Refleksi Hari Sumpah Pemuda Ke-93
Oleh : Hariadi Hardy
Ketua DPD PKS Kota Ternate
Oleh : Hariadi Hardy
Ketua DPD PKS Kota Ternate
"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia." Bung Karno.
Secara implisit, apa yang disampaikan oleh Bapak Proklamator Indonesia Ir. Soekarno ini mengindikasikan betapa besar potensi dan kemampuan dari kaum muda bagi perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia. Dengan Potensi yang besar tersebut bagaimanakah cara pemuda merealisasikan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa? Harusnya ini menjadi kegelisahan atau kegundahan kaum muda saat ini, mengaca pada sumpah pemuda 93 tahun yang silam, dimana kaum muda berjuang meneguhkan spirit untuk meraih kemerdekaan Republik Indonesia dari para penjajah asing. Walaupun pada akhirnya kemerdekaan itu dapat diraih setelah 17 tahun kemudian. Namun berkat dari semangat membara, kaum muda telah meletakkan fondasi komunitas beribu pulau dalam balutan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sumpah Pemuda Sebagai Kesadaran Kebangsaan
Sejarah mencatat bahwa pada 28 Oktober 1928 telah terjadi suatu momentum besar dengan berkumpulnya para pemuda dari sudut-sudut penjuru negeri yang saat itu masih berada dalam cengkeraman kolonialisme Belanda. Momentum ini sejenak mengingatkan segenap masyarakat Indonesia akan semangat dan jejak perjuangan kaum muda di masa lampau. Semangat pemuda dari berbagai daerah ini bersatu untuk kolaborasi ide-ide yang nantinya tertuang dalam "Sumpah Pemuda" yang berisikan tiga sumpah untuk diwujudkan bersama dan membangun semangat patriotisme.
Ketiga sumpah inilah yang kemudian secara runtut dipraktekkan dalam pergerakan kepemudaan yang dicita-citakan. Teks yang tertuang dalam Sumpah Pemuda tersebut harusnya dijadikan sebagai gerakan moral maupun spritual yang tertuang terhadap nilai-nilai kebangsaan yang luhur. Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Menandakan bahwa tempat lahir kita merupakan tempat perjuangan kita juga. Berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Ini menandakan bahwa kita satu bangsa yang tak akan terpecah belah oleh suatu hal apapun. Berbahasa satu Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan untuk menyatukan karakter kedaerahan yang berbeda dalam segi bahasa. Oleh karena itu, perkumpulan pemuda-pemuda masa kini diharapkan sebagai penerus api-api patriotisme pejuang dan pahlawan terdahulu untuk selalu menjaga api tersebut agar tidak pernah padam
Realitas Pemuda Masa Kini
Berdasarkan Sensus Penduduk 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik, Jumlah Penduduk Provinsi Maluku Utara mencapai 1,28 juta jiwa. Dimana berdasarkan struktur umur penduduk Maluku Utara didominasi oleh Generasi Z (Lahir tahun 1997-2012) yaitu 34,12 persen dan Generasi Milenial (Lahir tahun 1981-1996) yaitu 26,95 persen. Dominasi jumlah pemuda disertai besarnya potensi yang seharusnya dapat memberi dampak (faedah) yang besar pula dalam memajukan ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan peradaban bangsa di masa depan.
Dilihat dari kacamata hari ini, semangat sumpah pemuda dan realisasi kesadaran kebangsaan nampaknya semakin hari mulai terkikis. Kecanggihan teknologi, informasi, dan komunikasi mungkin sangat bermanfaat bagi peradaban dunia. Tapi ketika ditilik secara seksama hal ini mengakibatkan pemuda menjadi minim semangat perjuangan karena maraknya kemudahan-kemudahan yang serba instan. Maluku Utara saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain ; kriminalitas, korupsi, kemiskinan, pengangguran, pornografi, narkoba, serta sejumlah masalah yang sangat membutuhkan karakter serta solusi kreatif dari pemuda. Semua itu bukan menjadi alasan bagi para pemuda untuk berdiam diri dan apatis memandang masa depan Maluku Utara. Kita tidak lagi harus bertahan dan menghadapi dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi, tapi kita harus mampu memberikan warna untuk mengubah dunia dengan tekad dan semangat dan tentunya didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Walaupun begitu, tidak sedikit juga para pemuda-pemudi di Maluku Utara tetap merawat semangat sumpah pemuda dengan inovasi-inovasi kekinian yang bisa membuka cakrawala baru. Banyaknya pemuda yang berkumpul dalam suatu komunitas seperti kominitas seni budaya, pariwisata, photografi, videografi, literasi pendidikan, komunitas motor, dan wadah sosial lainnya sudah menandakan spirit kepemudaan itu tetap menyala. Pemuda-pemuda produktif lainnya juga banyak memanfaatkan kecanggihan teknologi tersebut untuk kemaslahatan bersama. Mereka mempertahankan dan mengembangkan budaya Maluku Utara.
Saat ini pemerintah terutama pemerintah daerah sudah semestinya mengapresiasi serta memberikan ruang bagi pemuda baik Generasi Z maupun Generasi Millenial untuk membangun sebuah cita-cita Maluku Utara di masa depan. Membangun optimisme bersama bahwa suatu saat para anak muda akan mampu mewujudkan cita-cita Maluku Utara dan menjadi terhormat di antara provinsi lain di Indonesia bahkan di kancah internasional. Karena itu, selain penguatan karakter, kreatif, dan kritis mengawal perjalanan bangsa, para pemuda Maluku Utara harus optimis dalam memandang masa depan. Itulah yang dimaksud dengan gerakan kepemudaan menyeluruh yaitu gerakan moral, gerakan intelektual, sekaligus membangun optimisme bersama.
Maka dari itu agar tidak tergilas oleh zaman, ada tiga hal yang harus dimiliki pemuda untuk menjadi Pemimpin di masa depan sekaligus mewujudkan cita-cita Maluku Utara yaitu ; Karakter, Kapasitas/skill dan Inovasi.
Pertama, diperlukan pemuda yang memiliki karakter yang tangguh, baik karakter moral maupun karakter kinerja. Maluku Utara sangat membutuhkan pemuda yang beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi, jujur, santun, bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan tuntas. Karena itu, pemerintah baik pusat maupun daerah dan institusi pendidikan perlu memfasilitasi terbangunnya karakter yang tangguh di kalangan pelajar, mahasiswa, dan pemuda. Para pemuda selalu diarahkan dan didukung untuk mengikuti kegiatan positif seperti hadir di majelis majelis ilmu. Bahkan seharusnya karakter ini sudah dibentuk sejak dini dimulai dari lingkup kecil yaitu sebuah keluarga.
Kedua, memiliki kapasitas intelektual dan skill kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan yang cukup mumpuni. Pemuda, misalnya, perlu mendalami studinya secara serius agar menjadi spesialis keilmuan tertentu, yaitu memiliki spesialisasi dalam menguasai suatu bidang pengetahuan secara mendalam sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Pemuda harus memiliki skill tertentu untuk bersaing di dunia kerja. Maluku Utara jelas memerlukan pemuda yang profesional dan menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam.
Ketiga, memiliki inovasi-inovasi baru sehingga pemuda Maluku Utara mampu berperan aktif dalam kancah nasional, internasional dan memenangi kompetisi global sekaligus mewujudkan cita-cita Maluku Utara di masa depan. Inovasi sangat dibutuhkan saat ini agar tidak tergilas oleh kemajuan zaman dan itu muncul dari ide ide para pemuda.
Kemajuan tidak akan pernah tercapai dalam arti yang sesungguhnya kalau masa depan itu hanya dipandang sekedar sebagai proses lanjut dari masa kini yang akan tiba dengan sendirinya. Tapi bagaimana generasi muda merespon kemajuan itu dengan kearifan menghargai keluhuran perjuangan dari generasi sebelumnya tanpa terjebak dalam kejayaan dan romantisisme masa lalu, serta kenyataan-kenyataan masa kini sehingga membuat mereka tidak lagi sanggup keluar untuk menatap masa depan.
Akhirnya, semoga kita tidak lagi menjadi budak kemajuan tehnologi namun menjadi penggerak peradaban dan penguat identitas bangsa. Di gengamanmulah pemuda, kepemimpinan masa depan bisa terwujud. Mari pemuda bersegeralah!
Selamat Hari Sumpah Pemuda!
0 komentar:
Posting Komentar