Sebuah catatan Mohon Maaf Lahir & Bathin)
Tahukah teman? Bahwa Iblis yang sombong itu akhirnya menangis juga karena hasil godaannya untuk menjerumuskan manusia ke Neraka akhirnya menjadi sia-sia ketika hadirnya Ramadhan dan Idul Fitri.
Dari Wahab bin Munabbih ra, “sesungguhnya iblis memekik histeris pada setiap hari raya, lalu anak buah iblis berkumpul mengerumuninya dan bertanya : Hai tuan kami, apakah yang menyebabkan kemarahan anda? Iblis berkata : sesungguhnya Allah swt benar-benar telah mengampuni ummat Muhammad saw pada hari ini. Maka kamu sekalian harus berusaha keras dengan segala macam kelezatan dan kesenangan nafsu”.
Kacian deh loe Iblis.... Laknatullah ‘Alaihi (semoga Allah melaknatnya), Mungkin itu kata yang tepat yang harus kita sampaikan kepadanya, Musuh “Number 1” Manusia ini harus takluk ketika hari raya Idul Fitri tiba, kenapa tidak?
Ketika pagi hari raya Idul Fitri tiba, Allah mengutus para malaikat agar turun ke bumi. Mereka turun dan berdiri di pertigaan-pertigaan maupun persimpangan-persimpangan jalan, memanggil-manggil dengan suara yang dapat didengar makhluk-makhluk Allah, kecuali jin dan manusia. Mereka berkata, “Wahai Ummat Muhammad, keluarlah menuju panggilan Allah Yang Maha Pemurah. Dia akan menganugerahkan pemberian yang agung dan mengampuni dosa yang besar”.
Apabila para ummat Muhammad telah tiba pada tempat-tempat shalat hari raya-nya masing-masing, Allah berfirman kepada malaikat-malaikat-Nya, “apakah balasannya pekerja bila telah menyelesaikan pekerjaannya?” Malaikat-malaikat itu pun berkata, “balasannya adalah dipenuhi upahnya”. Allah swt berfirman lagi, “Aku persaksikan kepada kalian (manusia), sesungguhnya Aku menjadikan dan memberikan pahala mereka dengan keridhaan dan ampunan-Ku”.
So teman... Nikmat Tuhan yang mana lagi yang kita dustakan? Tapi patut dicamkan bahwa ada statemen dari Iblis kepada Pasukannya : “Maka kamu sekalian harus berusaha keras dengan segala macam kelezatan dan kesenangan nafsu”. Instruksi kalimat ini Jelas Iblis dan pasukannya akan mengerahkan segala kemampuannya untuk menjerumuskan kita setelah 1 Syawal. Maka tidak heran di Hari Raya Idul Fitri ada diantara kita yang keasyikan silaturahim sampai lupa shalat, lupa membaca Al-qur’an seperti yang pernah kita lakukan di bulan Ramadhan. Makan kita pada hari itu menjadi berlebihan seolah – olah hari itu adalah hari kebebasan, dan lebih parah lagi sering ada pesta Miras (Minuman keras) yang dilakukan disaat hari raya Idul Fitri oleh orang Islam sendiri. Naudzubillah...
Happy Ending Ramadhan
Disisi lain ada diantara kaum muslimin yang benar – benar merasakan Happy Ending Ramadhan, mereka adalah seperti yang digambarkan oleh Rasulullah saw : “barangsiapa yang berdiri pada malam hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) dengan tulus ikhlas mengharap ridha Allah, maka hatinya tidak akan mati, pada hari ketika hati-hati sedang mati”.
Semoga kita termasuk dalam orang – orang tersebut, sebab Happy Ending Ramadhan tidak pernah identik dengan baju baru. Marilah kita lihat kisah berikut :
Diceritakan, sesungguhnya Umar bin Khattab ra pernah melihat putranya memakai baju yang usang pada hari raya, lalu Umar menangis, sehingga putranya bertanya, “Apa yang membuat ayah menangis?”. Umar berkata, “Hai anakku, aku khawatir kalau hatimu menjadi susah di hari raya ini, ketika teman-temanmu melihatmu memakai baju usang itu”. Putranya berkata, “sesungguhnya hanya hati orang yang kehilangan ridha Allah yang merasa bersedih atau orang yang berani kepada Ibu atau bapaknya. Dan sesungguhnya aku benar-benar mengharap ridha Allah berkat ridha ayah padaku”. Umar kemudian mendekap putranya sambil menangis tersedu-sedu serta mendoakan anaknya mudah-mudahan Allah meridhainya.
Teman.. tidak perlu bersedih dengan baju lama kita yang paling penting adalah kita tidak kehilangan Allah swt.
Tersenyumlah teman.. seperti kata Dr M. Zainuddin MA : Memang iblis pernah bersumpah akan senantiasa menggoda anak Adam sepanjang hidup manusia. Tetapi, Allah menjamin senantiasa mengampuni dosa-dosa anak Adam selagi masih mau meminta ampunan kepada-Nya. Maka, Syawal ini merupakan momentum yang paling tepat bagi umat Islam untuk saling memaafkan di antara mereka, berhalalbihalal sebagai bentuk penghapusan dosa secara horizontal dan masal.
Minal Aidin Wal Faizin
Kullu Amin wa Antum Bikhairin
Taqabbalallah Minna wa Minkum
Taqabbal, ya Karim
Salam
Hariadi Hardy