Motivasi

Mereka yang beralasan tidak punya waktu adalah mereka yang membiarkan waktu mengatur hidupnya, bukan malah sebaliknya.

Motivasi

Masalah itu adil, ia datang kepada semua orang, tapi tidak dengan jalan keluar. Jalan Keluar hanya datang kepada mereka yang mencarinya.

Motivasi

Nasib baik tidak pernah salah memilih orang. ia memilih orang yang proaktif menjemputnya.

Motivasi

Hal yang perlu ditakuti saat mengkritik orang lain adalah ketika kita sendiripun tidak lebih baik dari mereka.

Motivasi

Jangan hanya tertarik dengan apa yang dicapai orang sukses, tertariklah dengan airmata yang mereka keluarkan untuk mencapainya.

Senin, 28 Maret 2011

Tips "Mengapa Berteriak?"

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya
Mengapa ketika seorang marah, ia akan berteriak??
Seorang muridnya setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab karena pada saat itu ia telah kehilangan kesabaran maka ia pun berteriak...
Tapi sang guru balik bertanya ” bukankah lawan bicaranya justru berada disampingnya, mengapa harus berteriak?? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus??
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan, yg dikira benar menurut pertimbangan mereka, namun tak ada satu jawaban pun yang memuaskan.

Sang guru lalu berkata ; ketika dua orang sedang berada pada situasi kemarahan jarak antara kedua hati mereka amat jauh walau secara fisik mereka sangat dekat. Karena jarak hati yang jauh tersebut mereka harus berteriak.

Namun anehnya semakin mereka berteriak semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati mereka akan semakin jauh karena itu mereka akan saling menyakiti dan terus berteriak.’

Sang guru melanjutkan sebaliknya apa yang terjadi ketika dua orang sedang jatuh cinta ?? Tidak ada seorang muridpun yang berani menjawab... Mereka tidak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicra begitu halus dan kecil, tetapi keduanya bisa mendengarnya dengan jelas.

Mengapa demikian??? Para murid terdiam sang guru menjawab karena hati mereka begitu dekat.hati mereka tak berjarak bahkan ada yang tidak perlu berbicara cukup dengan isyarat saja sang kekasih sudah mengerti apa yang kekasihnya maksud.

Sang guru melanjutkan ketika anda dalam keadaan marah janganlah hatimu menciptakan jarak lebih lagi janganlah mengucapkan kata-kata yang membuat jrak kamu semakin jauh. Mungkin saat itu anda tidak perlu mengucapkan kata – kata mungkin lebih bijaksana, karena waktu akan membantu anda.

Minggu, 20 Maret 2011

اَلنَّفَحَاتُ اَلرَّبَّانِيَّةُ

اَلنَّفَحَاتُ اَلرَّبَّانِيَّةُ
قَالَ تَعَالَى : وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ " الأنفال : 33 "
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِفْعَلُوا الْخَيْرَ دَهْرَكُمْ وَتَعَرَّضُوْا لِنَفَحَاتِ رَحْمَةِ اللهِ، فَإِنَّ للهِ نَفَحَاتٌ مِنْ رَحْمَتِهِ يُصِيْبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبْادِهِ، وَسَلُوا اللهَ أَنْ يَسْتُرَ عَوْرَاتِكُمْ، وَأَنْ يُؤَمِّنَ رَوْعَاتِكُمْ "انظر الصَّحِيحَة : 1890"

Gelombang Rahmat Allah

Allah SWT berfirman:

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (Q.S. Al-Anfal: 33)

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Lakukalah berbagai kebajikan sepanjang zamanmu, dan pasang dirimu untuk mendapatkan nafahat (gelombang) rahmat Allah SWT, sebab Allah SWT mempunyai banyak nafahat dari rahmat-Nya, yang Dia timpakan kepada sebagian dari hamba-Nya yang Dia kehendaki, dan mohonlah kepada Allah SWT agar aib-aib-mu ditutupi, serta agar rasa takutmu dirubah menjadi rasa aman.

[lihat Silsilah Hadits Shahih, no. 1890].
وقال الحسن : أكثروا من الاستغفار في بيوتكم وعلى موائدكم وفي طرقكم وفي اسواقكم وفي مجالسكم وأينما كنتم فإنّكم لا تدرون متى تنزل المغفرة " أنظر جامع العلوم والحكم و نوادر الأصول "

Al-Hasan Al-Bashri berkata: Perbanyaklah istighfar; di rumah, di meja-meja perjamuan makan, di jalan-jalan, di pasar-pasar, di majlis-majlis (forum-forum) dan di mana pun kalian berada, sebab kalian tidak mengetahui, kapan pengampunan itu turun.

[Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam dan Nawadir al-Ushul]

صلى رجل إلى جنب عبد الله بن المبارك ، فلما سلم الامام سلم وقام عجلا ، فجذب عبد الله بثوبه ، وقال : أما لك إلى ربك حاجة !

