat, padahal pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kaum wanita pun mengalami haid, tentu hal itu termasuk yang dijelaskan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya, diketahui para istri beliau sebagai ibu-ibu kaum mu’minin, serta disampaikan para shahabat kepada orang-orang. Namun, tidak ada seorangpun yang menyampaikan bahwa ada larangan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masalah ini. Karena itu, tidak boleh dihukumi haram selama diketahui bahwa Nabi tidak melarangnya. Jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melarangnya, padahal banyak pula wanita haid pada zaman beliau, berarti hal ini tidak haram hukumnya”.

Setelah mengetahui perbedaan pendapat di antara para ulama, seyogyanya kita katakan, lebih utama bagi wanita haid tidak membaca Al-Qur’an secara lisan, kecuali jika diperlukan. Misalnya, seorang guru wanita yang perlu mengajarkan membaca Al-Qur’an kepada siswi-siswinya atau seorang siswi yang pada waktu ujian perlu diuji dalam membaca Al-Qur’an, dan lain sebagainya.

Semoga bermanfaat. Bila dari ukhti Fillah ada mendapatkan artikel, hadits dan penjelasan mengenai ini, tafadhol di sharekan dan di tambahkan ke koment di tulisan ane.

Fasthabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum warhmatullahi wabarokatuh

Minggu, 13 Februari 2011

Tips : Sigap Memenuhi Panggilan Dakwah Dan Jihad

SERI TAUJIHAT RI’AYAH MA’NAWIYAH KADER PK-SEJAHTERA 1424 H
TAUJIHAT DUA PEKANAN

Seri 19/67
Sigap Memenuhi Panggilan Dakwah Dan Jihad
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله، الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه ووالاه، أما بعد:

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (Q.S. Al-Anfaal: 24).

Ikhwah dan akhwat fillah,
Dakwah dan jihad adalah dua kata yang selamanya harus ada dan terpatri dalam diri seorang Muslim yang menghendaki al-manzilah al-‘ulya (kedudukan tinggi) di sisi Allah SWT. Setiap mukmin yang memahami dan menghayati hakikat kehidupan pasti akan menempuh jalan kebahagiaan abadi di sisi Allah SWT. Ia akan mendekat, berlari, dan terbang menuju keridhaan-Nya “fafirruu ilallaah” (Q.S. Adz-Dzaariyaat/51/50). Dan setiap al-akh yang di dalam relung hatinya terhunjam keyakinan bahwa kematian itu kepastian yang cuma terjadi sekali, maka ia akan memilih seni kematian yang paling mulia di sisi Allah.
Imam Syahid Hasan Al-Banna rahimahullah mengungkapkan bahwa umat yang dapat memilih seni kematian dan memahami bagaimana mencapai kematian yang mulia, maka pasti Allah berikan kepada mereka kemuliaan hidup di dunia dan kenikmatan abadi di akhirat (Risalah Jihad-Majmu’ah Rasail Al-Banna).
Akhil kariim, adakah jalan yang lebih mulia dan dapat membawa kita menuju puncak kebahagiaan selain jalan dakwah yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW dan yang beliau nyatakan menjadi jalan pengikutnya? Allahumma laa. Dan adakah kematian yang lebih terpuji di sisi-Nya yang selalu didambakan oleh hamba-hamba yang beriman sejak dulu hingga hari kiamat selain mati dalam jihad fii sabiililllah? Allahumma laa.

Katakanlah, “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik. (Q.S. Yusuf: 108)

Apakah (orang-orang yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zhalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (Q.S. At-Taubah: 19-20)
Ikhwati, tidak ada yang telah membuat usia para sahabat dan para ulama sekaliber Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad r.a. seolah terus memanjang hingga akhir zaman, kecuali dakwah yang mereka lakukan. Tidak ada sesuatu yang telah membuat lisan orang-orang mukmin menyebut dan mendoakan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, dan Khalid bin Walid r.a. atau tokoh-tokoh seperti Shalahuddin Al-Ayyubi, Thariq bin Ziyad, dan Al-Muzhaffar Quthuz selain jihad fii sabilillah. Kehidupan mereka menjadi amat berarti dan berharga karena mereka sigap menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya.

Namun akhil kariim, kesigapan itu bukanlah suatu hal yang muncul begitu saja, melainkan adalah buah keimanan kepada Allah sebagai Pemberi dan Pencipta kehidupan, buah keimanan yang kokoh kepada hari akhir saat terwujudnya kehidupan dan kebahagiaan hakiki. Kesigapan itu lahir dari hati yang tidak lalai dari hakikat ini berkat taufiq dan ri’ayah rabbaniyah. Oleh sebab itu, Allah SWT berfirman: “…dan ketahuilah bahwa Allah membentengi antara seseorang dengan hatinya, dan ketahuilah bahwa hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan (di mahsyar).
Maka kita patut bertanya dan mengevaluasi diri. Seberapa kuatkah hakikat kehidupan abadi di akhirat telah tertanam dalam hati sehingga kita berhak mendapatkan ri’ayah rabbaniyyah tersebut yang membuat ruhul istijabah menjadi karakter dalam diri kita? Seberapa kuat hakikat ini mewarnai atau men-shibghah (QS 2:138) diri dan perilaku kita sehingga segala resiko duniawi dalam dakwah dan jihad fi sabililillah menjadi kecil di mata kita?

Kekuatan inilah yang menyebabkan Anas bin An-Nadhr r.a.--paman Anas bin Malik r.a.) memberikan respon spontan kepada Saad bin Muadz r.a. tatkala pasukan mukmin terdesak oleh musyrikin di perang Uhud dengan ucapannya: “Ya Saad! Surga…surga… aku mencium baunya di bawah bukit Uhud.” Kemudian beliau maju menjemput syahid hingga jenazahnya tidak dapat dikenali, kecuali oleh saudara perempuannya lewat jari tangannya (Muttafaq ‘alaih - Riyadhus shalihin, Kitab Al-Jihad, hadits No 1317).
Hal itu pula yang menjadikan Hanzhalah Sang ‘Ghasiil Al-malaikat’ segera merespon panggilan jihad, meski ia baru menikmati malam pengantin dan belum sempat mandi hadats besar. Perhatikan pula respon ‘Umair Ibn Al-Humam r.a. tatkala beliau mendengar sabda Rasulullah SAW, “Quumuu ilaa jannatin ‘ardhuhas-samaawaatu wal-ardh” (Bangkitlah menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi). Beliau mengucapkan kata “bakh-bakh” (ungkapan takjub terhadap kebaikan dan pahala) semata-mata karena ingin menjadi penghuni surga, lalu segera membuang beberapa biji kurma yang sedang dikunyahnya sambil berkata, “La-in ana hayiitu hattaa aakula tamaraatii haadzihii innahaa lahayaatun thawiilah” (Jika saya hidup sampai selesai memakan kurma ini, oh betapa lamanya (menanti surga)). Lalu beliau maju hingga gugur di perang Badar. (H.R. Muslim, dalam Riyadhus shalihin, Kitab Al-Jihad, hadits No 1314).

Atau seperti Imam Al-Banna yang berangkat menunaikan tugas dakwah meskipun anaknya terbaring sakit. Beliau meyakini bahwa setelah usahanya optimal untuk mengobati putranya, Allah SWT yang diharapkan ridha-Nya dalam menunaikan tugas dakwahnya, tidak pernah akan mengecewakan dirinya.
Akhil ‘aziiz, ruhul istijabah juga muncul karena pemahaman kita tentang qhadhaya ummah (fahmul qhadaya) dan tanggung jawab (ruhul mas’uliyyah) kita untuk mencari solusinya. Orang yang tidak mengetahui bahaya yang mengancam dirinya, sangat sulit kita harapkan responnya untuk menghindari apalagi menghilangkan bahaya tersebut. Imam Syahid Hasan Al-Banna bahkan menghendaki agar setiap al-akh memiliki kepekaan perasaan (daqiiq asy-syu’uur), bukan sekadar pengetahuan teoritis, tetapi harus menjadi kepekaan perasaan yang membuatnya tersentuh bahagia dengan kebaikan, dan terluka karena keburukan dan kebatilan. Bukankah dakwah adalah upaya kita menegakkan al-haq dan menghancurkan kebatilan?

Sifat daqiiq asy-syu’uur dan ruuhul mas’uuliyyah berarti mengharuskan kita untuk selalu berinteraksi dengan qhadhaya ummah dan terus memahaminya tanpa menunggu orang lain memahamkannya untuk kita. Sifat ini juga seharusnya membuat respon kita menjadi spontan dan penuh energi sehingga melahirkan kekuatan dahsyat, betapapun lemahnya kondisi fisik.

Lihatlah, bagaimana Al-Qur’an menceritakan kemampuan Maryam AS, ibunda Isa AS, menggoyang batang pohon kurma sehingga buahnya berjatuhan ketika beliau dalam keadaan lemah tak berdaya, semata-mata karena rasa tanggung jawabnya akan kelahiran dan keselamatan putranya yang akan mengemban risalah dakwah? (periksa Q.S. Maryam: 22-25).

Ikhwah fillah, beban kehidupan dunia yang kita hadapi, apapun bentuknya, jangan sampai membuat kita kehilangan kepekaan dan kesigapan memenuhi seruan dakwah dan jihad. Kita patut meneladani mujahidin Palestina yang tidak pernah mengendor semangat dan aktivitas jihadnya meskipun perjalanan panjang telah melewati dan terus menanti mereka. Juga, meskipun kesulitan hidup, bahkan tekanan bertubi-tubi terus menghantam. Yakinlah bahwa kebersamaan kita dengan Rasulullah SAW, shiddiqin, syuhada, dan shalihin di surga – insya Allah – ditentukan oleh sejauh mana kita meneladani mereka dalam kesigapan memenuhi seruan dakwah dan jihad.
Ingatlah selalu kecaman Allah dan Rasul-Nya terhadap orang-orang munafik yang selalu mencari-cari alasan (tafannun fil ‘udzr) untuk menghindar dari kebutuhan berdakwah dan berjihad (lihat Q.S. 9/At-Taubah: 94). Tadabburi pula ayat lainnya di dalam surat At-Taubah, terutama ayat 41-47, yang mengungkapkan kemalasan dan keengganan mereka agar kita senantiasa terhindar dari sifat-sifat mereka.

Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq. (Q.S. At-Taubah: 24).Wallahu a’lam

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ - والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



kaderisasi@pk-sejahtera.org

Kamis, 10 Februari 2011

Tips : Agar doa kita dikabulkan

By: M. Agus Syafii

Seberapakah anda yakin terhadap doa yang anda panjatkan? Bila anda yakin terhadap yang anda mohonkan kepada Allah maka doa kita menjadi mudah dikabulkan. Lantas kenapa kita merasa begitu tidak mudahnya doa kita dikabulkan oleh jika memang Allah mengabulkan doa kita? Mulai hari ini yakinlah bahwa doa kita dikabulkan oleh Allah. Saya pernah bertemu dengan bapak yang memiliki seorang putri, istrinya yang dicintainya sedang sakit keras tergolek di rumah sakit, setiap hari beliau datang ke rumah sakit menggantikan bajunya dan juga berbincang. Dokternya seolah kehilangan harapan namun beliau sebagai suaminya yakin akan kesembuhan sang istri.

Sampai pada suatu hari, beliau melihat sebuah kenyataan istrinya tubuhnya sudah pulih kembali bahkan beberapa hari kemudian dinyatakan telah sembuh dari sakitnya. Pernah saya berbincang-bincang mengenai hal itu. Beliau bertutur, 'Saya yakin Allah akan Mengabulkan doa2 saya.' Keyakinan itulah yang menyebabkan doa2 beliau begitu mudah dikabulkan.

Ada tiga hal bagaimana agar doa kita terkabulkan.

1. Kualitas keimanan yang berdoa. Doa setiap hamba kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan dikabulkan sangat tergantung pada kualitas keimanan atau keyakinan hambanya yang berdoa. Ada seorang Istriyang berdoa ditengah malam senantiasa diiringi dengan tetesan air mata untuk suaminya yang selingkuh bertaubat dan pulang ke rumah. Keesokan harinya suami pulang ke rumah. Allah seperti menggiring suaminya ke jalan yang benar. Kualitas keyakinan istri akan dikabulkannya doa oleh Allah yang membuat doanya mudah dikabulkan.

'Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan.' (QS. Ghafir : 60).

2. Kualitas ketaqwaan yang berdoa. Setiap orang yang akan berdoa hendaknya meningkatkan keimanan dan ketaqwaanNya sehingga jika doa kita memang karena patut untuk dikabulkan. Saya pernah bertemu dengan seorang pengusaha yang mengalami kemajuan pesat didalam usahanya bertutur pada saya, kemajuan dibidang usaha berbanding lurus dengan kemajuan dibidang spiritual. Sholatnya ditingkatkan, shodaqohnya ditingkat, maka dengan sendirinya perusahaan meningkat pesat karena doa semua karyawannya.'

'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya.Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At-Thalaaq : 3).

3. Amal Kebaikan. Sebelum kita meminta dalam doa. Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mengabulkan permintaan kita, jika memang kita memang telah pantas menerima nilai yang seharusnya kita terima. Berilah kontribusi lebih besar dari apa yang kita inginkan dalam doa. Amal kebaikan yang telah kita lakukan salah satu faktor penyebab dikabulkan sebuah doa. Lakukanlah amal kebaikan seperti menolong orang yang sedang dalam kesusahan maka Allah akan membantu kita ketika kita dalam kesulitan.

Barang siapa membantu orang yang sedang dalam kesulitan maka Allah akan membantunya di dunia dan di akhirat (H.R. Muslim)

Maka tidaklah mustahil kita adalah orang yang berdoa senantiasa dikabulkan oleh Allah karena memang kecintaan kita kepada Allah dan Allah mencintai kita. Sebagai seorang kekasih apapun yang diminta oleh pujaan hatiNya, apapun yang diminta akan selalu diberi. Bahkan sebelum memintapun sudah diberi. Alangkah indahnya bila hidup ini senantiasa bila hati kita dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

*) Materi On air Radio Bahana 101.8 FM Rabu, 24 November 2010



Rabu, 09 Februari 2011

CHANGE ( PERUBAHAN )

PERUBAHAN MENUNTUT ADANYA (5) HAL SEKALIGUS

1. Visi tentang arah masa depan ( vision )
2. Keterampilan (skills) untuk mampu melakukan tuntutan-tuntutan baru. Keterampilan ini harus terus dipelihara, ditumbuhkan dan dikembangkan
3. Insentif yang memadai, baik langsung maupun tidak langsung, cash maupun non-cash, individual (berdasarkan kinerja perorangan) maupun kelompok (berdasarkan kinerja kelompok/unit kerja)
4. Sumber daya (resources) yang memudahkan gerak/kerja dan pertumbuhan
5. Rencana tindak (action plan). Rencana tindak adalah bukan sekedar rencana, melainkan sebuah rangkaian tindakan yang diintegrasikan dalam langkah-langkah yang spesifik dan terencana, tertulis dan dimengerti oleh semua pelaku yang terlibat

Sekarang marilah kita lihat satu persatu.

Bayangkan kalau sebuah organisasi tidak memiliki Visi yang kuat. Orang hanya dipacu untuk bekerja dan bekerja merespont semua yang ada.Orang-orang yang reaktif bisa saja mengklaim dirinya telah bekerja. Semua orang bisa memujinya karena ia bekerja cepat dan tampak cerdas. Tetapi sesungguhnya perubahan belum ada. Yang ada hanyalah sebuah kekacauan (confusion). – Contoh : orang pergi ke mall yang punya tujuan, dan yang tidak punya tujuan / sekedar jalan-jalan.

Sekarang marilah kita lihat organisasi yang tidak didukung keterampilan (skills) yang memadai, yang muncul adalah kecemasan-kecemasan (anxiety). Misalnya anda menugaskan seorang staf anda mengerjakan pengembangan websites dan mengalihkan tradisi komunikasi dari paperwork ke paperless (tanpa kertas). Orang-orang yang membantu anda selama ini pengetahuan mereka tentang tehnologi informasi terbatas. Tetapi anda mengatakan “lets go!” dan berjalan sendiri. Bergerakkah mereka?
Mereka mungkin saja bergerak, tetapi tanpa keterampilan yang memadai, mereka akan mengalami kecemasan-kecemasan yang akhirnya dapat menghambat perubahan. Anak-anak dari kecemasan adalah stress,rumor (gossip), amarah, dan sebagainya. Apa yang harus dilakukan?



……..Insentif harus memadai
Apa yang terjadi ketika seorang atasan, menuntut perbaikan kinerja bawahan? Kita buatkan system untuk membenahi segala ketentuan, memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. Penerimaan hadiah dalam bentuk apapun, termasuk parsel, dilarang. Mereka tak boleh lagi memungut penghasilan yang tidak resmi. Pada saat yang sama kita menuntut agar mereka bekerja lebih keras, lebih cekatan, dan lebih cepat.

Singkatnya, kita menuntut lebih banyak, sementara insentif yang selama ini mereka terima ( meski illegal), kita tarik

Perubahan memerlukan pengorbanan bahkan penderitaan. Tetapi ungkapan itu seringkali lebih mudah untuk diucapkan dari pada dijalankan. Selalu diikuti dengan banyak pertanyaan: Siapa yang harus berkorban?, Mengapa saya?, Bukankah kita sudah lama menanggungnya?, Apakah pimpinan juga rela berkorban, dan sebagainya. Tampak jelas perubahan memerlukan insentif, tanpa insentif, karyawan atau anak buah enggan bergerak. Dalam bahasa perubahan, kejadian ini disebut resistensi

Manusia bisa menjadi resisten karena berbagai alasan. Membayangkan resiko yang demikian besar, tidak cukup informasi, tidak pernah dilihatkan, pengalaman masa lalu yang buruk, dan lain sebagainya. Insentif tentu saja masuk sebagai unsur penting. Kalau insentif yang pernah ada ditarik kembali secara radikal, maka satu-satunya pengendali yang bisa mendorong mereka bergerak hanyalah (harapan)

Harapan berhubungan dengan bukti-bukti kemajuan. Kalau hal ini juga tidak ada, pupuslah sudah semuanya.

……Sumber daya yang serba terbatas
Perubahan memerlukan gizi agar berdaya dorong kuat. Gizi ada tiga (gizaul aqal, gizaul ruhiyah, gizaul jasadi). Sering kali “perubahan” baru diminati tatkala institusi sudah tidak berdaya lagi/koleps. Tanpa resources yang memadai kita akan frustasi

Seorang yang cemerlang, bertangan dingin dan berhati bersih kemungkinan besar belum cukup untuk menggerakkan perubahan. Kecuali ia seorang pemimpin yang datang membawa “kunci emas” yaitu kunci yang dapat membuka sumber-sumber daya baru

Kunci-kunci emas itu bisa berada
Didalam saku anda sendiri karena
Reputasi dan brand image yang
Anda miliki atau jaringan pertemanan
yang sudah anda bina bertahun-tahun.
Ia juga bisa ada disaku guru anda,saudara,
Donasi,tetangga sebelah rumah dan
bawahan anda.


……Action Plan
Sebuah perubahan dapat dipicu lewat sebuah rencana. Sebuah rencana yang baik, yang didukung oleh target-target yang terkendali dapat menggerakkan seluruh energi ketitik yang sama. Tentu saja, rencana yang dimaksud dapat terdiri atas dua atau tiga jenis rencana. Yang pertama adalah rencana strategis yang berisi arah dan tujuan dalan jangka panjang. Dan kedua adalah rencana tindakan (action plan). Rencana ini harus dibuat tertulis, menyeluruh,lengkap dengan perincian sasaran, waktu, serta resourses yang dibutuhkan.

Kalau anda gagal
Membuat rencana yang
action oriented, maka
anda merencanakan
kegagalan

dikutip dari berbagai sumber

Takluk dengan tulisan dan kelembutannya..

Kata-kata itu seperti bernyawa
Bait-baitnya tersusun rapi
Meluluhlantakkan jiwa-jiwa pemberontak
Siapa engkau sebenarnya?

Kata-kata itu begitu lembut
Seperti cahaya yang menyinari hati
Menghancurkan ego yang sering tumbuh
Siapa engkau yang membuat diri takluk?

Hari itu diri tersadarkan
Hati ditaklukkan
Hanya dengan kata dan kelembutannya
Siapa engkau?

Seperti Bunga Hijau ditepi jalan
Yang terlewatkan namun menyejukkan
Semoga Allah mempersatukan diri ini dengannya..
Didunia dan diakhirat…

Senin, 07 Februari 2011

10 Wasiat Imam Hasan Al Banna

Imam Syahid Hasan Al-Banna merupakan seorang ulama Islam yang memiliki pengaruh besar di Abad ini. Gerakan dakwah Al-Ikhwanul Muslimin yang dipimpin beliau terbukti memberikan kontribusi besar bagi kebangkitan Umat Islam dari tidur mereka yang panjang. Sebagai qiyadah jamaah dakwah, Imam Hasan Al-Banna telah menjadikan gerakan dakwahnya sebagai sebuah organisasi yang dinamis dan aktif dalam melakukan perubahan di tengah-tengah umat di seluruh dunia. Karena fikrah ikhwaniyah yang dilontarkan Imam Syahid mudah diterima dan menjadi pegangan bagi para mujahid di seluruh medan dakwah. Dalam mengarahkan para ikhwah untuk lebih giat berdakwah, Imam Syahid sering memberikan wejangan yang amat praktis dan mudah diamalkan. Di antaranya adalah yang dikenal sebagai 10 wasiat Hasan Al-Banna. Wejangan Imam Syahid yang sepuluh ini bersifat sederhana dan mudah dihafal. Layaknya seperti kiat-kiat aktifitas rutin harian yang setiap saat harus dihayati dan dilaksanakan oleh setiap anggota Jamaah Ikhwanul Muslimun. 10 Wasiat Imam Syahid adalah sebagai berikut ;

1. Bangunlah segera untuk melaksanakan sholat apabila mendengar adzan walau bagaimanapun keadaanmu.
2. Baca, telaah, dan dengarlah Al-Qur-an, berdzikirlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan janganlah engkau senang menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada faedahnya
3.Bersungguh-sungguhlah untuk bisa dan berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih.
4.Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang percakapan karena hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan.
5. Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (berdzikir) adalah tenang dan tenteram.
6. Jangan suka bergurau, karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh terus menerus.
7. Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal itu akan mengganggu dan menyakiti.
8. Jauhilah ghibah (menggunjing) atau menyakiti hati orang lain dalam bentuk apa pun dan janganlah berbicara kecuali yang baik.
9. Berkenalanlah dengan saudaramu yang engkau temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan taawun (kerjasama).
10. Pekerjaan rumah (PR) kita sebenarnya lebih bertumpuk daripada waktu yang tersedia, maka tolonglah saudaramu untuk memanfaatkan waktunya dan apabila kalian mempunyai keperluan maka sederhanakan dan cepatlah diselesaikan.


Bagi para aktivis dakwah sepuluh wasiat bagaikan resep yang sangat manjur untuk mengobati penyakit yang terdapat dalam hati mereka. Hal ini telah teruji sepanjang perjalanan dakwah Ikhwan sejak dikumandangkan oleh Imam Syahid sampai ke masa kita sekarang ini. Wasiat Imam Syahid merupakan rangkuman pemahaman beliau terhadap kandungan Al-Qur-an dan Sunnah yang semestinya mendapat prioritas utama dalam pengamalannya…. Berikut ini penjelasan lebih lanjut dari perintah harian Imam Syahid Hasan Al-Banna.

Wasiat Pertama: Bangunlah segera untuk melaksanakan sholat apabila mendengar adzan walau bagaimanapun keadaanmu.Wasiat ini mengandung perintah agar setiap Al-akh mendahulukan sholat lima waktu dari perkara lainnya. Karena sholat di awal waktu merupakan amal Islam yang paling utama sebagaimana dikemukakan Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam ketika ditanya oleh seorang sahabat, “Apakah amal yang paling utama ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya”. Wasiat ini juga mengharuskan jamaah ikhwan untuk selalu menanti waktu-waktu sholat. Akan lebih utama bila seorang akh itu selalu dalam keadaan berwudlu beberapa saat sebelum adzan berkumandang sehingga dia dengan segera dapat mendatangi masjid dan sholat berjamaah. Al-Akh tidak boleh memprioritaskan hal lain selain dari waktu sholat ini.

Wasiat Kedua: Baca, telaah, dan dengarlah Al-Qur-an berdzikirlah kepada Allah SubhanahuWa Ta’ala dan janganlah engkau senang menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada faedahnya.Setiap akh diwajibkan untuk selalu berinteraksi dengan Kitabullah Al-Qur-an. Mereka wajib membacanya di mana ada kesempatan. Di setiap pertemuan yang diselenggarakan ikhwah hendaknya dimulai dengan membaca Al-Qur-an. Selain itu ikhwah juga diminta untuk menelaah atau mentadabburkan isi Kitabullah sesering mungkin. Ini bisa dilakukan dengan membaca Kitab-kitab tafsir atau buku-buku Manhaj Islam yang menguraikan nilai-nilai Al-Qur-an. Bukankah Nabi mengatakan bahwa sebaik-baik ummat beliau adalah yang memperlajari dan mengajarkan Al-Qur-an. Imam Syahid juga mengingatkan agar waktu dimanfaatkan untuk berdzikir dalam segala keadaan. Surat-surat tertentu dan ayat-ayat pilihan biasa dapat dibaca dalam berbagai keadaan. Disamping itu ada bacaan-bacaan dzikir seperti tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan hauqallah yang sangat penting dilakukan dalam setiap keadaan ikhwah… Misalnya ketika berkendaraan, menunggu sesuatu, atau tengah diam… Ikhwah hendaknya tidak menyia-nyiakan waktu bagi hal-hal yang tidak bermanfaat karena di antara ciri orang-orang mukmin adalah “Alladzina hum anillaghwi mu’ridhuun” (Orang-orang yang menghindarkan diri dari perkataan atau perbuatan yang tidak ada manfaatnya.

Wasiat Ketiga: Bersungguh-sungguhlah untuk bisa dan berbicara dalam bahasa Arab dengan fasihSetiap akh diwajibkan belajar Bahasa Arab fushah (baku) dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Beliau mewajibkan hal ini karena Bahasa Arab merupakan salah satu syiar dakwah Islam. Bahasa Arab itu bahasa Al-Qur-an dan bahasa Ahlul Jannah (Ahli Syurga). Di antara sumber kekuatan ummat Islam adalah persatuan mereka yang bersifat mendunia. Kunci persatuan adalah kemampuan berkomunikasi cepat, dengan bahasa yang merupakan warisan Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam dan para sahabatnya. Sementara itu orang-orang di luar Islam berusaha sekuat tenaga menjauhkan Ummat Islam dari bahasa induk mereka. Mereka mempopulerkan bahasa Inggris dan menyatakan bahwa bahasa Arab itu terbelakang. Mereka bahkan ingin ummat Islam tak lagi mampu membaca Al-Quranul Karim atau memahami kandungan maknanya ketika membaca Al-Qur-an tersebut.

Wasiat Keempat: Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang percakapan karena hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan.
Imam Syahid mengingatkan para ikhwah untuk menjauhi perdebatan dan berdiskusi tentang hal-hal yang tak perlu. Ikhwah dianjurkan banyak bicara tetapi tentang hal-hal yang penting atau mendesak untuk dibicarakan… Perdebatan selamanya hanya melukai orang yang didebat karena setiap orang selalu berusaha mempertahankan pendapatnya kendati salah. Al-Qur-an sendiri mengingatkan kita dari bicara serampangan karena syaitan itu memecah belah manusia dari perkataan yang buruk. (S. Al-Isra: 53)

Wasiat Kelima: Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (berdzikir) adalah tenang dan tenteram.
Imam Syahid melarang para ikhwah banyak tertawa untuk memelihara dan menjaga kesucian hati mereka agar selalu berdzikir kepada Allah... Banyak tertawa bisa timbul karena ada yang membanyol, atau menceritakan sesuatu yang membuat orang-orang tertawa terbahak-bahak. Biasanya tidak jauh dari mengejek dan menghina orang lain baik secara langsung atau tidak. Karena itulah Al-Imam mengingatkan bahaya orang-orang yang banyak tertawa dan sedikit menangis.

Wasiat Keenam: Jangan suka bergurau, karena ummat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh terus menerus.
Imam Syahid Hasan Al-Banna juga melarang para ikhwah banyak bercanda atau membanyol yang membuat orang lain tertawa baik dengan ucapan, cerita, atau tingkah laku yang lucu. Beliau menyatakan bahwa sikap pejuang Islam adalah bersungguh-sungguh atau serius sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur-an S. Al-Ankabuut ayat 69

Wasiat Ketujuh: Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal itu akan mengganggu dan menyakiti. Imam Syahid Hasan Al-Banna mengingatkan para ikhwah agar memperhatikan adab berbicara di antaranya dengan merendahkan suara dari segi volume dan merendahkan hati dari segi isi pembicaraan. Islam memerintahkan ummatnya untuk memiliki kelembutan hati dan hal itu dimulai dari kelembutan dalam berbicara atau berdialog.

Wasiat Kedelapan: Jauhilah ghibah (menggunjing) atau menyakiti hati orang lain dalam bentuk apa pun dan janganlah berbicara kecuali yang baik.
Dalam wasiat ini Imam Syahid mengingatkan agar para ikhwah tidak menggunjingkan orang lain. Bergunjing adalah membicarakan sesuatu tentang orang lain yang tidak disukai orang tersebut bila dia mendengar pernyataan itu. Bergunjing adalah larangan keras dalam berbicara. Oleh Al-Qur-an orang yang suka menggunjing disamakan dengan orang yang memakan daging saudaranya sendiri. ( S. Al-Hujaraat 12.)

Wasiat Kesembilan; Berkenalanlah dengan saudaramu yang engkau temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan taawun (kerjasama).
Imam Syahid menekankan bahwa prinsip dakwah Islam sejati adalah saling berkenalan. Pepatah mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang”. Allah telah menciptakan manusia berjenis-jenis suku bangsa dan bahasanya, beraneka ragam latarbelakang hidupnya agar mereka saling kenal mengenal (Al Hujarat: 13). Untuk meraih hati orang lain pada langkah pertama adalah dengan memperkenalkan diri dan mengenal orang lain. Dengan perkenalan itu maka jembatan antara hati kita dengan hatinya sudah tersambung… Setelah itu potensi untuk saling tolong menolong dan bekerjasama akan terbuka.

Wasiat Kesepuluh : Pekerjaan rumah (PR) kita sebenarnya lebih bertumpuk daripada waktu yang tersedia, maka tolonglah saudaramu untuk memanfaatkan waktunya dan apabila kalian mempunyai keperluan maka sederhanakan dan cepatlah diselesaikan.
Imam Syahid mengingatkan bahwa tugas para ikhwah yaitu agenda dakwah sangat banyak. Bahkan lebih banyak dari waktu yang tersedia. Umur dakwah ini lebih panjang dari umur para juru dakwah itu sendiri. Mereka tidak boleh menunda-nunda pekerjaan yang sudah ada di depan mata, disebabkan pekerjaan lain akan segera menyusul… Karenanya ikhwah harus bekerja sama untuk saling memudahkan pekerjaan mereka, sebagaimana sering dikemukakan Rasulullah saw., “Permudahlah dan jangan dipersulit”. Dalam gerakan dakwah kita harus saling melayani dan membantu mempermudah urusan saudara kita sehingga pekerjaan dakwah akan menjadi ringan dan menyenangkan.Wallahu a’lam

Sabtu, 05 Februari 2011

Hadis Tentang Kepemimpinan

Islam agama yang luar biasa, yang mengatur seluruh aktivitas manusia, tidak terkecuali masalah kepemimpinan, berikut beberapa hadis terkait kepemimpinan :


1. Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka. (HR. Abu Na'im)


2. Tidak akan sukses suatu kaum yang mengangkat seorang wanita sebagai pemimpin. (HR. Bukhari)


3. Barangsiapa menghina penguasa Allah di muka bumi maka Allah akan menghinanya. (HR. Tirmidzi)


4. Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, "Wahai Abdurra...hman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya." (HR. Bukhari dan Muslim)


5. Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan peradilan. Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah. DijadikanNya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta berada di tangan orang-orang kikir. (HR. Ad-Dailami)


6. Kami tidak mengangkat orang yang berambisi berkedudukan. (HR. Muslim)


7. Ada tiga perkara yang tergolong musibah yang membinasakan, yaitu (i) Seorang penguasa bila kamu berbuat baik kepadanya, dia tidak mensyukurimu, dan bila kamu berbuat kesalahan dia tidak mengampuni; (2) Tetangga, bila melihat kebaikanmu dia pendam (dirahasiakan / diam saja) tapi bila melihat keburukanmu dia sebarluaskan; (3) Isteri bila berkumpul dia mengganggumu (diantaranya dengan ucapan dan perbuatan yang menyakiti) dan bila kamu pergi (tidak di tempat) dia akan mengkhianatimu. (HR. Ath-Thabrani)


8. Allah melaknat penyuap, penerima suap dan yang memberi peluang bagi mereka. (HR. Ahmad)


9. Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR. Ath-Thabrani)


l0. Jabatan (kedudukan) pada permulaannya penyesalan, pada pertengahannya kesengsaraan (kekesalan hati) dan pada akhirnya azab pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)


Keterangan:

Hal tersebut karena dia menyalah gunakan jabatannya dengan berbuat yang zhalim dan menipu (korupsi dll).


11. Aku mendengar Rasulullah Saw memprihatinkan umatnya dalam enam perkara: (1) diangkatnya anak-anak sebagai pemimpin (penguasa); (2) terlampau banyak petugas keamanan; (3) main suap dalam urusan hukum; (4) pemutusan silaturahmi dan meremehkan pembunuhan; (5) generasi baru yang menjadikan Al Qur'an sebagai nyanyian; (6) Mereka mendahulukan atau mengutamakan seorang yang bukan paling mengerti fiqih dan bukan pula yang paling besar berjasa tapi hanya orang yang berseni sastra lah. (HR. Ahmad)


12. Barangsiapa diserahi kekuasaan urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani kaum lemah dan orang yang membutuhkannya maka Allah tidak akan mengindahkannya pada hari kiamat. (HR. Ahmad)


13. Khianat paling besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan rakyatnya. (HR. Ath-Thabrani)


14. Menyuap dalam urusan hukum adalah kufur. (HR. Ath-Thabrani dan Ar-Rabii')


15. Barangsiapa tidak menyukai sesuatu dari tindakan penguasa maka hendaklah bersabar. Sesungguhnya orang yang meninggalkan (membelot) jamaah walaupun hanya sejengkal maka wafatnya tergolong jahiliyah. (HR. Bukhari dan Muslim)


16. Jangan bersilang sengketa. Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu bersilang sengketa (cekcok, bermusuh-musuhan) lalu mereka binasa. (HR. Ahmad)


17. Ka'ab bin 'Iyadh Ra bertanya, "Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?" Nabi Saw menjawab, "Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman." (HR. Ahmad)


18. Kaum muslimin kompak bersatu menghadapi yang lain. (HR. Asysyihaab)


19. Kekuatan Allah beserta jama'ah (seluruh umat). Barangsiapa membelot maka dia membelot ke neraka. (HR. Tirmidzi)


20. Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya. (HR. Bukhari dan Muslim)


21. Barangsiapa membaiat seorang imam (pemimpin) dan telah memberinya buah hatinya dan jabatan tangannya maka hendaklah dia taat sepenuhnya sedapat mungkin. (HR. Muslim)


22. Akan terlepas (kelak) ikatan (kekuatan) Islam, ikatan demi ikatan. Setiap kali terlepas satu ikatan maka orang-orang akan berpegangan kepada yang lainnya. Yang pertama kali terlepas ialah hukum dan yang terakhir adalah shalat. (HR. Ahmad dan Al Hakim)


23. Hendaklah kamu mendengar, patuh dan taat (kepada pemimpinmu), dalam masa kesenangan (kemudahan dan kelapangan), dalam kesulitan dan kesempitan, dalam kegiatanmu dan di saat mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan sekalipun keadaan itu merugikan kepentinganmu. (HR. Muslim dan An-Nasaa'i)


24. Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Karena itu jika terjadi perselisihan maka ikutilah suara terbanyak. (HR. Anas bin Malik)


25. Dua orang lebih baik dari seorang dan tiga orang lebih baik dari dua orang, dan empat orang lebih baik dari tiga orang. Tetaplah kamu dalam jamaah. Sesungguhnya Allah Azza wajalla tidak akan mempersatukan umatku kecuali dalam petunjuk (hidayah) (HR. Abu Dawud)

Rabu, 02 Februari 2011

Ciri-ciri Pemimpin Yang Berprinsip

Pemimpin berprinsip adalah pemimpin yang efektif dan membawa kemajuan.
Ciri-ciri pemimpin berprinsip mempunyai 8 ciri:

1. Mereka Terus Belajar

Mereka selalu belajar dari pengalaman. Membaca, mengikuti pelatihan dan kursus, mendengar orang lain, selalu ingin tahu, selalu bertanya. Mereka mengembangkan keterampilan baru, minat baru. Energi untuk belajar dan bertumbuh muncul dengan sendirinya dan akan mengisinya sendiri pula

2. Mereka Berorientasi pada Pelayanan

Orang-orang yang berprinsip melihat kehidupan sebagai suatu misi, tidak sebagai karir. Sumber-sumber pertumbuhan mereka untuk melayani, memikirkan orang lain. Segala usaha akan mubazir apabila tidak disertai rasa tanggung jawab, pelayanan, sumbangsih dan adanya beban yang harus dipikul. Hadits. Sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

3. Mereka Memancarkan Energi Positif

Air muka orang-orang berprinsip itu riang, menyenangkan dan bahagia. Sikap mereka optimis, positif dan bergairah. Semangat mereka antusias, penuh harap, mempercayai.
Energi positif ini merupakan aura yang mengelilingi mereka dan juga mengisi atau merubah energi negatif disekitar mereka. Mereka juga menarik dan memperbesar medan-medan energi positif yang lebih kecil. Apabila mereka bertemu dengan sumber energi negatif yang kuat, mereka akan menetralisir atau menyingkiri energi negatif tersebut.

4. Mereka Mempercayai Orang Lain

Orang-orang berprinsip tidak bereaksi berlebihan pada prilaku negatif, kritikan atau kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat ketika menemukan kelemahan-kelemahan orang lain
Mereka menyadari bahwa perilaku dan potensi adalah dua hal yang berbeda. Mereka percaya orang mempunyai potensi yang tak nampak. Mereka mensyukuri kelebihan mereka dan merasa wajar untuk dengan tulus memaafkan dan melupakan kekasaran orang lain. Mereka tidak berkeluh kesah. Mereka tidak mau mencap orang lain, mencirikan mereka, mengkotak-kotakan dan berprasangka. Mereka lebih memilih untuk melihat potensi terpendam pada setiap orang dan memahami proses untuk membuat potensi itu terwujud.



5. Mereka Hidup Seimbang (Tawazun)

Mereka aktif dalam kegiatan sosial dan mempunyai banyak teman dan beberapa teman kepercayaan. Secara intelektual aktif dan mempunyai banyak minat. Mereka membaca, melihat, mengamati dan belajar. Dalam batas-batas umum dan kesehatan, mereka aktif secara fisik. Mereka menikmati saat-saat menyenangkan. Mereka bergembira. Mereka mempunyai selera humor yang sehat (khususnya dapat menertawakan diri sendiri dan bukan orang lain). Anda dapat merasakan bahwa mereka memiliki rasa hormat yang sehat dan kejujuran pada diri mereka sendiri.

Mereka sadar akan martabat mereka sendiri, yang terlihat dalam semangat dan integritas mereka dan dalam sikap mereka yang tidak perlu menyombongkan diri, memutuskan hubungan, berlindung dibalik harta milik, identitas atau gelar atau prestasi terdahulu. Mereka terbuka dalam berkomunikasi, sederhana, lugas, tidak manipulatif. Mereka juga dapat merasakan apa yang patut, bagi mereka lebih baik kurang dari pada berlebih-lebihan.

Tindakan dan sikap mereka seimbang dengan situasi-seimbang, tidak berlebihan, menguasai diri, dan bijak. Sebagai contoh, mereka tidak gila kerja, tidak ekstrem dalam beragama, bukan orang diet berlebihan, bukan orang yang suka makan tanpa kontrol, bukan pecandu kenikmatan atau martir yang berpuasa. Mereka bukanlah budak dari rencana dan jadwal mereka. Mereka tidak mengutuk diri sendiri untuk setiap kesalahan yang tolol atau kecerobohan sosial. Mereka tidak terikat pada masa lalunya atau melamun mengenai hari esok. Mereka dengan nalar menjalani masa sekarang, dengan teliti merencanakan masa depan dengan luwes menyesuaikan diri terhadap keadaan yang berubah-ubah. Kejujuran diri mereka terungkap dalam selera humor mereka, dalam kerelaan mereka untuk mengakui dan kemudian melupakan kesalahan, dan untuk dengan gembira mengerjakan berbagai hal selanjutnya yang berada dalam kemampuan mereka.

6. Mereka Melihat Hidup Sebagai Suatu Perjuangan

Orang-orang berprinsip menikmati hidup. Hidup adalah perjuangan untuk memberi sebanyak-banyaknya, dan bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya. Rasa aman mereka terletak dalam inisiatif mereka, keterampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamika dan kecerdikan mereka dan bukan pada keamanan, perlindungan dan kelimpahan kediaman mereka atau pada daerah-daerah kenyamanan mereka. Mereka selalu memberi perhatian pada orang lain setiap kali bertemu, selalu tertarik. Mereka mengajukan pertanyaan dan melibatkan diri. Mereka benar-benar memperhatikan saat mendengar. Mereka tidak mencap orang-orang itu berdasarkan pada kesuksesan atau kegagalan masa lalu. Mereka melihat tak seorangpun benar-benar luar biasa. Mereka tidak terlalu kagum pada tokoh-tokoh puncak. Mereka tidak mau menjadi pengikut siapapun dengan buta tuli. Mereka pada dasarnya tidak dapat dipengaruhi dan mampu untuk menyesuaikan diri hampir pada semua hal yang sedang terjadi. Mereka benar-benar hidup berkelimpahan (bank deposito kebaikan).


