Minggu, 16 Januari 2011

Ide & Saran untuk KAMMI kedepan : Setidaknya agar KAMMI “tak tergantikan”

Catatan terbuka kepada mereka yang siap melanjutkan estafet gerakan KAMMI..

“Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini”
(Imam As Syahid Hasan Al Banna)

Bagaimana jika Allah berkehendak menggantikan KAMMI dengan gerakan Pemuda dan Mahasiswa yang lain, yang lebih sholeh, lebih luar biasa dibandingkan dengan KAMMI. bukankah Itu sangat mudah bagi Allah? jika itu terjadi spontan tidak ada gunanya semua yang kita lakukan, Seperti kata orang bijak : “jika Allah berpihak padamu maka tidak ada musuh yang patut ditakuti, tetapi sebaliknya jika Allah berpihak pada musuhmu, pada siapa lagi engkau meminta pertolongan..”

Berharap agar KAMMI tak tergantikan, ya inilah salahsatu impian saya, mungkin juga impian dari teman-teman KAMMI yang lain, karena ketika kita membaca ayat-ayat Suci Al-Qur’an, maupun beberapa buku sejarah dunia kita akan menemukan bahwa bagaimana kesudahan orang – orang yang semula memiliki kekuatan luar biasa, lalu karena perbuatan dosa menyebabkan Allah mengganti mereka dengan kaum yang lain. Sejarah mungkin saja berulang, dan tidak menutup kemungkinan itu terjadi pada gerakan KAMMI.
Maka tidak ada jalan lain selain berupaya agar organisasi ini senantiasa dicintai dan diberkahi oleh Allah swt, diantaranya dengan :

1. Agar tak tergantikan : Kita perlu senantiasa bertumbuh.
Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell: ”The only way that I can keep leading is to keep growing. The day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is the way it always it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tersebut.

Untuk tumbuh kita membutuhkan suplemen “makanan” yang baik. Dalam dunia kesehatan kita mengenal makanan empat sehat 5 sempurna. Konsep perpaduan makanan yang di yakini mampu membuat tubuh menjadi sehat dan kuat.

Dalam dunia dakwa Konsep Empat Sehat Lima Sempurna dikenal dengan nama : “Riayah Da’wiyah” (Recovery Dakwah), dan inilah makanan yang sehat bagi KAMMI untuk bisa tumbuh, Mengapa? Karena Gerakan KAMMI kini kian bertambah besar, seiring dengan itu pasti ada ancaman yang menantinya. Ancaman itu bisa datang dari Internal kader KAMMI sendiri atau dari external KAMMI. Layaknya Virus yang menghajar ketahanan tubuh kita. Di sinilah KAMMI harus melakukan refleksi dan terus menerus melakukan evaluasi dan di sinilah kita memerlukan langkah yang disebut dengan Recovery Dakwah.

Riayah da’wiyah/Recovery Dakwah terdiri 4 sehat ditambah satu komponen penting menjadi 5 sempurna yaitu :
1 Tarbiyah sehat : Ke Arah Pribadi Kader KAMMI berkualitas dan Tahan Banting
2 Struktur kuat : Dari Kepemimpinan Delegasi, hingga Tertib Administrasi
3 Pencetakan Kader KAMMI semangat : Pemahaman, Keahlian, dan kedewasaan.
4 Melahirkan Program Tepat : Membangun Tiang-tiang Penyanggah Pembumian Dakwah KAMMI.
5 Raih Futuhat.

Ya, lima konsep Riayah Da’wiyah ini harus benar-benar dilakukan dalam gerakan KAMMI. Lima konsep ini harus berjalan seiring dan seirama sehingga seluruh elemen gerakan KAMMI dapat berjalan maksimal. Seluruh Departemen di KAMMI harus bergerak dengan sinergis. Maka disinilah kita membutuhkan sosok pemimpin yang kuat agar bisa mengawal agenda Besar KAMMI.

Momentum Muktamar dalam waktu dekat ini menjadi hal yang penting dalam rangka menata kembali roda Organisasi ini. Mari Bertumbuh! canangkan Riayah Da’wiyah mulai dari Level Komisariat, Kamda, Kamwil, sampai KAMMI Pusat, dengan bertumbuh inilah Insya Allah KAMMI tak tergantikan.

2. Agar tak tergantikan : Hindari sikap “pembangkangan” dan “Meremehkan” orang lain.

“Sejarah pembangkangan dimulai dari merasa paling hebat dan akan disusul dengan menjelaskan kehebatannya.”
Iblis telah memulai sejarah pembangkangan ini karena merasa paling hebat dibandingkan dengan Manusia, Kisah pembangkangan ini menyebabkan Allah Melaknatnya dan dipastikan iblis masuk kedalam neraka Jahanam.

Lalu apa hubungannya dengan KAMMI?
Merasa diri lebih cerdas, lebih berpengalaman, lebih tahu segalanya sering berdampak pada kesombongan yang berujung pada sikap pembangkangan, menolak hasil syuro, meremehkan orang lain, mematikan karakternya dan seterusnya.

Menarik ketika jelang Pemilihan Ketua KAMMI Pusat dalam waktu dekat ini, setidaknya milis KAMMI mulai kembali ramai, walaupun terkesan meramaikan dengan Statemen jangan pilih “Si A atau si B”. Padahal jika mereka yang mencalonkan tersebut sesuai Kriteria dan Prosedur Organisasi kenapa kita harus khawatir?. Siapakah yang pantas menyatakan dia layak dan dia tidak layak, sementara Jika Allah menghendaki kebaikan padanya dan memberikan dia Kepemimpinan lalu seketika kita akan menjadi seperti saudara-saudara yusuf as yang iri akan kelebihan yusuf? Lalu berusaha menyingkirkannya?
Maka seberapa besarkah kekuatan mereka yang tidak senang itu jika mereka membaca Firman Allah swt :

“Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Imran : 26).

Hingga saat ini ancaman yang paling besar dari setiap organisasi adalah berasal dari internal dirinya sendiri. Mari jadikan diri kita sebagai batu bata yang kuat, sehingga semakin mengokohkan gerakan dakwa KAMMI bukan batu bata yang menjadi penyebab tercabutnya keberkahan gerakan ini.

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui” QS Al-Maidah : 54.

….“Aku telah mengenalmu ketika usiaku antara 12-13

tahun, saat itu kulihat engkau di tulis di selembar kain Hijau dan Putih dan ikatkan di Kepala Para Mahasiswa yang berjejer di Gedung DPR. KAMMI itulah namamu. Tak kusangka kini aku berada dalam dirimu KAMMI.. menjadi bagian dari aktivitasmu.. dan sekali lagi cinta ini bukan cinta biasa jika KAMMI yang Memiliki.

0 komentar:

Posting Komentar