Seorang lelaki shalat di samping Abdullah bin Mubarak, selesai imam salam, lelaki itu berdiri dan buru-buru pergi, maka Abdullah menarik baju lelaki itu sambil berkata: “Memangnya kamu tidak mempunyai hajat apa pun kepada Tuhanmu”.

فتعرض إلى نفحات الله بكثرة الإستغفار والدعاء فإنه لا يرد القدر إلا الدعاء ولعلك تصادف ساعة إجابة تسعد فيها سعادة لا تشقى بعدها ، ولعلك توافق نفحة من نفحات الكريم وهبات المنّان تصلح أمورك بها .

Oleh karena itu, posisikan dirimu untuk terkena nafahat Allah SWT dengan cara memperbanyak istighfar dan do’a kepada-Nya, sebab tidak ada yang menolak qadar selain do’a, dan siapa tahu istighfar dan do’amu itu bertepatan dengan saat terkabulkannya doa, yang membuatmu akan berbahagia selamanya, dan siapa tahu istighfar dan do’amu bertepatan dengan nafahat dan pemberian Dzat yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi, yang dengannya segala urusanmu akan menjadi baik.

--
Bidang Kaderisasi DPP

Jumat, 18 Maret 2011

Tips : Isi Waktu Luang Dengan Berbuat!


Oleh : DR Aidh al-Qarni

Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya akan
menjadi penebar isu dan desas desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal
pikiran mereka selalu melayangdayang tak tahu arah. Dan,
{Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang.}
(QS. At-Taubah: 87)

Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya
menganggur dan tak berbuat apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil yang
berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan
dan ke kiri.

Bila pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda menganggur tanpa
kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam
keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang ke mana-mana;
mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini,
hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu Anda alami.
Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol.
Maka dari itu, saya nasehatkan kepada Anda dan diriku sendiri bahwa
mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada

terlarut dalam kekosongan yang membinasakan. Singkatnya, membiarkan
diri dalam kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak
tubuh dengan narkoba.

Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara Cina;
meletakkan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan
air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa
penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres
dan gila.

Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah
pencuri yang culas. Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa empuk
yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan
dan si "pencuri".

Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku,
bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau
berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir
kekosongan itu! Ini, karena aku ingin mengingatkan Anda agar tidak
berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Bunuhlah setiap waktu kosong dengan 'pisau' kesibukan! Dengan
cara itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa Anda telah
mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para
kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti
burung-burung di alam bebas. Mereka tidak seperti Anda yang tidur di
atas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan menyeka air mata
kesedihan.

Kamis, 17 Maret 2011

Jika Kacang Lupa Kulitnya

Adalah wajar bila seorang makin berharap menjadi kaya, orang bodoh bercita-cita menjadi pintar, pejabat rendahan menginginkan jabatan yang tinggi. Seorang pengangguran ingin cepat mendapat pekerjaan tetap, seorang politisi ingin segera mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Semua keinginan di atas wajar dan boleh-boleh saja. Agama tidak melarang. Bahkan Allah membuka pintu do'a bagi mereka yang punya berbagai harapan. Jika dimohon dengan sungguh-sungguh, Allah pasti mengabulkan. Adapun banyak sedikitnya, dalam tempo segera atau ditunda, semua bergantung pada kemurahan Tuhan.

Pada dasarnya semua yang ditimpakan kepada manusia baik atau buruk adalah ujian. Tapi ternyata hanya mereka yang ditimpa keburukan saja yang merasa diuji, sementara yang diberi kebaikan merasa dikasihi. Padahal bisa jadi yang ditimpa keburukan itu justru yang menjadi kekasih Tuhan. "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan" (QS Al Anbiya : 35)

Nabi Sulaiman diuji dengan banyaknya harta, tapi ia lulus karena selalu sadar bahwa harta yang dimilikinya adalah karunia sekaligus ujian dari Allah swt.

"Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau kufur." (QS An Naml : 40)

Nabi Ayyub dicoba dengan berbagai penderitaan, mulai dari kemiskinan hingga sakit yang tak kunjung sembuh. Tapi ia lulus menghadapi ujian ini, karena tetap dalam keadaan sabar dan tawakkal. Ia tetap menyadari bahwa kesenangan yang diberikan Allah atasnya masih jauh lebih besar dari pada penderitaan yang dialaminya. Ketika istrinya mengusulkan kepadanya agar minta kepada Allah kesembuhan atas penyakitnya, ia malah berkata: "Aku malu kepada Allah. Bertahun-tahun aku sehat dan kaya, sementara baru beberapa saat saja aku sakit dan jatuh miskin"

Diantara kita ada sebagian yang tidak tahan menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, utamanya jika ujian yang diberikan berupa penderitaan dan kemiskinan. Jika boleh memilih, kita lebih suka diuji dengan berbagai kebaikan.

Karena tidak sedikit diantara kita kemudian berandai-andai. Seandai-nya saya diberi kekayaan, maka sebagian besar kekayaan itu saya sedekahkan untuk sebagian yatim piatu, pembangunan masjid, proyek kesejahteraan ummat, dan berbagai amal shalaih lainnya. Tidak jarang pengandaian ini kemudian berubah menjadi janji kepada diri sendiri bahkan kepada Allah swt.