7. Mereka Sinergistik

Orang-orang yang berprinsip itu sinergistik. Mereka adalah katalis perubahan. Mereka memperbaiki hampir semua situasi yang melibatkan mereka. Mereka bekerja secerdik seperti mereka bekerja keras. Mereka luar biasa produktif, tetapi dalam cara-cara baru dan kreatif

Dalam kerja kelompok mereka menyumbangkan kekuatan dan berusaha keras untuk memperbaiki kelemahan mereka dengan kekuatan orang lain. Pendelegasian untuk memperoleh hasil adalah mudah bagi mereka, sebab mereka percaya pada kekuatan dan kemampuan orang lain. Dan karena mereka tidak terancam oleh kenyataan bahwa orang lain itu lebih baik dalam beberapa hal. Mereka memusatkan pada kepentingan dan urusan orang lain dari pada berebut kedudukan. Pemecahan sinergistik dimana masing-masing pihak ada dalam keadaan menang/menang.

8. Mereka Selalu Memperbaiki Diri.

Pada akhirnya mereka secara teratur memperbaiki dimensi kepribadiannya : fisik, fikir, ma’nawi spiritual.

Secara fisik mereka memperhatikan hak-hak badan seperti olah raga, menjaga makanannya, istirahat yang cukup.
Fikiran dengan membaca, dengan pemecahan masalah secara kreatif, menulis dan menvisualisasikan.
Ma’nawi spiritualnya mereka memusatkan pada doa, mengkaji kitab suci, mendekatkan diri pada Allah dan berpuasa. Berusaha untuk bersabar, untuk mendengarkan orang lain dengan empati yang tulus, untuk mencintai yang tulus. Kita tidak boleh menjadi terlalu sibuk menggergaji sampai tidak sempat mengasah gergajinya.

Hadits. ”Hari ini sama dengan hari kemarin adalah kerugian”. Kemenangan pribadi dan menjamin kemenangan publik sebagaimana sabda Nabi SAW ” Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Dan hari esok harus lebih baik dari hari ini”.

Prinsip-prinsip pembaharuan diri ini secara bertahap akan menghasilkan karakter yang kuat dan sehat dengan keinginan melayani yang sangat kuat pula.

Dari berbagai sumber.

Muslimah Gak Gitu Deh !!??

oleh Saura Ismah Azzahra pada 15 Januari 2011 jam 8:31

Bismillahirrahmanirrahim..

Pengen dibilang cantik, wajahnya dipermak habis-habisan dengan lipstik merah menyala, pakai semua kosmetik yang tersedia buat moles mukanya. Cantik sih ?? tapi kecantikannya mau dipamerin buat siapa sih ?? di rumah malah gak pernah dandan. Muslimah gak gitu deh !!??

Pengen dibilang selalu wangi, semprot kanan semprot kiri gak ketinggalan semprot atas tentu semprot belakang hampir abis satu botol. Hmm..harum sih, tapi keharumannya mau buat ngapapin ?? mau buat siapa ?? di rumah malah gak pernah pake wangi-wangian. Muslimah gak gitu deh !!??

Pengennya sih biar tampil gaul, mall jadi tongkrongan utama, semua-semua dibeli, semua-semua dibelanjain. Emang penting yaa ?? penampilannya buat siapa sih ?? Toh kalo di rumah lebih sering pake daster. Muslimah gak gitu deh !!??

Pengennya sih biar gak dibilang tabarruj, jilbab seminggu gak pernah diganti, baju gak pernah disetrika, mungkin juga dicucinya jarang. Muslimah kok jorok. Muslimah gak gitu deh !!??

Pengennya sih biar gak dibilang keganjenan, penampilan sampe lupa dijaga, jilbab seadanya dipake, adanya yang sobek yaa dipake, adanya yang bau dipake. Aduhh..Muslimah gak gitu deh !!??

Serba salah yaa jadi muslimah, terus gimana donk ??

Muslimah itu..

Pengen tampil cantik, dia poles lisannya dengan dzikir, dia basuh mukanya dengan air wudhu, dia percantik hatinya agar sinar kecantikan terpancar indah dari hatinya. Dia sisipkan kosmetik di wajahnya hanya untuk menyenangkan suaminya bukan untuk laki-laki yang bukan mahromnya.

Muslimah itu..

Pengen tampil wangi, maka dia basuh tubuhnya tiap hari , dia lakukan sunnah Rasulullah untuk mencabuti bulu yang menimbulkan efek bau. Tak perlu lah parfum yang segentong untuk membuat harum tubuhnya. Dia sisipkan parfum di seluruh tubuhnya untuk menarik perhatian suaminya, bukan untuk laki-laki yang bukan mahromnya.

Muslimah itu..

Pengen tampil gaul, gaul yang tongkrongannya di Mall namanya bukan gaul tapi pemborosan kalo gak yaa nyapekin badan Cuma bisa ngelaperin mata tapi gak beli apa-apa. Gaul itu kalo duduk di majelis-majelis ilmu, bergaul dengan orang-orang yang paham dengan ilmu terlebih ilmu agama. Ini yang namanya gaul, pulang dapet ilmu.

Muslimah itu..

Gak pengen dibilang tabarruj bukan berarti jadi muslimah yang gak bersih kan. Gak pengen dibilang ganjen bukan berarti harus berpakaian yang terlalu apa adanya. Muslimah itu selalu menjaga kebersihannya, selalu menjaga penampilannya. Karna penampilannya penunjang dakwahnya terhadap masyarakat, tapi berpenampilan lah secara sederhana dan bersih. Jangan terlalu berlebih-lebihan.

Muslimah itu..

Matanya yang bening selalu tertunduk ketika melihat sebuah maksiat, namun tajam ketika hendak membela yang Haq..
Itulah muslimah..itulah dirimu ukhti..

Menjadi wanita itu indah, menjadi muslimah itu lebih indah, menjadi mukminah jauh lebih indah, namun menjadi shalehah adalah pilihan. Dan itu adalah pilihanmu ukhti ^^

Wallahua’lam bish Shawwab.

Dikutip dari :

Situs BMB >> www.bukanmuslimahbiasa.com