Jumat, 04 Maret 2011

Tips : Berilah Senyuman..


Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...

Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Engkau” kata Rosulullah, “Tak mungkin dapat mencukupi kebutuhan semua orang dengan hartamu, karenanya cukupilah mereka semua dengan wajahmu yang gembira dan watak yang baik” (HR Al-Hakim).

Juga Rosulullah bersabda, “Kamu tidak dapat ...memperoleh simpati semua orang dengan hartamu, tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan akhlak yang baik” (HR Abu Ya’la dan Al-Baihaqi).

Sikap “kasar atau keras” merupakan bagian dari akhlak tercela yang harus dijauhi oleh setiap muslim atau muslimat, karena sangat merugikan dalam pergaulan hidup sesama muslim atau muslimat. Dalam berbagai hal (pergaulan) bila ingin dihormati, dikenang, diacungi jempol atau disenangi oleh para sahabatnya, hendaklah banyaklah diam dan tersenyum, apalagi bila orang melakukan sesuatu kepada kita atas permasalahan, sebab mungkin salah tafsir, salah faham atau belum mengerti, memahami maksud dan tujuan yang hakiki.

Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengingatkan kepada ummatnya agar menghindari kekerasan, sekalipun dirinya diperlakukan dengan kekerasan. Bahkan dalam membayar hutang, hendaklah dengan sesuatu yang lebih baik daripada barang yang dihutangnya. Diupayakan tepat waktu, jangan sekali-kali mengingkari janji yang telah disepakati. Larangan bersikap keras atau kasar, banyak sekali diterangkan dalam Al-Qur'an diantaranya dalam surat Ali-Imran ayat 159, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu".

Dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah hutang seekor unta kepada seorang A'rabi. Ketika datang waktu pembayaran hutang, datanglah A'rabi itu untuk menagih hutang kepada Rosulullah dengan nada kasar, hingga para sahabat merasa sangat tersinggung. Mereka bermaksud untuk menyakiti A'rabi itu karena peerilakunya yang sangat buruk terdahap Rosulullah. Namun kemudian Rosulullah bersabda kepada mereka : “Biarkanlah dia, karena pemilik hak lebih mempunyai hak untuk berbicara”. Lalu Rosulullah bersabda : “Berilah dia unta yang sama dengan umurnya, atau bahkan yang lebih buruk lagi”. Para sahabat kemudian menjawab ; “Ya Rosulullah, kami tidak mendapatkan seekor unta kecuali yang lebih baik daripadanya”. Lalu Rosulullah bersabda : “Berikanlah untuk yang lebih baik itu. Sebab sesungguhnya orang yang terbaik diantara kamu adalah orang yang terbaik dalam menunaikan hutang".

Dari Annas radhiallahu anhu, dia telah berkata : "Aku pernah berjalan bersama Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedang beliau memakai selendang Najran yang tepiannya tebal. Lalu ada seorang A'rabi yang mengetahui, kemudian menarik selendang Rosulullah dengan keras sekali. Aku melihat dipermukaan pundak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat bekas selendang karena kerasnya tarikan tersebut. Kemudian A'rabi itu berkata : 'Hai Muhammad, perintahkanlah untuk memberikan kepadaku dari harta Allah yang berada di sisimu'. Rosulullah kemudian berpaling kepadanya, seraya tertawa. Lalu beliau memerintahkan untuk memberi pemberian kepadanya" (HR Bukhari dan Muslim).

Dari uraian di atas, kiranya dapat diamalkan dan memberi pengajaran kepada kita agar janganlah berlaku keras, banyaklah diam dan tersenyum bila diperlakukan kasar oleh lawan bicara atau komentator.

Begitu juga, “rasa khawatir tidak dapat membahagiakan orang yang akan menjadi pasangannya”. Jika hal ini menjadikan diri seseorang “tidak mau menikah” , adalah suatu sikap yang sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan rasa khawatir yang mendorong seseorang untuk memperbaiki sikapnya agar dapat membahagiakan pasangan hidupnya, insya Allah merupakan hal yang sangat baik dan mendatangkan kecintaan Allah.

Dengan rasa inilah justru akan menjadikan dirinya senantiasa berhati-hati menjaga diri agar tidak menyinggung perasaan atau menyakiti pasangannya, dan dirinya akan selalu berusaha memahami pasangannya agar dapat membahagiakannya.

Bila anda termasuk orang yang khawatir tidak dapat membahagiakan pasangan anda kelak, maka janganlah terlalu mengkhawatirkannya. Yang terpenting anda telah berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasangan anda. Dan, anda senantiasa bersikap manis dengan banyak senyuman kepadanya, tidak mencela kekurangannya, menghargai dan menerima dirinya apa adanya serta tidak menuntut sesuatu yang di luar batas kemampuannya. Insya Allah, tindakan tersebut akan mampu membahagiakan pasangan hidup anda dan menutupi kekurangan yang dimilikinya, sehingga anda tidak terlalu khawatir dan risau tidak dapat membahagiakan pasangan hidup anda.

Semoga pencerahan hari ini dapat memberikan inspirasi dan semangat dalam mengaruhi hidup dan kehidupan ini….amiin. Bilahit taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh (MM 04032011)

Dipublish oleh : Suprih Koesoemo (dalam group merekatkan hati yang terpisah)

0 komentar:

Posting Komentar