Janji seperti ini dilakukan oleh banyak orang dengan berbagai hajat dan kebutuhan. Ketika sebuah kapal mengalami musibah kebakaran, semua penumpangnya menjadi panik. Diantara mereka ada yang berjanji dengan sepenuh hati, jika Allah menyelamatkan jiwanya, maka sisa umurnya akan dihabiskan untuk amal shalih dan beribadah kepadaNya.

Bertahun-tahun seorang lelaki setengah baya terbaring di rumah sakit. Berbagai terapi telah dijalani, berbagai obat telah ditelan, akan tetapi kondisi tetap seperti semula, malah lebih parah lagi. Disaat seperti ini ia khusyu' berdo'a kepada Allah dan berjanji di hadapanNya, bila kelak diberi kesembuhan, maka seluruh amal maksiatnya akan segera ditinggalkan, sebagian hartanya akan didermakan, dan ia akan kembali ke jalan kebenaran.

Seorang pegawai rendahan berusaha keras untuk menaikkan jabatannya. Iapun berusaha sekolah lebih tinggi dengan harapan bisa naik pangkat lebih cepat. Di tengah usaha kerasnya iapun berjanji bila kelak menduduki jabatan tinggi akan memperhatikan nasib bawahan dan memperjuangkan tingkat kesejahteraannya. Janji itu kadang tidak disembunyikan untuk dirinya sendiri, tapi juga disampaikan kepada orang lain, dalam hal ini rekan-rekan senasib sepenanggungan.

Barangkali orang-orang yang disebutkan di atas adalah diri kita sendiri. Kita ternyata tidak juga lepas dari janji-janji seperti ini. Ketika masih mahasiswa, kita idealis sekali. Semua tindak korupsi kita tentang, malah kita demonstrasi. Kitapun menuntut keadilan dan kejujuran semua pihak. Dalam diri kita ada semangat juga janji kepada diri sendiri, jika kelak kita menjadi pejabat, kita tidak akan mengulangi hal yang sama. Semua korupsi kita tindak, semua yang tidak jujur kita sikat. Tapi, bagaimana setelah kita sekarang menjadi pejabat?

Sungguh mudah bagi kita untuk membuat janji, baik janji kepada diri sendiri, kepada orang lain, lebih-lebih kepada Allah swt. Akan tetapi, jika sebagian harapan kita telah terpenuhi, maka janji tinggal janji. Ketika Allah memberi kekayaan, kita malah korupsi. Ketika Allah memberi tambahan umur malah kita manjauh dari ibadah, mendekat kepada maksiat.

Kondisi seperti inilah yang kemudian diangkat oleh Allah dalam sebuah ayatNya: "Dan diantara mereka ada orang yang telah berikarar kepada Allah, sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karuniaNya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang shalih. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagain karuniaNya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan dalam hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepadaNya dan juga karena mereka selalu berdusta. Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib?" (QS At Taubah : 75-78)

Abu Hurairah meriwayatkan hadits panjang yang isiya menceritakan tentang kejelekan mengkhianati janji dan resiko yang bakal dihadapi, Rasulullah bersabda: "Ada tiga orang dari Bani Israil yang diuji oleh Allah. Mereka itu ada yang menderita penyakit kusta, ada yang gundul tidak punya rambut dan ada yang buta. Kemudian Allah mengutus malaikat menemui mereka. Yang pertama kali malaikat datang kepada orang yang sakit kusta. Malaikat bertanya: "apakah yang lebih engkau inginkan" Orang yang sakit kusta menjawab,"Aku ingin rupa yang bagus dan kulit yang halus dan hilangnya penyakit yang menyebabkan orang jijik kepada saya."

Kemudian malaikat menyapunya dan hilanglah penyakit yang menjijikan itu seketika. Dan diberinya rupa ia yang bagus dan kulit yang halus. Selanjutnya malaikat bertanya lagi,"Harta apa yang engkau inginkan?" Ia menjawab, "Unta". Maka diberinya unta bunting dan malaikat mendo'akannya,"SemogaAllah menjadikan unta ini bibit yang banyak dan menghasilkan anak-anak untamu hingga berlipat ganda"

Selanjutnya malaikat datang menemui orang gundul sambil bertanya, "Apa yang lebih engkau inginkan?" Si gundul menjawab, "Rambut yang bagus dan hilangnya penyakit yang membuat orang jijik kepadaku."

Malaikat lalu menyapunya, dan hilanglah seketika itu (yakni tumbuhlah rambutnya seperti sediakala). Selanjutnya malaikat bertanya,"Harta apa yang engkau inginkan?" orang gundul itu menjawab,"Sapi" . maka diberikannya seekor sapi yang bunting dan malaikat mendo'akan,"Semoga Allah menjadikan sapi itu bibit yang melahirkan berlipat ganda anak-anaknya untuk kamu."

Selanjutnya malaikat datang menemui orang yang buta seraya bertanya,"Apa yang lebih engkau inginkan?" orang buta menjawab "Saya ingin semoga Allah mengembalikan penglihatan saya."

Maka malaikat menyapunya, dan si buta dapat melihat kembali seperti sediakala. Kemudian malaikat bertanya lagi, "Harta apa yang engkau inginkan?" orang buta menjawab,"Kambing". Maka diberinya seekor kambing yang bunting.

Demikianlah ketiga jenis binatang, unta, sapi, kambing yang telah diberikan kepada ketiga orang miskin itu sekarang telah berkembang biak. Dari hari ke hari bertambah banyak juga jumlahnya, sehingga ketiganya menjadi orang kaya raya.

Yang tadinya berpenyakit kusta, sekarang memiliki lembah unta yang luas, demikian juga dengan yang berpenyakit gundul memiliki lembah sapi yang luas dan oarng yang tadinya buta, sekarang telah pula memiliki lembah kambing yang luas pula.

Kemudian pada suatu hari malaikat menjelma menjadi sebagai manusia berpenyakit kusta mendatangi si kaya bekas berpenyakit kusta, lalu Ia bertanya,"Saya ini orang miskin yang kehabisan ongkos di perjalanan. Mungkin saya tidak akan sampai ketempat tujuan hari ini kecuali dengan pertolongan Allah fan pertolongan tuan. Saya mohon kepada tuan, agar tuan memberi ongkos untuk melanjutkan perjalanan saya.

Orang kaya baru yang tadinya berpenyakit kusta itu berkata,"Saya banyak utang yang harus dibayar." Mlaikat berkata pula,"Rasa-rasanya saya mengenal tuan. Bukankah tuan aygn dahulunya menderita penyakit kusta yang membuat manusia jijik kepada tuan dan lagi keadaan tuan miskin. Sekarang tuan dikaruniai Alalh nikmat yang banyak ini."

Orang itu menyangkal,"Tidak demikian harta ini bukan dari mana-mana tahu?" tapi semat-mata warisan dari bapak dan kakekku."

Malaikat berkata pula,"Apabila tuan berdusta, semoga Allah mendajikan tuan seperti sediakala"

Setelah itu malaikat mendatangi orang kaya kedua yang tadinya berpenyakit gundul. Lalu kepadanya dimohonkan bantuan, seperti yang dikatakannya kepada orang pertama tadi. Jawabannya ternyata sama saja, si kaya menolak dan ingkar, hingga malaikat berkata kepadanya"Apabila tuan berdusta, semoga Allah menjadikan tuan seperti semual."

Akhirnya malaikat sampai kepada orang kaya baru yang ketiga, yang tadinya menderita penyakit buta. Lalu malaikatpun menguraikan maksudnya mohon bantuan. Lalu orang yang tadinya buta itu berkata"Betul, saya tadinya buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya. Silahkan ambil sekehendakmu apa yang kamu kehendaki, tinggalkan sisanya sekehendakmu pula. Demi Allah, saya tidak akan menyusahkamu hari ini dengan menolak sesuatu yang kamu ambil karena Allah."

Malaikat lalu berkata."Peganglah saja hartamu, saya tidak akan mengambilnya. Saya hanya menguji saja, ternyata kamu lulus dari ujian ini. Dengan demikian kamu diridhai Allah dan kedua temanmu itu dibenciNya.

Belajar dari sahabat Nabi : ZUBAIR BIN AWWAM radhiallahu 'anhu

Pembela Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam

Setiap tersebut nama Thalhah, pastilah disebut orang nama Zubair! Begitu pula setiap disebut nama Zubair, pastilah disebut orang pula nama Thalhah ... ! Maka sewaktu Rasulullah shallallahu alaihi wasalam mempersaudarakan para shahabatnya di Mekah sebelum Hijrah, beliau telah mempersaudarakan antara Thalhah dengan Zubair.
Sudah semenjak lama Nabi shallallahu alaihi wasalam memperkatakan keduanya secara bersamaan ..., seperti kata beliau: "Thalhah dan Zubair adalah tetanggaku di dalam surga''. Dan kedua mereka berhimpun bersama Rasul dalam kerabat dan keturunan.
Adapun Thalhah bertemu asal-usul turunannya dengan Rasul pada Murrah bin Ka'ab. Sedang Zubair bertemu pula asal-usulnya dengan Rasulullah pada Qusai bin Kilab, sebagaimana pula ibunya Shafiah, adalah saudara bapak Rasulullah
Thalhah dan Zubair, kedua mereka banyak persamaan satu sama lain dalam aliran kehidupan .... Persamaan di antara keduanya sangat banyak dalam pertumbuhan di masa remaja... kekayaan, kedermawanan, keteguhan beragama dan kegagah-beranian.
Keduanya termasuk orang-orang angkatan pertama masuk Islam dan tergolong kepada sepuluh orang yang diberi kabar gembira oleh Rasul masuk surga. Keduanya juga sama termasuk kelompok shahabat ahli musyawarah yang enam, yang diserahi tugas oleh Umar bin Khatthab memilih Khalifah sepeninggal-nya....
Akhir hayatnya juga bersamaan secara sempurna ...bahkan satu sama lain tidak berbeda ... !

