Edisi : Ketika Ikhwan jatuh cinta...
Sebagai insan yang normal perasaan senang kepada lawan jenis adalah sesuatu yang lumrah, tapi
bagaimana jika seorang ikhwan jatuh cinta? He he he jadi ngomongin cinta nih…. Ya ikhwan adalah
sebutan bagi seorang laki – laki yang telah mengikuti Tarbiyah (Pengajian Islami). So Pasti dokrin Murabi (Guru Ngaji Red) yang begitu kuat menjadikan ikhwan tersebut memiliki militansi yang kuat termasuk tidak mau pacaran… selain itu harus nyari wanita sholeha Bro… Alias Akhwat untuk calon istrinya. Ya akhwat sebutan bagi seorang wanita yang telah mengikuti Tarbiyah (Pengajian Islami). Cirinya Nutup auratnya, tutur katanya baik, tidak dugem, Hafal Al-Qur’an, dll…
Terus gimana ya jika seorang ikhwan justru jatuh cinta kepada wanita yang nota benenya bukan
AKHWAT??? Ini yang pusing Bro… soalnya jika ikhwan tersebut jatuh cinta kepada Non Akhwat pasti
dihatinya Takut dimarahi Murabi, Takut di Marahi Allah, Takut dia Bukan Wanita Sholehah.. dan masih banyak ketakutan lainnya. Terus Gimana Dong. Perasaan jatuh cinta kepada Wanita yang bukan akhwat semakin besar nih, Setiap shalat wajahnya muncul terus, seperti sebuah lagu.. mau makan ingat kamu, mau tidur ingat kamu, mau…. Ingat kamu, semuanya ingat kamu… intinya ingin sekali pacaran sama si dia… cihuiiiiii…..
He he inilah salah satu kesulitan menjadi seorang aktivis dakwa,, harus selalu memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Mari kita lihat dulu bagaimana islam memandang pacaran.. seperti yang penah disampaikan oleh Pusat Konsultasi Syariah Bro….
Selama ini kita menganggap bahwa pacaran itu adalah metode untuk melakukan pendekatan untuk
mengenal lebih dekat. Namun kenyataannya tujuan itu jarang yang tercapai. Karena umumnya
alih-alih melakukan pendekatan, yang terjadi justru melakukan sekian banyak bentuk kemaksiatan. Buktinya, berapa banyak pasangan muda yang sebelum menikah sempat pacaran bertahun-tahun, bahkan ada yang sampai 5 – 10 tahun, sayangnya begitu mereka menikah langsung cerai dan hancur berantakan rumah tangganya. Belum lagi meningkatnya kasus hamil di luar nikah oleh pasangan sendiri dan juga perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa dan pelajar.
Istilah pacaran itu sendiri sudah merupakan kelaziman di tengah masyarakat dimana pasangan tidak sah melakukan serangkaian aktifitas bersama. Dan realitas di tengah masyarakat sudah mengenal persis aktifitas pacaran itu yang identik dengan apel malam minggu (namanya apel sudah pasti berduaan, karena kalau rame-rame namanya rombongan), juga nonton ke bioskop berdua, berboncengan sepeda motor, jalan-jalan berduaan, makan di restoran berduaan, tukar menukar SMS, saling bertelepon siang dan malam dan semua aktifitas lain yang mengasyikkan. Intinya adalah kebersamaan dan berduaan. Hampir sulit dikatakan pacaran bila semua itu dilakukan bersama-sama dalam kelompok besar.
Islam sudah memperingatkan laki-laki dan wanita yang bukan mahram untuk tidak menyepi berduaan karena yang ketiganya adalah setan. Rasulullah SAW bersabda, :
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan
seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan. » (Riwayat
Ahmad)
Jadi bagaimana dong…. Tidak bisa lupain si doi??? Matanya… hidungnya… klo tidak boleh pacaran lalu gimana dong??? Klo dia diambil orang lain bagaimana bro?? terus Ikhwan jadi Jomblo Asli dong…..
He he kekhwatiran ini terus selalu muncul dikalangan iKhwan yang lagi jatuh cinta…. Pasti takut klo jadi Single Seumur Hidup…. Belum Pernah dengar lagu I’m Single I’m Very Happy Yach??? Buruan dengar Bro Lagu itu ????
Lalu bagaimana seorang laki-laki bisa mengenal calon pasangan hidupnya kalau bukan dengan cara
pacaran ? jawabannya adalah dengan Ta’ruf Bro…. Apa itu? Coba dengar lagunya Wali tantang Shalawat itu Bro…..
ini kutipan dari Pusat Konsultasi Syariah….
Islam sesungguhnya sejak awal sudah memperkenalkan istilah ta’aruf sebagai sarana yang objektif
dalam melakukan pengenalan dan pendekatan. Ta’aruf sangat berbeda dengan pacaran. Ta`aruf adalah sesuatu yang syar`i dan memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan dan manfaat.
Tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat. Sedang ta’aruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon pasangan.
Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil second tapi tidak melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau membuka kap mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan kelebihan mobil itu.
Sedangkan taaruf adalah seperti seorang montir mobil ahli yang memeriksa mesin, sistem kemudi,
sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia
melakukan tawar menawar. Ketika melakukan ta’aruf, seseorang baik pihak laki atau wanita berhak untuk bertanya yang mendetail, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk dan baik, sifat dan lainnya. Kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya. Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya. Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak pernah boleh untuk membawa pergi mobil itu sendiri. Silahkan periksa dengan baik dan kalau tertarik, mari bicara harga. Dalam upaya ta’aruf dengan calon pasangan, pihak laki dan wanita dipersilahkan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu saja semua itu harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh dilakukan Cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau keluarganya.
Jadi ta`aruf bukanlah bermesraan berdua, tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang berdua.
Disinilah letak perbedaan antara pacaran dengan taaruf. Pacaran adalah jalan-jalan asyik berdua, jajan, nonton, bermesraan dan bercumbu. Sama sekali tidak ada porsi tentang persiapan real untuk hidup. Bahkan pacaran cenderung bohong dan menipu, karena umumnya masing-masing pihak ingin tampil ‘wah’ di depan pasangannya. Bedak, gincu, parfum, pakaian bagus, mobil dan segala asesoris
lainnya adalah sesuatu yang harus ditonjolkan. Semua sangat jauh dari kehidupan real nanti dalam keluarga. Padahal setelah menikah, justru semua itu akan ditinggalkan dan masing-masing baru akan tampil dengan wajah dan kelakuan aslinya. Padahal dahulu hal-hal seperti itu tidak pernah dibahas dalam masa pacaran, karena semua waktunya tersita untuk jatuh cinta.
Sudah Jelas kan Bro…. So keburu Istikharah benar ga Wanita itu adalah yang paling cocok bwt kamu tidak… jika belum islami..mungkin Allah menghendaki agar kamu yang mengislamkannya.
Tetap Semangat Bro…….
Dikutip dari berbagai sumber…
Minggu, 16 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar