HAKIKAT KEMENANGAN
Tadabbur Surah al-Buruj
قُتِلَ أَصْحَابُ الأُخْدُودِ ، النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ ، إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ ، وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ ، وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلاَّ أَن يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
1. Surah al-Buruj memberikan pemahaman kepada kita apakah hakikat dari kemenangan. Kisah ini diriwayatkan oleh sahabat Suhaib ibn Sinan al-Rumi, dari Rasulullah shallallaahu `alaihi wasallama dan disebutkan oleh Imam Muslim rahimahullah di dalam kitab sahihnya.
2.
Kisah iini adalah kisah ghulam (seorang remaja), yang belajar kepada ahli sihir dan rahib. Sehingga satu hari, ia ingin membuktikan ajaran si ahli sihirkah yang benar ataupun si rahib?. Dabbah (seperti seekor lembuh lah barangkali) sedang menghalang jalan yang ada di puncak bukit, menghalangi jalan orang yang ingin lalu di jalan tersebut. Sudah berusaha ditolak, akan tetapi hewan tersebut tidak bergerak juga.
3.
Akhirnya si ghulam berkata: “inilah saatnya aku ingin membuktikan ajaran ahli sihirkah yang benar atau si rahib?” lantas dengan membaca “bismillaahirrahmaanirrahim” hewan tadi dilempar dengan batu. Dengan izin Allah hewan tersebut terjatuh ke tepi jurang.
4.
Mendengar ucapan “bismillaahirrahmaanirrahim” dari ghulam tersebut, orang-orang yang hadir ketika itu lantas bertanya: “adakah tuhan selain dari Raja kita?”. Ghulam menjawab: “ada” Dialah Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu, dan juga Tuhan raja kita. Mendengar hal itu, mereka kemudian beriman.
5.
Cerita tentang ghulam ini, semakin hari semakin tersebar ke pelosok negri. Sejalan dengan itu pula semakin banyak yang beriman, bahkan termasuk pembantu raja juga beriman.
6.
Kondisi ini membuat raja gelisah, jika da`wah ini terus berkembang, maka tidak akan ada lagi yang menjadikannya sebagai tuhan.
7.
Tidak ada pilihan si Ghulam mesti dilenyapkan dengan cara apapun. Si Ghulam kemudian ditangkap dan dibawa ke puncak gunung untuk dijatuhkan ke bawah. Akan tetapi taqdir Allah tidak memihak kepada keinginan si raja. Allah mengirimkan angina kencang sehingga membinasakan orang-orang yang ingin menjatuhkannya. Si Ghulam selamat dan kembali berjumpa raja.
8.
Si raja terkejut, dan lantas meminta pengawalnya untuk membawanya ke tengah lautan dan membuangnya ke laut, akan tetapi sekali lagi Allah menyelamatkannya.
9.
Terakhir si Ghulam berkata kepada raja: “Wahai Raja, jika engkau mau membunuhku, maka engkau mesti memanahku dengan panah ini, dan engkau mesti terlebih dahulu mengucapkan bismillahirrahmaanirrahim”. Dan satu lagi syaratnya, iaitu: proses eksekusi ini harus dihadiri oleh seluruh rakyat di negri ini.
10.
Tanpa fikir panjang lagi, raja segera memerintahkan kepada para pengawalnya untuk membuat pengumuman tentang proses eksekusi tersebut.
11.
Proses eksekusi itu kini sudah tiba saatnya. Si Ghulam diikat disatu tiang, dan dari arah depannya ada raja yang sedang menyiapkan anak panah dengan busurnya, dan proses ini disaksikan oleh seluruh rakyat di negri itu.
12.
Raja kemudian mengambil anak panah dan meletakkannya pada busurnya, kemudian dengan mengucapkan “bismillaahirrahmaanirrahim” panah itu dilepaskanya dan tepat mengenai pelipis si Ghulam. Si Ghulam lantas terjatuh dan syahid seketika.
13.
Akan tetapi yang terjadi kemudian adalah justru sangat mengejutkan si raja, ucapan “bismillaahirrahmaanirrahiim” yang diucapkan oleh raja didengar oleh seluruh rakyatnya, dan semua mereka lantas beriman. Raja murka dan memerintahkan prajuritnya untuk menggali parit dan mengumpulkan kayu bakar. Semua yang beriman kemudian dibakar di dalamnya.
14.
Pertanyaannya sekarang adalah “apakah si Ghulam kalah dalam perjuangannya?” Kalla (sekali-kali tidak), si Ghulam telah menang. Beliau menang karena telah syahid, si Ghulam menang, karena semua penduduk negri beriman, walaupun setelah syahidnya beliau.
15.
Begitulah hakikat kemenangan, kemenangan tidak hanya diukur dengan variable ANGKA NOMINAL yang terbanyak yang berhasil kita dapatkan, akan tetapi masih banyak variable-variable yang lain yang mungkin sebagian orang tidak melihatnya.
16.
Maka tidak ada pilihan bagi kita kecuali, “Beramallah, nicaya amal kita akan dilihat oleh Allah subhaanahu wa ta`aala, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman”.