Sebagaimana telah kita katakan, Zubair termasuk dalam rombongan pertama yang masuk Islam, karena ia adalah dari golongan tujuh orang yang mula-mula menyatakan keislamannya, dan sebagai perintis telah memainkan peranannya yang penuh berkat di rumah Arqam .... Usianya yaitu itu baru limabelas tahun. Dan begitulah ia telah diberi petunjuk, nur dan kebaikan selagi masih remaja .... Ia benar-benar seorang penunggang kuda dan berani sejak kecilnya ...hingga ahli sejarah menyebutnya bahwa pedang pertama yang dihunuskan untuk membela Islam adalah Zubair bin 'Awwam.
Pada hari-hari pertama dari Islam, sementara Kaum Muslimin waktu itu sedikit sekali hingga mereka selalu bersembunyi-sembunyi di rumah Arqam, tiba-tiba pada suatu hari tersebar berita bahwa Rasul terbunuh.

Seketika itu, tiada lain tindakan Zubair kecuali menghunus pedang dan mengacungkannya, lain ia berjalan di jalan-jalan kota Mekah laksana tiupan angin kercang, padahal ia masih muda belia ... ! Ia pergi mula-mula meneliti berita tersebut dengan bertekadad andainya berita itu ternyata benar, maka niscaya pedangnya akan menebas semua pundak orang Quraisy, sehingga ia mengalahkan mereka, atau mereka menewaskan-nya....

Di suatu tempat ketinggian kota mekah, Rasulullah menemukannya, lain bertanya akan maksudnya. Zubair menyampaikan berita tersebut .... Maka Rasulullah memohonkan bahagia dan mendu'akan kebaikan baginya serta keampuhan bagi pedangnya.
Sekalipun Zubair seorang bangsawan terpandang dalam kaumnya, namun tak kurang ia menang,6ung adzab derita dan penyiksaan Quraisy. Yang memimpin penyiksaan itu adalah pamannya sendiri. Pernah ia disekap di suatu kurungan, kemudian dipenuhi dengan embusan asap api agar sesak nafasnya, lalu dipanggilnya Zubair di bawah tekanan siksa: "Tolaklah olehmu Tuhan Muhammad itu, nanti kulepaskan kamu dari siksa ini!"Tantangan itu dijawab oleh Zubair dengan pedas dan mengejutkan: "Tidak !... demi Allah, aku tak akan kembali kepada kekafiran untuk selama-lamanya!" Padahal pada waktu itu ia belum menjadi pemuda teruna, masih belia bertulang lembut ....

Zubair melakukan hijrah ke Habsyi (Ethiopia) dua kali, yang pertama dan yang kedua, kemudian ia kembali, untuk menyertai ketinggalan semua peperangan bersama Rasulullah.

Tak perna ia ketinggalan dalam berperang atau bertempur. Banyaknya tusukan dan luka-luka yang terdapat pada tubuhnya dan masih berbekas sesudah lukanya itu sembuh membuktikan pula kepahlawanan Zubair dan keperkasaannya... ! Maka marilah kita dengarkan bicara salah seorang shahabatnya yang telah menyaksikan bekas-bekas luka yang terdapat hampir pada segenap bagian tubuhnya, demikian katanya: "Aku pernah menemani Zubair ibnul 'Awwam pada sebagian perjalanan dan aku melihat tubuhnya, maka aku saksikan banyak sekali bekas luka goresan pedang, sedang di dadanya terdapat seperti mata air yang dalam, menunjukkan bekas tusukan lembing dan anak panah .... Maka kataku kepadanya: "Demi Allah, telah kusaksikan sendiri pada tubuhmu apa yang belum pernah kulihat pada orang lain sedikit pun ... !" Mendengar itu Zubair menjawab: "Demi Allah, semua luka-luka itu kudapat bersama Rasulullah pada peperangan di jalan Allah .... !"

Ketika perang Uhud usai dan pasukan Quuaisy berbalik kembali ke Mekah, ia diutus Rasul bersama Abu Bakar untuk mengikuti gerakan tentara Quraisy dan menghalau mereka, hingga mereka menganggap Kaum Muslimin masih punya kekuatan, dan tidak terpikir lagi untuk kembali ke Madinah guna memulai peperangan yang baru.
Abu Bakar dan Zubair memimpin tujuhpuluh orang Muslimin. Sekalipun mereka sebenarnya sedang mengikuti suatu pasukan yang menang, namun kecerdikan dan muslihat perang yang dipergunakan oleh ash-Shiddiq dan Zubair, membuat orang-orang Quraisy menyangka bahwa mereka salah duga menilai kekuatan Kaum Muslimin, dan membuat mereka berfikir, bahwa pasukan perintis yang diPimpin oleh Zubair dan ash-Shiddiq dan tampak kuat, tak lain sebagai pendahuluan dari balatentara Rasul yang menyusul di belakang, dan akan tampil menghalau mereka dengan dansyat. Karena itu mereka bergegas mempercepat perjalanannya dan mengambil langkah seribu pulang ke Mekah!

