Kamis, 11 April 2013

Puisi Kahlil Gibran


Kasihan bangsa
yang mengenakan pakaian
yang tidak ditenunnya,
memakan roti dari gandum
yang tidak ia panen,
dan meminum susu
yang ia tidak memerasnya.

Kasihan bangsa
yang menjadikan orang dungu
sebagai pahlawan
dan menganggap penindasan penjajah
sebagai hadiah.

Kasihan bangsa
yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya
ketika tidur,
sementara menyerah padanya
ketika bangun.

Kasihan bangsa
yang tidak pernah angkat suara
kecuali jika sedang berjalan
di atas kuburan,
tidak sesumbar
kecuali di reruntuhan,
dan tidak memberontak
kecuali ketika lehernya sudah berada
di antara pedang dan landasan.

Kasihan bangsa
yang negarawannya serigala,
filosofnya gentong nasi,
dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru.

Kasihan bangsa
yang menyambut penguasa barunya
dengan terompet kehormatan,
namun melepasnya dengan cacian,
hanya untuk menyambut penguasa baru lain
dengan terompet lagi.

Kasihan bangsa
yang orang sucinya dungu
menghitung tahun-tahun berlalu,
dan orang kuatnya masih dalam gendongan.

Kasihan bangsa
yang terpecah-pecah,
dan masing-masing pecahan
menganggap dirinya sebagai bangsa.





Karya : Kahlil Gibran

0 komentar:

Posting Komentar