Di samping Yarmuk, Zubair merupakan seorang prajurit yang memimpin langsung suatu pasukan .... Sewaktu ia melihat sebagian besar anak buah yang dipimpinnya merasa gentar menghadapi balatentara Romawi yang menggunung maju, ia meneriakkan "Allahu Akbar" ...dan maju membelah pasukan musuh yang mendekat itu seorang diri dengan mengayunkan pedangnya, kemudian ia kembali ke tengah-tengah barisan musuh yang dahsyat itu dengan pedang di tangan kanannya, menari-nari dan berputar bagaikan kincir, tak pernah melemah apalagi berhenti ....
Zubair radhiallahu anhu . sangat gandrung menemui s
yahid! Amat merindukan mati di jalan Allah.') Ia pernah berkata: "Thalhah bin Ubaidillah memberi nama anak-anaknya dengan nama Nabi-nabi padahal sudah sama diketahui bahwa tak ada Nabi lagi sesudah Muhammad saw. ... maka aku menamai anak-anakku dengan nama para syuhada, semoga mereka berjuang mengikuti syuhada ... !

Begitulah dinamainya seorang anaknya Abdullah bin Zubair mengambil berkat dengan shahabat yang syahid Abdullah bin Jahasy. Dinamainya pula seorang lagi al-Munzir bin Amr mengambil berkat dengan shahabat yang syahid al-Munzir bin Amar.
Dinamainya pula yang lain 'Urwah mengambil berkat dengan 'Urwah bin Amar. Dan ada pula yang dinamainya Hamzah, mengambil berkat dengan syahid yang mulia Hamzah bin Abdul Muthalib. Ada lagi Ja'far, mengambil berkat dengan syahid yang besar Ja'far bin Abu Thalib. Juga ada yang dinamakannya Mush'ab mengambil berkat dengan shahabat yang syahid Mush'ab bin Umeir. Tidak ketinggalan yang dinamainya Khalid mengambil berkat dengan shahabat Khalid bin Sa'id. Demikianlah ia seterusnya memilih untuk anak-anaknya nama para syuhada, dengan pengharapan agar sewaktu datang ajal mereka nanti, mereka tercatat sebagai syuhada ... !

Dalam riwayat hidupnya telah dikemukakan:"bahwa ia tak pernah memerintah satu daerah pun, tidak pula mengumpul pajak atau bea cukai, pendeknya tak ada jabatannya yang lain kecuali berperang pada jalan Allah ... ". Kelebihannya sebagai prajurit perang tergambar pada pengandalannya pada dirinya sendiri secara sempurna dan kepercayaan yang teguh. Sekalipun sampai seratus ribu orang menyertainya di medan tempur, namun akan kau lihat bahwa ia berperang seakan-akan sendirian di arena pertempuran ..., dan seolah-olah tanggung jawab perang dan kemenangan terpikul di atas pundaknya sendiri. Keistimewaannya sebagai pejuang, terlukis pada keteguhan hatinya dan kekuatan urat syarafnya. Ia menyaksikan gugur pamannya Hamzah di perang Uhud. Orang-orang musyrik telah menyayat-nyayat tubuhnya yang terbunuh itu dengan kejam, maka ia berdiri di mukanya dengan sikap satria menahan gejolak hati dengan memegang teguh hulu pedangnya. Tak ada fikirannya yang lain daripada mengadakan pembalasan yang setimpal, tapi wahyu segera datang melarang Rasul dan Muslimin hanya mengingat soal itu saja ....

Dan sewaktu pengepungan atas Bani Quraidha sudah berjalan lama tanpa membawa hasil, Rasulullah mengirimnya bersama Ali bin Abi Thalib. Ia berdiri di muka benteng musuh yang kuat serta mengulang-ulang ucapannya: "Demi Allah, biar kami rasakan sendiri apa yang dirasakan Hamzah, atau kalau tidak, akan kami tundukkan benteng mereka ... !" Kemudian ia terjun ke dalam benteng hanya berdua saja dengan Ali.... Dan dengan kekuatan urat syaraf yang mempesona, mereka berdua berhasil menyebarkan rasa takut pada musuh yang bertahan dalam benteng, lain membukakan pintu-pintu benteng tersebut bagi kawan-kawan mereka di luar
Di perang Hunain, Zubair melihat pemimpin suku Hawazin yang juga menjadi panglima pasukan musyrik dalam perang tersebut nama-nama Malik bin Auf ..., terihat olehnya sesudah pasukan Hawazin bersama panglimanya lari tunggang langgang dari medan perang Hunain, ia sedang berada di tengah-tengah gerombolan besar shahabat-shahabatnya bersama sisa pasukan yang kalah, maka secara tiba-tiba diserbunya rombongan itu seorang diri, dan dikucar -kacirkannya kesatuan meueka, kemudian dihalaunya mereka dari tempat persembunyian yang mereka gunakan sebagai pangkalan untuk menyergap pemimpin-pemimpin Islam yang baru kembali dari arena peperangan.
Kecintaan dan penghargaan Rasul terhadap Zubair luar biasa sekali, dan Rasulullah sangat membanggakannya, katanya:
"Setiap Nabi mempunyai pembela dan pembelaku adalah Zubair bin 'Awwam ... !'' Karena bukan saja ia saudara sepupunya dan suami dari Asma binti Abu Bakar yang empunya dua puteri semata, tapi iebih dari itu adalah karena pengabdiannya yang Iuar biasa, keberaniannya yang perkasa, kepemurahannya yang tidak terkira dan pengurbanan diri dan hartanya untuk Allah Tuhan dari alam semesta. Sungguh, Hasan bin Tsabit telah melukiskan sifat-sifatnya ini dengan indah sekali, katanya:
"Ia berdiri teguh menepati janjinya kepada Nabi dan mengikuti petunjuknya. Menjadi pembelanya, sementara perbuatan sesuai dengan perkataannya. Ditempuhnya jalan yang telah digunakannya, tak hendak menyimpang daripadanya. Bertindak sebagai pembela kebenaran, karena kebenaran itu jalan sebaik-baiknya.

Ia adalah seorang berkuda yang termasyhur, dan pahlawan yang gagah perkasa.
Merajalela di medan perang dan ditakuti di setiap arena.
Dengan Rasulullah memplanyai pertalian darah dan masih berhubungan keluarga.
Dan dalam membela Islam mempunyai jasa-jasa yang tidak terkira.
Betapa banyaknya marabahaya yang mengancam Rasulullah Nabi al-Musthafa.
Disingkirkan Zubair dengan ujung pedangnya, maka semoga Allah membalas jasa-jasanya"

Ia seorang yang berbudi tinggi dan bersifat mulia.... Keberanian dan kepemurahannya seimbang laksana dua kuda satu tarikan ... ! Ia telah berhasil mengurus perniagaannya dengan gemilang, kekayaannya melimpah, tetapi semua itu dibelanjakannya untuk membela Islam, sehingga ia sendiri mati dalam berutang ... ! Tawakkalnya kepada Allah merupakan dasar kepemurahannya, sumber keberanian dan pengurbanannya hingga ia rela menyerahkan nyawanya, dan diwasiatkannya kepada anaknya Abdullah untuk melunasi utang-utangnya, demikian pesannya:
"Bila aku tak mampu membayar utang, minta tolonglah kepada Maulana - induk semang kita -- "Lalu ditanya anaknya Abdullah: "Maulana yang mana bapak maksudkan ... ?" Maka jawabnya: "Yaitu Allah .... Induk Semang dan Penolong kita yang paling utama ... !"

Kata Abdullah kemudian: "Maka demi Allah, setiap aku terjatuh ke dalam kesukaran karena utangnya, tetap aku memohon:
"Wahai Induk Semang Zubair, lunasilah utangnya, maka Allah mengabulkan permohonan itu, dan alhamdulillah hutang pun dapat dilunasi ... "
Dalam perang Jamal sebagaimana telah kami utarakan dalam ceriteranya yang lalu mengenai Thalhah, Zubair menemui akhir hayat dan tempat kesudahannya .... Sesudah ia menyadari kebenaran dan berlepas tangan dari peperangan, terus diintai oleh golongan yang menghendaki terus berkobarnya api fitnah, lalu ia pun ditusuk oleh seorang pembunuh yang curang waktu ia sedang lengah, yakni di kala ia sedang shalat menghadap Tuhannya....

Si pembunuh itu pergi kepada Imam All, dengan maksud melaporkan tindakannya terhadap Zubair, dengan dugaan bahwa kabar itu akan membuat Ali bersenang hati, apalagi sambil menanggalkan pedang-pedang Zubair yang telah dirampasnya setelah melakukan kejahatan tersebut ....
Tetapi Ali berteriak demi mengetahui bahwa di muka pintu ada pembunuh Zubair yang minta idzin masuk dan memerintahkan orang untuk mengusirnya, katanya: "Sampaikan berita kepada pembunuh putera ibu Shafiah itu, bahwa untuknya telah disediakan api neraka ... !" Dan ketika pedang Zubair ditunjukkan kepada Ali oleh beberapa shahabatnya, ia menciumn dan lama sekali ia menangis kemudian katanya: "Demi Allah, pedang ini sudah banyak berjasa, digunakan oleh pemiliknya untuk melindungi Rasulullah dari marabahaya ...
Dalam mengakhiri pembicaraan kita mengenai dirinya, apakah masih ada penghormatan yang lebih indah dan berharga untuk dipersembahkan kepada Zubair, dari ucapan Imam Ali sendiri ... ? Yaitu :

"Selamat dan bahagia bagi Zubair dalam kematian sesudah mencapai kejayaan hidupnya ! Selamat, kemudian selamat kita ucapkan kepada pembela Rasulullah ... !

Jumat, 04 Maret 2011

Tips : Berilah Senyuman..


Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...

Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Engkau” kata Rosulullah, “Tak mungkin dapat mencukupi kebutuhan semua orang dengan hartamu, karenanya cukupilah mereka semua dengan wajahmu yang gembira dan watak yang baik” (HR Al-Hakim).

Juga Rosulullah bersabda, “Kamu tidak dapat ...memperoleh simpati semua orang dengan hartamu, tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan akhlak yang baik” (HR Abu Ya’la dan Al-Baihaqi).

Sikap “kasar atau keras” merupakan bagian dari akhlak tercela yang harus dijauhi oleh setiap muslim atau muslimat, karena sangat merugikan dalam pergaulan hidup sesama muslim atau muslimat. Dalam berbagai hal (pergaulan) bila ingin dihormati, dikenang, diacungi jempol atau disenangi oleh para sahabatnya, hendaklah banyaklah diam dan tersenyum, apalagi bila orang melakukan sesuatu kepada kita atas permasalahan, sebab mungkin salah tafsir, salah faham atau belum mengerti, memahami maksud dan tujuan yang hakiki.

Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengingatkan kepada ummatnya agar menghindari kekerasan, sekalipun dirinya diperlakukan dengan kekerasan. Bahkan dalam membayar hutang, hendaklah dengan sesuatu yang lebih baik daripada barang yang dihutangnya. Diupayakan tepat waktu, jangan sekali-kali mengingkari janji yang telah disepakati. Larangan bersikap keras atau kasar, banyak sekali diterangkan dalam Al-Qur'an diantaranya dalam surat Ali-Imran ayat 159, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu".

Dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah hutang seekor unta kepada seorang A'rabi. Ketika datang waktu pembayaran hutang, datanglah A'rabi itu untuk menagih hutang kepada Rosulullah dengan nada kasar, hingga para sahabat merasa sangat tersinggung. Mereka bermaksud untuk menyakiti A'rabi itu karena peerilakunya yang sangat buruk terdahap Rosulullah. Namun kemudian Rosulullah bersabda kepada mereka : “Biarkanlah dia, karena pemilik hak lebih mempunyai hak untuk berbicara”. Lalu Rosulullah bersabda : “Berilah dia unta yang sama dengan umurnya, atau bahkan yang lebih buruk lagi”. Para sahabat kemudian menjawab ; “Ya Rosulullah, kami tidak mendapatkan seekor unta kecuali yang lebih baik daripadanya”. Lalu Rosulullah bersabda : “Berikanlah untuk yang lebih baik itu. Sebab sesungguhnya orang yang terbaik diantara kamu adalah orang yang terbaik dalam menunaikan hutang".

Dari Annas radhiallahu anhu, dia telah berkata : "Aku pernah berjalan bersama Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedang beliau memakai selendang Najran yang tepiannya tebal. Lalu ada seorang A'rabi yang mengetahui, kemudian menarik selendang Rosulullah dengan keras sekali. Aku melihat dipermukaan pundak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat bekas selendang karena kerasnya tarikan tersebut. Kemudian A'rabi itu berkata : 'Hai Muhammad, perintahkanlah untuk memberikan kepadaku dari harta Allah yang berada di sisimu'. Rosulullah kemudian berpaling kepadanya, seraya tertawa. Lalu beliau memerintahkan untuk memberi pemberian kepadanya" (HR Bukhari dan Muslim).

Dari uraian di atas, kiranya dapat diamalkan dan memberi pengajaran kepada kita agar janganlah berlaku keras, banyaklah diam dan tersenyum bila diperlakukan kasar oleh lawan bicara atau komentator.

Begitu juga, “rasa khawatir tidak dapat membahagiakan orang yang akan menjadi pasangannya”. Jika hal ini menjadikan diri seseorang “tidak mau menikah” , adalah suatu sikap yang sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan rasa khawatir yang mendorong seseorang untuk memperbaiki sikapnya agar dapat membahagiakan pasangan hidupnya, insya Allah merupakan hal yang sangat baik dan mendatangkan kecintaan Allah.

Dengan rasa inilah justru akan menjadikan dirinya senantiasa berhati-hati menjaga diri agar tidak menyinggung perasaan atau menyakiti pasangannya, dan dirinya akan selalu berusaha memahami pasangannya agar dapat membahagiakannya.

Bila anda termasuk orang yang khawatir tidak dapat membahagiakan pasangan anda kelak, maka janganlah terlalu mengkhawatirkannya. Yang terpenting anda telah berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasangan anda. Dan, anda senantiasa bersikap manis dengan banyak senyuman kepadanya, tidak mencela kekurangannya, menghargai dan menerima dirinya apa adanya serta tidak menuntut sesuatu yang di luar batas kemampuannya. Insya Allah, tindakan tersebut akan mampu membahagiakan pasangan hidup anda dan menutupi kekurangan yang dimilikinya, sehingga anda tidak terlalu khawatir dan risau tidak dapat membahagiakan pasangan hidup anda.

Semoga pencerahan hari ini dapat memberikan inspirasi dan semangat dalam mengaruhi hidup dan kehidupan ini….amiin. Bilahit taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh (MM 04032011)

Dipublish oleh : Suprih Koesoemo (dalam group merekatkan hati yang terpisah)